Dipicu Hujan Disertai Badai, Ratusan Rumah di Pessel dan Dharmasraya Terendam
Hujan lebat hanya sekitar enam jam diikuti angin kencang yang melanda hampir seluruh wilayah Kota Padang, Rabu dini hari (31/5) hingga siang lalu, tak hanya mengakibatkan banjir besar sebagian besar wilayah Padang. Namun, juga membuat Padang nyaris terisolasi. Selain di Padang, banjir dilaporkan juga terjadi di Dharmasraya dan Pesisir Selatan (Pessel).
Dua pintu masuk menuju Padang, masing-masing via Pessel dan Kabupaten Solok, sempat terputus beberapa jam. Via Pessel sempat terputus sembilan jam, setelah jalan nasional penghubung Padang dan Pessel terendam banjir di sejumlah titik.
Di antaranya, Jongah di Kenagarian Duku Selatan, Pasar Minggu, Kenagarian Duku, Kecamatan Koto XI Tarusan, Batu Hampar Selatan dan Kapuh Utara. Akibatnya, antrean kendaraan dari ke dua sisi pun tak terhindarkan.
Kondisi hampir sama juga terlihat jalur masuk via Kabupaten Solok. Hal ini terjadi seusai terjadi longsor di KM 18 Lubuk Paraku, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubukkilangan.
Longsor yang menimbun badan jalan Padang-Solok menyebabkan macet sepanjang satu kilometer. Akibatnya, lalu lintas sempat terputus selama lima jam Rabu pagi (31/5). Kendati tak sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, namun kerugian akibat banjir diikuti longsor itu diyakini miliaran rupiah.
Sedikitnya banjir besar merendam 14 titik di Padang. Di antaranya, Kompleks Jondul Rawang, Kelurahan Rawang, Kecamatan Padang Selatan, Belakang Koramil Matoaie, Kecamatan Padang Selatan, Tabiang Banda Gadang, Kecamatan Nanggalo.
Lalu, Rumah Potong Jalan Tarandam, Kelurahan Tarandam, Padangbaru, Kecamatan Padang Barat, Alai, Jalan Gajah Mada, Bandar Purus, Kecamatan Padang Barat.
Selanjutnya, Jalan Bandar Gereja Kali Kecil, Pulaukaram, Kompleks Jala Utama, Teluk Bayur, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jati, Kecamatan Padang Timur, Ampang Karang Gantiang, Khatib Sulaiman, Lapai dan Kelurahan Pangambiran Ampalu Nan XX, Kecamatan Lubukbegalung.
Berdasarkan pantauan Padang Ekspres, banjir terparah terlihat di Kompleks Jondul Rawang, Kelurahan Rawang, Kecamatan Padang Selatan. Sedikitnya 300 unit rumah warga terendam banjir, sehingga 800 warga terpaksa diungsikan oleh personel gabungan BPBD, Basarnas, TNI, Polri dan relawan lainnya. Di sini, ketinggian air mencapai sekitar 1 meter.
Harry Irawan, 38, warga Jondul Rawang menuturkan, genangan air mulai masuk ke kompleks tersebut sekitar pukul 03.00 Rabu dini hari (31/5). “Sekitar pukul 04.00 pagi, sudah sepaha orang dewasa,” ujar dia. Kendati masuk kawasan langganan banjir, namun Harry menyebut, banjir kali ini lebih parah dan warga terpaksa makan sahur di atas genangan air.
Pasien RSUP M Djamil Diungsikan
Banjir juga memaksa beberapa pasien rawat inap RSUP Dr M Djamil Padang dievakuasi ke tempat lebih tinggi. Di sini, ketinggian air bahkan mencapai lutut orang dewasa. Instalasi rawat inap (Irna), ruang penyakit dalam, ruang bedah, syaraf, paru, kulit, mata, serta lainnya, ikut terendam banjir.
Pejabat pengelola informasi dan dokumentasi RSUP M DJamil, Gustafinov, memastikan, pelayanan tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Iya, pasien di beberapa ruang perawatan sempat dievakuasi, tinggi air bervariasi paling tinggi selutut orang dewasa. Petugas telah berupaya membersihkan ruangan karena air sudah surut,” ucapnya. Sedangkan pasien sudah kembali ditempatkan ke unit masing-masing. masing-masing.
Kondisi serupa juga terlihat di RSUD Rasidin Sungaisapiah Padang. Yulia 32, keluarga salah seorang pasien mengaku sempat waswas dengan curah hujan tak kunjung berhenti. “Saya tempat takut, karena bangsal bedah yang sudah tidak terpakai itu terendam hingga sebetis orang dewasa,” ujarnya.
Nia Putri, 30, salah seorang pegawai di RSUD mengaku, pelayanan tidak terganggu. “Bangsal itu sudah tidak dipakai lagi, karena setiap kali hujan sering terjadi banjir. Sehingga, pihak rumah sakit mengganti dengan bangunan baru,” ujarnya.
Ujian Semester Diundur
Banjir juga mengakibatkan tertundanya ujian kenaikan kelas tingkat SD dan SMP se-Kota Padang. “Insya Allah besok (hari ini, red), kami sudah siap untuk melaksanakan ujian. Soal yang akan diujikan juga tidak ada kendala. Begitu juga siswa kelas VII sebanyak 266 orang dan kelas VIII sebanyak 270 orang, seluruhnya sudah kami beritahu tekait ujian besok,” ujar Syafri Atmi, kepala SMPN 12 Padang kepada Padang Ekspres, kemarin (1/6).
Masrizal Hasan, kepala SMPN 19 Padang menuturkan, pihaknya terpaksa menyampaikan menggunakan penundaan dari mulut ke mulut. Pasalnya, rata-rata siswa tidak memiliki alat komunikasi. “Guru- guru dan wali kelas juga memberitahukan kepada masing–masing orangtua siswa,” ujarnya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Padang, Ramson mengakui, ujian tingkat SD maupun SMP dilakukan hari ini. “Semua soal ujian telah kami distribusikan. Kami mengimbau seluruh siswa tidak telat datang ke sekolah. Ujian tetap dilaksanakan sesuai jadwal biasa dimulai pada pukul 07.00,” tukas dia.
Mahyeldi: Padang tak Lumpuh
Kepala BPBD Kota Padang Edy Hasmi mengakui bahwa banjir hampir merata di Padang. Di antaranya, dua titik di Padang Selatan, dua titik Padang Utara, dua titik Nanggalo, dua titik Padang Utara, dua titik Padang Barat, dua titik Padang Timur, dan Kecamatan Lubukbegalung ada tiga titik.
“Mujur, tak ada korban jiwa dalam musibah kali ini. Saat ini, kami bersama pihak kepolisian, TNI masih berjaga-jaga, karena cuaca masih mendung,” ujar dia. BPBD sendiri menurunkan empat perahu karet didukung 30 personel dalam musibah kali ini.
Selain banjir, tambah Edi, juga terjadi pohon tumbang di tujuh titik. Di antaranya, Jalan Dr Hamka, Airtawar, Padang Utara, Sawahan, Kelurahan Sawahan, Kecamatan Padang Timur, Jalan Hos Cokroaminoto di dekat Simpang 6, Jalan Kartini Belakang Kantor Gubernur, dan lainnya.
Selain itu, juga terjadi di dua lokasi. Yakni, RT 02 RW 05, Kelurahan Gates, Kecamatan Lubeg, dan KM 18 Panorama I Lubukparaku, Kelurahan Indarung Kecamatan Lubukkilangan. “Alhamdulillah, sekarang semuanya sudah terkendali,” ujar dia.
Di tempat lain, Kapolresta Padang Kombes Pol Chairul Aziz mengatakan, pihaknya menurunkan sebanyak 30 personel Sabhara, lengkap dengan alat bantu lainnya seperti perahu karet, sinso dan alat lainnya. ”Sampai saat ini, personel kami masih berjaga-jaga,” ungkapnya.
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah mengklaim bahwa banjir kali ini tidak mengakibatkan Padang lumpuh. “Kendati ada beberapa pemukiman warga terendam dan perlu dievakuasi, namun, tidak semua wilayah terendam. Kecamatan Kototangah dan Bungus tidak dilanda banjir, begitu juga Lubukkilangan,” kata Mahyeldi ketika meninjau banjir di Batuangtaba, Lubeg, Rabu (31/5).
Sementara dalam rapat evaluasi banjir, kemarin (1/6), Mahyeldi menyebut bahwa pihaknya segera melakukan pembenahan kawasan rawan banjir melalui operasi yang dilakukan Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
“Untuk tahap awal, kita minta DPU mengevaluasi seluruh penyebab banjir, baik drainase primer, sekunder maupun aliran sungai,” kata Wali Kota.
Nantinya, tambah dia, DPU akan membesihkan sedimen di lokasi-lokasi yang menjadi penyebab banjir. “Kalau untuk pembersihan bisa dilakukan melalui operasi secara cepat,” katanya.
Namun untuk perbaikan drainase, butuhkan biaya besar. “Nanti akan kita masukkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) perubahan, nilainya akan ditentukan dari hasil evaluasi DPU tersebut,” katanya.
Untuk normalisasi sungai, pihaknya akan memasukkan dalam APBD 2018. Selain itu, juga dibantu APBD dari provinsi dan pusat. Wali Kota juga berencana membangun tempat penampungan air pada wilayah rendah, seperti Rawang, Matoaie di Kecamatan Padang Selatan.
Benahi Tata Ruang
Sementara itu, pengamat lingkungan dari Universitas Negeri Padang (UNP), Indang Dewata meminta pemko harus sesuai tata ruang setiap membuat kebijakan. “Kebijakan itu harus sesuai dengan daya tampung dan daya dukung dari setiap perencanaan pembangunan,” katanya.
Indang juga menekankan perlunya keseimbangan lebar jalan dengan drainase di Padang. “Terutama di jalan-jalan protokol, kenyataannya sekarang drainase yang dibangun dengan lebar jalan tidak seimbang. Jika memang Padang akan ditata secara benar, maka harus diperhatikan tata ruang,” tutupnya.
Terpisah, pengamat tata ruang dari Universitas Bung Hatta (UBH), Haryani berharap, tata ruang Padang diatur benar untuk kemaslahatan umat. “Pembangunan harus sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang telah dibuat dan direncanakan Pemko,” harapnya.
Dia juga menyarankan perlunya lahan untuk daerah resapan air. “Lahan untuk daerah resapan air itu diatur dalam Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang. Padang harus taat atas undang-undang berlaku,” tegasnya.
Di sisi lain, Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar, Uslaini menyayangkan lambannya perbaikan fasilitas umum yang sangat urgent seperti drainase. “Pemko harus memperbaiki drainase secara total dan pastikan terkoneksi dengan banjir kanal yang ada,” pintanya.
Menurutnya, management kontrol diperlukan untuk melihat kondisi drainase yang ada. “Kapan perlu sekali dalam sebulan drainase dicek secara teratur, agar banjir seperti kemarin tidak terulang,” katanya. Selain itu, juga perlu penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan sumur resapan.
Pessel dan Dharmasraya Banjir
Selain Padang, banjir juga terjadi di Pessel dan Dharmasraya. Di Pessel, banjir dipicu meluapnya Batang Tarusan. Akibatnya, ketinggian air di jalan nasional mencapai 2 meter sehingga beberapa kawasan kebanjiran. Bahkan, jalan nasional Padang-Painan lumpuh sembilan jam.
Wali Nagari Duku Darmaizon mengungkapkan, banjir mengenangi ratusan rumah warga di Cumateh dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Salah seorang warga Cumateh Ermita, 41, mengungkapkan, dia bersama keluarganya hanya bisa bertahan di rumah saja katika hujan deras disertai badai. “Ketinggian air mencapai dada orang dewasa,” ujarnya.
Sementara Wali Nagari Duku Utara, Widoyo menyebutkan, ratusan rumah warganya juga tergenang banjir ketinggian 50 cm. Di Kenagarian Apiapi Kecamatan Bayang, air juga mengenangi jalan nasionl dan pemukiman warga dengan ketinggian mencapai 50 cm. Di Kenagarian Sei Lundang, Siguntur, beberapa pohon dilaporkan tumbang. Banjir juga terlihat di Bayang.
Bupati Pessel Hendrajoni kepada Padang Ekspres menilai, harus ada solusi terhadap persoalan ini (jalan nasional terendam, red). “Kita akan memerintahkan wali nagari setempat membuat proposal untuk menambah ketinggian jalan dari yang sekrang, sehingga ketika aliran Batang Tarusan meluap tidak sampai ke jalan,” ujarnya.
Di Dharmasraya, banjir terjadi di Nagari Span Jaya dan Nagari Muaro Sopan Kecamatan Padanglaweh. Akibatnya, ratusan jiwa dan ratusan rumah terendam banjir. Ketingggian air diperkirakan mencapai dua meter.
“Berdasarkan laporan yang kita terima dari wali nagari, setidaknya sekitar 110 unit rumah terendam banjir atau 450 jiwa,” ujar Kepala BPBD Soewandinya. Dia menyebut, banjir terjadi akibat meluapnya Batang Hari. Kondisi tersebut diperparah dengan meluapnya tiga sungai kecil, masing-masing Batang Timpeh, Batang Bungo dan Batang Sopan.
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menegaskan, pihaknya sudah mengerahkan bantuan tenaga ke lokasi banjir melalui BPBD, termasuk mengerahkan perahu karet untuk evakuasi warga. Di samping itu, Dinas Sosial juga sudah mendirikan dapur umum.
Deputi Bidang Meteorologi Yunus S Swarinoto menyebut, bencana beberapa hari terakhir dipicu kondisi atmosfer yang sangat labil di wilayah Indonesia. Kondisi ini disebabkan oleh beragam fenomena, mulai pertemuan angin hingga dinamika atmosfer skala yang lebih luas.
“Besarnya pengaruh lokal dan tingginya pemanasan mengakibatkan periode saat ini hingga akhir Juli nanti, memicu peningkatan intensitas thunderstorm yang memungkinkan terjadi petir dan angin kencang. Beberapa hari ke depan, suplai uap air sebagai pendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera masih relatif tinggi,” terang dia. (*)
LOGIN untuk mengomentari.