in

Simaka Putus, Padang-Painan Normal

Atap Rumah Terbang, Pohon Tumbang

BMKG: Cuaca Ekstrem Berlanjut

Rentetan musibah berlanjut di Sumbar. Setelah sehari sebelumnya, akses jalan Painan-Padang terputus akibat longsor dan banjir pasca-meluapnya Batang Tarusan, Pesisir Selatan (Pessel), kemarin (28/11), giliran ruas jalan Sicincin-Malalak (Simaka) terputus akibat longsor.

Informasi yang dihimpun Padang Ekspres, longsor terjadi di Jorong Limo Badak, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, kemarin (28/11) sekitar pukul 12.00. Selain mengakibatkan terputusnya akses jalan Simaka, juga mengakibatkan seorang pengendara sepeda motor cedera.  (Baca halaman 12).

”Korban sudah dilarikan ke RSAM Bukittinggi,” ujar Camat Malalak, Hidayatul Taufik saat dikonfirmasi Padang Ekspres lewat pesan WhatsApp, kemarin (29/11). Korban diketahui bernama Hasmi, 60, warga Limapuluh Kota, mengalami patah tulang rusuk. Ruas jalan ini kembali bisa dilalui sekitar pukul 15.40.

Kembali Normal

Di sisi lain, ruas jalan Padang-Painan yang terputus selama 14 jam (mulai pukul 15.00, Senin (27/11), akibat meluapnya Batang Tarusan dan longsornya kawasan perbukitan di daerah Sei Lundang, kemarin (28/11) mulai pukul 05.00, sudah bisa dilewati kembali. 

Kembali normalnya akses jalan ini, membuat ratusan pengendara roda dua, roda empat hingga truk yang terjebak macet panjang, lega. Dibantu petugas, secara  bertahap pengendara yang terjebak macet bisa melanjutkan perjalanannya.

Jonedy Tanjung, 45, warga Batuhampar, Kecamatan Koto XI Tarusan, pengendara yang ditemui Padang Ekspres di lokasi, dia mengaku mulai terjebak macet mulai pukul 16.00. Jonedy bersama istri, anak dan saudaranya, berniat menghadiri acara keluarganya di Padang. 

“Saya kira perjalanan bisa lancar, namun ternyata luapan Batang Tarusan mengenangi jalan Nasional hingga ketinggian 1 meter di daerah Jongah, Kenagarian Duku Selatan, Kecamatan Koto XI Tarusan. Dengan kondisi lapar dan lelah, kita terpaksa menunggu hingga pukul 23.00 baru bisa lewat,” ujarnya. 

Namun, perjalanannya kembali tersendat di daerah Jembatan Dua, Kenagarian Duku. Pengedara tak bisa lewat akibat ketinggian air mencapai 2 meter. Jonedy pun kembali harus menunggu sampai pukul 03.00 kemarin dini hari. “Mata mengantuk, lapar, lelah dan anak yang rewel, terpaksa harus dihadapi saat itu. Waktu itu, hujan masih turun dan tidak ada orang berjualan,” ujarnya. 

Kondisi yang sama juga dirasakan Syafril, 35, warga Gurun Panjang Bayang. Dia mengendarai sepeda motor dari arah Padang menuju rumahnya di Painan. “Kita berharap ada solusi agar kondisi ini tidak sering terjadi ketika hujan lebat,” ujarnya. 

Wali Nagari Duku, Kecamatan Koto XI Tarusan, Daimaizon mengungkapkan, salah satu kampungnya Cumateh menjadi lokasi terparah terkena dampak banjir. Di sini, sebanyak 75 Kepala Keluarga terpaksa bertahan di rumahnya ketika ketinggian air mencapai 2 meter. ”Kondisi ini sudah sering terjadi setiap hujan disertai pasang air,” ujarnya. 

Kabid Kedaruratan dan Kebencanaan Badan Penanggunglangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Syafrudin kepada Padang Ekspres mengungkapkan, terdapat beberapa titik terkena dampak banjir akibat luapan Batang Tarusan. Yaitu, daerah Api-Api Bayang, Sawahliek Kenagarian Kapuh Utara, Nanggalo Batuhampar, Cumateh Duku, Jongah Kenagarian Duku Selatan, Talawi Kenagarian Barung-Barung Belantai Tengah dan longsor di Sei Lundang. 

Dia mengimbau warga tetap waspada karena curah hujan bakal terjadi sampai akhir tahun ini. “Jika kondisi tidak memungkinan dan bisa mengancam jiwa, hendaknya warga segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi,” imbaunya. 

Badai di Padang

Sementara derasnya hujan disertai badai yang melanda hampir seluruh wilayah Padang dari sore hingga tadi malam, tidak hanya membuat terjadinya genangan air di beberapa jalan protokol. Namun, juga membuat sejumlah pohon dan rumah warga mengalami kerusakan.

Informasi yang diterima Padang Ekspres, Selasa (28/11) malam, sedikitnya tercatat dua pohon tumbang dan dua atap rumah warga diterbangkan angin yang berhembus cukup kencang. 

Kepala BPBD Padang menyebutkan, pohon tumbang yang pertama dilaporkan terjadi di Jalan Alai Parak Kopi RT 04 RW 10 menimpa satu rumah warga atas nama Lanani, 58.  “Alhamdulillah, pohon tumbang itu tidak menimbulkan korban jiwa dan tim reaksi cepat (TRC) BPBD Padang sudah memotong pohon tumbang tersebut,” ungkapnya.

Pohon tumbang kedua, jelas Edi, terjadi di RT 10 RW 03 Kelurahan Alanglawas (dekat kantor Lurah Alanglaweh). “Saat ini, tim TRC BPBD Padang juga telah melaksanakan pemotongan dan pembersihan pohon tumbang tersebut,” katanya.

Tak hanya itu, menurut Edi, dua atap rumah warga di RT 01 RW 09 Sungaibarameh dan RT 02 RW 06 Teluknibung, Kelurahan Gates, juga dihantam badai yang mengakibatkan atap rumah warga bertebangan.  “Saat ini, tim BPBD telah melakukan pendataan dan peninjauan ke lokasi yang dilaporkan,” ulasnya. 

Cuaca Ekstrem Hingga 2-3 Hari ke Depan

Disisi lain, Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan, beberapa wilayah di Indonesia masih akan dilanda cuaca ekstrem selama beberapa hari ke depan. Ini diakibatkan oleh Siklon Tropis Cempaka. Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis BMKG (Tropical Center Warning Center/TCWC) berhasil mendeteksi siklon tropis tersebut tumbuh sangat dekat dengan pesisir selatan Pulau Jawa.

Adanya Siklon Tropis Cempaka di wilayah perairan sebelah Selatan Jawa Tengah itu, kata Hary, mengakibatkan perubahan pola cuaca di sekitar lintasannya. Dampak yang ditimbulkan adanya Siklon Tropis Cempaka berupa potensi hujan lebat di beberapa wilayah. 

Dia menambahkan, potensi angin kencang hingga 30 knot juga diperkirakan akan terjadi di wilayah Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Laut Jawa, Selat Sunda bagian utara, perairan utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali hingga Selat Alas, Selat Lombok bagian Selatan, dan perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba.

Potensi gelombang tinggi 2,5-6 meter juga menyasar beberapa daerah. Seperti perairan selatan Jawa Timur, Laut Jawa Bagian Timur, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga selatan Jawa Tengah.

Menurut Hary, Siklon Tropis Cempaka masih akan bertahan dalam dua hingga tiga hari ke depan. Karena itu, masyarakat diimbau agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan. “Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang pohon tumbang dan jalan licin. Terutama aktivitas penerbangan di beberapa bandara di Pulau Jawa juga berpotensi terpengaruh akibat hujan dan angin kencang,” ungkap dia.

Dengan kondisi gelombang laut yang cukup tinggi masyarakat dan kapal-kapal yang melintas juga diimbau untuk tetap waspada dan siaga. Terutama nelayan tradisional yang beroperasi di perairan selatan Jawa. “Selain itu, diimbau untuk masyarakat pesisir agar menghindari aktivitas di sekitar pantai karena potensi gelombang pasang dapat terjadi di perairan selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta,” tambah dia.

Sejak berdirinya TCWC pada 24 Maret 2008, terpantau sudah empat kali siklon tropis terjadi di wilayah Indonesia. Yakni, siklon tropis Durga di perairan barat daya Bengkulu (22-25 April 2008), siklon tropis Anggrek di perairan barat Sumatera (30 Oktober-4 November 2010), Siklon Tropis Bakung di perairan barat daya Sumatera (11-13 Desember 2014) dan siklon tropis Cempaka yang terjadi pada tahun ini. Siklon tropis Cempaka berada pada posisi paling dekat dengan daratan dibanding siklon tropis lainnya di wilayah Indonesia.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan Siklon Tropis Cempaka mengakibatkan banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. ’’Ada sebelas orang meninggal dunia,’’ katanya. Seluruh korban meninggal itu akibat banjir dan longsor yang menerjang Kabupaten Pacitan. Perinciannya sembilan orang meninggal akibat tertimbun tanah longsor. Dan, dua sisanya terseret banjir.

Sutopo mengatakan, cuaca ekstrem akibat Siklon Tropis Cempaka secara keseluruhan telah mengakibatkan banjir, longsor dan puting beliung di 21 kabupaten/kota di penjuru Jawa, Sumatera dan Bali.

Sutopo mengatakan siklon tropis Cempaka diperkirakan bergerak menjauhi wilayah Indonesia mulai hari ini (29/11). Namun masih memberikan dampak berupa hujan deras dan gelombang tinggi di wilayah Jawa dan Bali sampai besok (30/11). ’’Masyarakat diimbau meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman banjir, longsor, dan puting beliung,’’ katanya. (*) 

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kenang Sejarah Jembatan Ratapan Ibu

Normalisasi Sungai Telan Biaya Rp 150 M