BEIJING – Pernyataan para pejabat Amerika Serikat (AS) tentang peran Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan (LTS) adalah fitnah.
Hal itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Senin (22/7), setelah AS menyuarakan keprihatinan atas laporan campur tangan Tiongkok dengan aktivitas eksplorasi minyak dan gas di perairan yang dipersengketakan itu.
Klaim Tiongkok atas LTS, yang dilayari kapal dagang dengan muatan bernilai sekitar 5 triliun dollar AS setiap tahunnya, diperebutkan secara keseluruhan atau sebagian, oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
Pada Sabtu (20/7) pekan lalu, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan tindakan provokatif Tiongkok yang berulang-ulang, ditujukan bagi pengembangan eksplorasi minyak dan gas lepas pantai dari negara-negara penuntut lainnya yang bisa mengancam keamanan energi regional dan merusak pasar energi Indo- Pasifik yang bebas dan terbuka.
Penasihat keamanan nasional untuk Presiden AS, Donald Trump, yakni John Bolton, juga mengatakan lewat media sosial Twitter bahwa perilaku koersif Tiongkok terhadap negara tetangganya di Asia Tenggara adalah kontraproduktif dan mengancam perdamaian dan stabilitas kawasan. Seruan yang serupa pernah disampaikan sebelumnya oleh Menlu AS, Mike Pompeo.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Geng Shuang, mengatakan bahwa komentar Bolton dan Pompeo itu tidak berdasar, sembari menambahkan bahwa AS dan “pasukan eksternal” lainnya menimbulkan masalah di LTS.
“Ini fitnah terhadap upaya Tiongkok dan Asia Tenggara untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas di LTS,” kata Geng dalam jumpa pers Senin. “Negara-negara dan orang-orang di wilayah ini tidak akan percaya kata-kata mereka,” imbuh dia.
Geng menambahkan, “Kami mendesak AS untuk menghentikan perilaku tidak bertanggung jawab seperti itu dan menghormati upaya Tiongkok dan negara-negara Association of South East Asian Nations (ASEAN) untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan bekerja untuk perdamaian dan stabilitas di LTS.”
Vietnam Protes
Negara anggota ASEAN adalah Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Lembaga think tank di AS melaporkan kapal Tiongkok dan Vietnam terlibat dalam perselisihan selama beberapa pekan di dekat blok minyak di zona ekonomi eksklusif Vietnam.
Vietnam yang bertahun-tahun terlibat pertikaian dengan Tiongkok atas wilayah yang berpotensi kaya energi, pada Jumat (19/7) lalu, menuduh kapal survei minyak Tiongkok dan pengawalnya melanggar kedaulatan dan menuntut agar Tiongkok memindahkan kapal-kapal dari perairan Vietnam. SB/AFP/AR-2