Jujur nih yaa jujur (bacanya pake logatnya Reza Chandika ya.. Jujur..) aku ngerasa bertanggung jawab banget atas setiap kata -kata “racun” yang dilempar ke aku. Bertanggung jawab kalau memang benar produk yang aku review itu beneran bagus jadi aku enggak merasa bersalah kalau temen-temen “keracunan” dan beli produk itu.
Tapi nih tapi, ada baiknya kita belajar juga tentang financial sebelum keracunan dan belanja
makeup hasil dari racun
beauty blogger atau
beauty vlogger. Aku juga masih belajar tentang keuangan. Makanya, hari Sabtu kemarin, tanggal 23 November 2019, aku ikutan belajar financial secara fun bareng, makanya namanya FUNancial bareng
Home Credit dan
Indonesian Female Bloggers dengan Tema SHOW ME THE MONEY : Smart Financial Moves to Achieve Your Goals.
Indonesian Female Bloggers adalah komunitas blogger khusus perempuan dari berbagai niche yang selalu saling empower each others, salah satunya dalam acara seperti ini. Sedangkan Home Credit adalah perusahaan pembiayaan dari Ceko yang sudah ada di Indonesia sejak tahun 2013. Walaupun namanya “home credit”, tapi Home Credit tidak menyediakan pembiayaan untuk pembelian rumah, tapi menyediakan jasa pembiayaan untuk “isi” rumahnya, seperti barang elektronik, pembiayaan multiguna, dan lain-lain.
Menurut Freya, Vice President dari Home Credit, acara ini bertujuan untuk memberikan ilmu financial secara menyenangkan. Dan benar.. aku ga mumet selama acara. Terus yah, data OJK menunjukan bahwa 70% masyarakat Indonesia tidak paham bagaiamana cara mengatur keuangan. Langsung aku ketawa dalam hati begitu dengar statement tersebut karena merasa menjadi bagian kaum 70% itu. LOL.
Aku beruntung, benar-benar beruntung bisa ikutan acara ini karena asli isinya ilmu banget dan kali ini aku akan share juga ilmu yang aku dapat kemarin. Siapin cemilan dan catetan supaya bisa dicatat yang penting-penting, eh atau screen shot juha bisa sih ya di zaman digital kayak sekarang. LOL.
Pokoknya kamu harus baca supaya kamu bisa mengontrol keuangan kamu sebelum kalap beli racun-racun dari beauty blogger atau vlogger yang kamu lihat reviewnya. (Maksa.. Hoho)
1. Wajib Catat Cash Flow
Ada enggak dari teman-teman yang selalu mencatat keuangan, baik uang yang masuk maupun uang yang keluar? Kalau kamu mencatat semua cash flow secara detail, bagus dan lanjutkan. Menurut Dipa, seorang financial advisor dan juga co-founder Hahaha Corp, semua cash flow harus dicatat sedetail mungkin. Berapa pemasukan dan pengeluarannya, bahkan Dipa juga mencatat uang Rp 2000,- yang ia keluarkan untuk bayar toilet. Yap, segitu detailnya.
Dengan mencatat keuangan secara rinci, kita bisa mengetahui uang kita mengalir kemana saja. Dengan begitu kita menjadi sadar akan latte factor. Latte factor adalah pengeluaran dengan nominal kecil tapi dilakukan secara berulang dan tidak disadari. Contoh latte factor adalah jajan boba atau kopi kekinian. Walaupun murah, kalau beli boba terus seminggu setiap hari lama-lama nominalnya jadi besar gengs.
Latte factor ini sebenarnya sudah aku kenal sejak dulu dengan istilaj “bocor halus”, halus sih, lama-lama besar juga bocornya. Haha.
2. Membuat Pos Pengeluaran Saat Gajian dan Menyediakan Dana Darurat
Latte factor bisa dicegah dengan cara pencatatan keuangan secara detail dan menempatkan uang pada pos-pos nya. Misal, setelah kamu gajian nih, langsung dialokasikan ke masing-masing pos, berapa untuk transport, ngekos (kalau ngekos), bayar tagihan (kalau ada), belanja, dan lain-lain.
Supaya pengeluaran jelas akan kemana saja dan mudah dikontrol. Selain itu, kalau kamu mau memulai untuk melakukan pembiayaan KPR; kendaraan bermotor, atau apapun, pastikan cicilannya tidak lebih dari 30% pendapatan kamu supaya keuangan kamu tetap sehat.
Selain itu menyiapkan dana darurat juga penting. Dana darurat adalah uang yang akan dikeluarkan kalau ada kejadian diluar prediksi. Jadi, saat mendesak yang unpredictable datang kita sudah siap secara keuangan. Idealnya, dana darurat disiapkan 3x gaji kalau masih single atau berkeluarga tapi belum punya anak, 6x gaji kalau sudah memili dua orang anak, dan 9-12 kali gaji kalau memiliki 3 orang anak.
Kalau kantor kamu tidak menyediakan asuransi, sebaiknya kamu ikut asuransi kesehatan (tanpa unit link), terlebih kalau kamu sudah berkeluarga, asuransi jiwa itu penting.
Lalu bagaimana dengan freelancer yang pendapatannya tidak tetap? Menurut Riana Bismawark, founder dari bellowcepek.com, freelancer pun harus “gajian”, caranya setiap uang yang cair dari project-project yang dijalani semua dikumpulkan dulu dalam rekening terpisah, lalu pada tanggal gajian yang sudah ditetapkan sendiri baru dicairkan ke rekening gajian.
Selain itu, saving harus disisihkan, bukan disisakan. Jadi jelas berapa target uang tabungan yang terkumpul di akhir tahun. Disisihkan setelah gajian, bukan nanti sisanya berapa itu yang ditabung.
3. Memulai Investasi
Pilih investasi yang paling sesuai dengan karakter kamu. Tanya diri sendiri apakah lebih suka yang low risk, low returns; atau lebih suka yang high risk tapi high return?
Sekarang banyak loh ternyata e-commerce yang menyediakan reksadana. Mulai dari nominal Rp 10.000,- juga bisa.
Mimpi yang Realistis dan Detail
Kalau dulu zaman aku kecil, sering ada yang bilang mimpilah setinggi-tingginya. Tapi, ternyata statement itu enggak sepenuhnya benar karena kemarin dibahas bahwa mimpi kita harus realistis dan detail.
Misalnya jangan langsung mimpi mau punya pesawat jet, tapi harus jelas tahapannya gimana untuk memiliki pesawat jet itu. Misalnya, aku mau mimpi bulan depan mau liburan ke Jepang, hitung semua biaya yang dibutuhkan untuk liburan, dan kalau aku tunda liburannya sampai tahun depan, nilainya berapa.
Jadi segitu yang bisa aku share hari ini tentang FUNancial, semoga bermanfaat buat kamu. Oiya Mbak Riana juga mengingatkan kita kalau jangan beli yang kamumau, tapi beli yang kamu butuh. Butuh juga ada tingkatannya, apa benar butuh atau butuh untuk pansos, LOL.