Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut rencana pemerintah Indonesia membeli pesawat tempur asal Rusia, Sukhoi Su-35, tidak menemui kendala apapun. Ia berkata, Kemhan saat ini masih menunggu harga dari Rusia. “Sudah selesai, tinggal harganya saja,” kata Ryamizard saat ditemui di pameran industri pertahanan Indo Defence 2016 Expo & Forum di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (3/11), dilansir dari CNN Indonesia.
Ryamizard mengatakan, proses pembelian Sukhoi tidak berjalan alot. Ia mengklaim, selama ini proses tawar-menawar pembelian delapan Sukhoi antara pemerintah Indonesia dengan Rusia masih terus berlangsung. Dia berharap harga yang ditawarkan Rusia tidak terlalu tinggi. “Bukan progresnya yang lama. Saya menekankan harganya berapa. Selagi harganya belum ada, saya akan tanya terus,” ujarnya. Lebih dari itu, Ryamizard menuturkan, perjanjian alih teknologi dan offset dalam pembelian Sukhoi telah diteken.
Dalam empat tahun terakhir, belanja pertahanan Indonesia meningkat 77 persen menjadi Rp108,7 triliun. Di sisi lain, Kemhan juga telah menandatangani kontrak pembelian 24 jet tempur F-16 dari perusahaan asal Amerika Serikat Lockheed Martin. Sebanyak 14 unit F-16 di antaranya telah dikirim ke Indonesia. Sebanyak 10 unit lainnya akan dikirim pada awal 2018. “(Sukhoi) sudah hampir (jadi). Yang lain sudah ketemu harganya. Saya mau harganya. Kalau enggak tahu harga, bisa jadi menggelembung karena kami enggak ngerti,” ujar Ryamizard.
Pengadaan Sukhoi merupakan upaya strategis Kemhan mengganti F-5 yang saat ini usianya mendekati 40 tahun. Dari sisi teknologi, pesawat tempur dari skuadron 14 Madiun itu sudah tertinggal. Indonesia membeli pesawat F-5 dari Amerika Serikat pada akhir dekade 1970-an. Indonesia membeli 16 unit pesawat tempur yang dilengkapi dengan rudal air to air AIM-9P2 Sidewinder yang disebut salah satu rudal perang udara yang paling canggih kala itu. “F-5 itu usianya sudah hampir 40 tahun. Enggak usah dipakai perang nanti juga jatuh sendiri,” kata Ryamizard.
LOGIN untuk mengomentari.