Lintas OPD Pemprov Sumbar perlu berkomitmen mewujudlan program 100 ribu entrepreneurship yang menjadi unggulan Pemprov Sumbar.
Untuk mendukung progul tersebut, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Sumbar melaksanakan program pemberdayaan perempuan yang rentan ketahanan keluarganya dalam meningkatan ekonomi keluarganya.
Di mana, perempuan rentan dengan masalah kehidupan yang dihadapinya, diangkat ekonominya dan dibekali dengan soft skill. Mereka diajarkan untuk membuat produk-produk rumah tangga. Yang mengajarkan mereka itu adalah para ahli di bidangnya. Yang diajarkan pun tergantung keinginan dan selera masyarakat.
Kepala DP3AP2KB Provinsi Sumbar, Gemala Ranti, Rabu (30/11), mengungkapkan program pemberdayaan perempuan rentan ketahanan keluarga ini sudah dimulai sejak akhir 2021 dan berlanjut hingga 2022.
Tahun ini dari target 1.000 perempuan rentan, yang terlatih hingga saat ini mencapai 825 perempuan. Tersebar di beberapa kabupaten kota di Sumbar. Namun, yang terbanyak tahun 2022 ini di Kabupaten Agam dan Kota Padang.
“Pelatihan melalui APBD murni tahun 2022 sudah selesai dilaksanakan. Tinggal lagi melalui APBD Perubahan. Jadi sampai akhir tahun ini pelatihan yang kita laksanakan terus berlanjut menuju target 1.000 perempuan,” terangnya.
Produk yang dihasilkan melalui pelatihan yang digelar selama 3 hari ini berupa produk kue-kue jajanan sekolah dan produk makanan lain. Seperti, donut, pisang salai, coklat, kue makanan ringan dan lainnya. termasuk kerajinan tangan seperti sulaman dan ukiran serta aksesoris bross untuk jilbab dan lainnya.
“Tenaga pengajarnya benar-benar selektif, yang ahli dan benar-benar memiliki rasa yang nyambung dengan peserta. Jadi yang diajarkan bagaimana membuat produk yang benar-benar berkualitas. Bagaimana menggunakan minyak goreng yang baik. Termasuk takaran adukan bahan-bahan kue seperti vanila gula, tepung, coklat yang pas. Termasuk kerajinan sulaman. Semuanya diajarkan lebih detail,” terangnya.
Tidak hanya sekadar melatih saja, Gemala mengungkapkan, dirinya juga melakukan evaluasi dari hasil pelatihan yang digelar. Misalnya, hari pertama dan kedua dilihat proses pelatihan yang diajarkan. Hari ketiga dilihat hasilnya, bahkan divideokan.
“Ternyata mereka yang ikut pelatihan cukup antusias untuk membuat produknya sampai jadi. Tidak sembarang hanya sekedar pandai membuat saja. Tapi memperhatikan kualitas. Misalnya membuat donat, pelatihan yang diberikan bagaimana membuat donat yang berkualitas seperti donat terbaik merk J-Co. Hasilnya donutnya memang yang terbaik dengan kualitas seperti donat J-Co,” terangnya.
Dari program pemberdayaan yang dilaksanakan tersebut, juga telah membuahkan hasil. Di mana, produk kue-kue yang dihasilkan oleh perempuan rentan ini sudah masuk ke sekolah-sekolah. Termasuk juga disediakan untuk konsumsi snack untuk kegiatan-kegiatan nagari dan kecamatan yang melibatkan orang banyak.
“Jadi hasilnya sudah ada. Karena yang mengajarkan itu dari yang ahli dan produknya juga sudah terkenal, ikut membantu promosi produk yang dihasilkan. Jadi produknya cepat dikenali masyarakat karena kualitasnya. Sehingga mampu menghasilkan pendapatan tambahan yang menopang dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka,” terangnya.
Dengan cukup besarnya manfaat dari program pemberdayaan untuk kelompok perempuan rentan ini, maka tahun 2023 nanti menurut Gemala program ini akan terus berlanjut di hampir seluruh kabupaten kota nantinya. (cr4)