PEKANBARU – Dua hari belakangan, masyarakat di sekitar Jalan Rawa Indah, terutama masyarakat yang tinggal tepat dengan ujung landasan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru mendengar suara tak wajar dari kejauhan.
Suara itu dipastikan berasal dari ujung landasan dan bisa dipastikan juga berasal dari mesin pesawat tempur milik TNI AU.
“Suaranya sangat keras seperti mendesah-mendesah gitu. Sudah dua hari belakangan ini terdengat sangat keras,” kata Zul, warga Jalan Rawa Indah kepada wartanesia.com saat berbincang di seberang ujung landasan.
Masih kata Zul, tergelincirnya pesawat tempur jenis F16 kemarin petang diduga kuat sudah rusak sebelum terbang.
“Bisa jadi kemarin itu uji coba pesawat. Karena kami menduga ada kerusakan sebelum pesawat itu diterbangkan,” katanya.
Cerita Zul dan masyarakat lain saat menyaksikan evakuasi bangkai pesawat itu kemarin, suara yang ditimbulkan dari mesin pesawat super cepat itu tidak seperti biasanya saat menggelar latihan terbang.
“Kalau biasanya latihan terbang tidak ada suara mendesah-desah. Nah dua hari ini sebelum kejadian, suara mesinnya terdengar menjerit seperti pesawat gagal take off,” katanya.
Sementara konfrensi pers yang digelar Komandan Landasan Udara (Danlanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Marsma TNI Hendri Alfiandi malam tadi menjelaskan, kecelakaan itu hanya insiden kecil karena malfunction.
“Sekitar pukul 16.55 WIB, pesawat mendarat dengan sempurna. Namun, setelah dilakukan pemberhentian, di situ ada yang malfunction. Penerbang berusaha memberhentikan pesawat secepat mungkin sesuai prosedur, tapi tidak berhasil,” ujar Hendri didampingi Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn) Pekanbaru Mayor Sus Rizwar.
Saat kejadian, pesawat tempur itu dikendalikan oleh Lettu Pnb Marko. “Dia siswa konversi. Sedangkan di kursi belakang, Mayor Pnb Andri. Dia sarjana teknik,” ujar Hendri.
Laporan: Rian