in

Berpulangnya Sosok Pemersatu

Berita sedih pada Kamis pagi (16/3) membuat tersentak. Salah seorang putra bangsa sekaligus alim ulama besar, KH Hasyim Muzadi, berpulang. Sebuah kehilangan besar bagi bangsa ini atas kepergian pengasuh Ponpes Al Hikam, Malang, tersebut.

Suasana pemakamannya sudah menunjukkan siapa diri ketua umum (Ketum) PB NU 1999–2010 tersebut. Di luar area, yang tampak berjaga bukan hanya GP Ansor. Banyak pula pemuda yang mengenakan baju FPI. Dua entitas yang saat ini berbeda pandangan politik dan berhadapan itu bisa saling rukun untuk memberikan penghormatan terakhir.

Tamu yang datang ke pemakaman juga menunjukkan kualitas diri almarhum. Selain Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, sejumlah tokoh dari ormas dan aliran lain pun berdatangan. Antara lain, mantan Ketum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Habib Rizieq Shihab. Sejumlah “lawan politiknya” seperti Wapres Jusuf Kalla (yang pernah headto-head bertarung dalam Pilpres 2004) pun tak alpa hadir.

Berhasil mengumpulkan sejumlah tokoh yang berlawanan dan membuat rukun menunjukkan bahwa KH Hasyim memang sosok yang istimewa. Tidak salah jika Presiden Jokowi yang menjenguknya sehari sebelum beliau wafat menyebut sang kiai sebagai “sosok yang menunjukkan kebinekaan”. Kiprahnya menunjukkan bahwa dia bisa diterima semua golongan.

Selain itu, banyak pihak yang menyebutnya tokoh yang jenaka. Banyak yang menyatakan bahwa almarhum Gus Dur kerap mengambil joke-joke segar dari KH Hasyim. Jika bertemu berdua, konon mereka lebih sering tertawanya daripada seriusnya. Tentu saja, level bercanda dua tokoh itu berbeda dengan warga kebanyakan.

Kiprah KH Hasyim menunjukkan perjuangan dan keuletannya. Pernah menjadi anggota DPRD Jatim pada 1986, KH Hasyim kemudian melanjutkan karirnya menjadi ketua PW NU Jatim pada 1992. Tujuh tahun kemudian, suami Hj Muthomimah itu menjadi ketua umum PB NU.

Pada 2004, KH Hasyim maju menjadi cawapres bergandengan dengan Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Sayang, pada putaran kedua, pasangan tersebut kalah melawan SBY-Jusuf Kalla. Selanjutnya, KH Hasyim lebih banyak berkiprah di bidang social keagamaan dan mengembangkan ponpesnya.
Setelah di Malang, KH Hasyim membuka Ponpes Al Hikam di Beji, Depok, dan berencana membuka lagi di Bogor. Sayang, sebelum impiannya tercapai, Allah sudah memanggilnya. Selamat jalan, Kiai… (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

RPG Beri Penghargaan Ke Dentsu Aegis Network

Saksi Ahli Jaksa Justru Untungkan Dahlan