Direktur Eksekutif Bersama Halal Madani (BHM) meluapkan kekecewaannya terhadap pemerintah daerah Sumatera Barat yang cenderung acuh tak acuh dalam mendukung program sertifikasi halal yang dikembangkan oleh lembaga sertifikasi halal anak nagari.
Salah satu program pelatihan yang dikembangkan BHM yakni pertama kalinya di Sumatera Barat mengadakan acara Pelatihan Berbasis Kompetensi Juru Sembelih Halal (Juleha) batch 4, meskipun tanpa support dari pemerintah.
BHM menggelar pelatihan profesi Juleha bekerja sama dengan CSR PT Charoen Pokphand Indonesia dan PT Japfa Comfeed Indonesia, Rabu (24/8) di Hotel Bunda Padang yang diikuti 14 peserta dari berbagai daerah di Sumbar.
Adapun output dari pelatihan ini adalah Sertifikat pelatihan juleha, sertifikat ini dapat digunakan untuk mendapat avokasi dan sertifikasi kompetensi BNSP Indonesia selain itu bisa dipakai untuk pengurusan sertifikat halal rumah potong atau tempat pemotongan unggas.
Hal ini dilatarbelakangi pentingnya kompetensi profesi Juru Sembelih Halal yang merupakan sosok vital dalam upaya menciptakan pangan halal bagi masyarakat karena masih minimnya juru sembelih halal bersertifikasi.
Bukan saja untuk memastikan penyembelihan hewan unggas halal, sertifikat Juleha ini bisa digunakan masyarakat mengurus sertifikat halal rumah potong ataupun usaha industri pemogongan unggas.
Hastrini Nawir mengatakan satu satunya lembaga pelatihan profesi halal yang berbasis masyarakat mengacu pada Undang-undang, adalah BHM. Namun Ia menyayangkan kurang respons pemerintah dalam merealisasi sertifikasi produk dan profesi halal.
“Kita sudah coba berkoordinasi dengan pemerintah Sumatera Barat,serta stakeholder dan OPD Sumbar tentang bagaimana kita bisa berupaya mengkontrol serta menciptakan produk, profesi dan pariwisata halal namun sampai saat ini kita masih belum mendapat dukungan dari pemerintah dan kita tetap jalan karena masih ada dukungan dari PT Charon Pokhand Indonesia melalui dana CSR,” tutur Hastrini
Ia berharap pemerintah ‘ngeh’ terhadap keberadaan lembaga sertifikasi halal yang berbasis masyarakat sehingga bisa men-support produk dan profesi halal yang mana daerah Sumbar sudah menjadi pilot projek pariwisata dan produk halal.
Agus Budi Harto, Head Area Sumatera PT Charoen Pokhand Indonesia berharap kegiatan dan program ini bisa berlanjut secara kontiniu supaya kita bisa ikut mengontrol sekaligus menghasilkan produk halal yang menjadi produk unggulan masyarakat.
“Pelatihan kompetensi profesi Juleha ini sangat penting dalam upaya kita ikut mengkontrol produk pemotongan hewan unggas di daerah Sumbar, semoga ilmu dan sertifikat ini bisa berguna,” harap Agus.
Senada, Kepala Dinas Peternakan Sumbar, drh. Safrida Adelisna mengapresiasi pelatihan yang diadakan oleh BHM. Ia menyambut baik upaya lembaga ini menciptakan tenaga profesi sembelih halal.
“Semoga peserta pelatihan Juleha ini dapat menggunakan sertifikat dengan sebaik-baiknya dan memberikan kebaikan kepada kita semua,” tutup Safrida.(*)