Palembang (ANTARA) – Bank Indonesia memperkirakan angka inflasi di Provinsi Sumatera Selatan kembali di kisaran rendah pada 2021 atau di rentan 3,0 plus minus satu persen.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Indonesia Hari Widodo di Palembang, Sabtu mengatakan tekanan inflasi yang rendah ini lantaran belum pulihnya permintaan masyarakat sebagai dampak dari masih berlanjutnya pandemi COVID-19 pada tahun 2021.
Namun, adanya kenaikan harga CPO di pasar internasional telah mendorong Iaju inflasi Iebih tinggi dari tahun 2021. Selain itu, adanya percepatan pembangunan infrastruktur, fenomena La Nina yang dapat menyebabkan gagal panen juga turut berperan dalam pembentukan angka inflasi di Sumsel sehingga tidak terlalu rendah.
Sejauh ini beberapa komoditas seperti cabai merah, beras dan gula pasir terbilang terjaga pasokannya sehingga turut menahan Iaju inflasi pada tahun ini.
Kegiatan pengendalian inflasi daerah terus dilakukan BI meIalui koordinasi dan sinergi dengan anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
TPID Provinsi Sumatera Selatan bersama Satgas Pangan akan terus memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap stabil yang sesuai dengan tiga arahan Presiden Republik Indonesia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Nasiona1 2021.
Tiga arahan itu, menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga terutama untuk barang kebutuhan pokok, mendorong peningkatan produktivitas petani dan nelayan, serta memperkuat sektor UMKM dan meningkatkan nilai tambah sektor pertanian.
“Kesejahteraan petani harus terus didorong dengan penguatan kelembagaan, perluasan akses pemasaran, optimalisasi KUR, dan pendampingan intensif,” kata Hari.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Seiatan pada bulan Oktober 2021 mengalami inflasi sebesar 1,54 persen (intin), dimana pada bulan sebelumnya tercatat inflasi seb 0,08 persen.
Perkembangan inflasi ini terutama dipengaruhi oleh inflasi yang bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Dengan perkembangan tersebut, realisasi inflasi kumulatif Sumatera Seiatan pada bulan laporan tercatat sebesar I, 40 persen (ytd).
Secara tahunan, inflasi IHK November 2021 tercatat sebesar 1,98 persen (yoy), Iebih tinggi dibandingkan dengan inflasi riasional an sebesar 1, 75 persen (yoy), namun Iebih rendah dibandingkan dengan inflasi Sumatera sebesar 2,13 persen (yoy).