in

Bolehkah Aku Merindumu?

Sejatinya manusia diciptakan berpasangan-pasangan. Cinta yang tumbuh diantara keduanya akan menjadi satu atas dasar ketulusan dan panggilan dari hati masing-masing. Seringkali orang berkata dari mata turun ke hati. Ya, Semua itu terjadi karena ada pertemuan yang membuat kedua insan manusia menjalin sebuah hubungan. Entah itu terjadi karena sikap, penampilan atau sesuatu yang hanya dapat dirasakan oleh masing-masing jiwa.

Lantas, bagaimana bila jarak memisahkan pasangan itu? Tentulah yang dirasakan adalah kehampaan. Bila setiap harinya mereka selalu bersama dalam melakukan segala hal. Kini harus melakukannya sendiri. Jarak memang tak sejahat itu, namun yang menyiksa adalah rindu yang datang setiap saat. Hampa rasanya bila seseorang yang kita sayangi jauh dari pandangan mata kita. Dulu yang setiap detiknya menjadi tombak penyemangat kita, dulu yang setiap harinya menjadi sumber senyuman di bibir, dan masih nampak pelangi yang terpancar di bola matanya.

Seringkali obat penawar rindu hanya sesaat yang dirasa. Namun bahagia sungguhlah terasa.

Apakah dia tau betapa sulitnya melupakannya yang berharga? Apakah dia tau betapa rapuhnya jiwa ini ketika kehilangannya?

Menyibukkan diri mungkin yang sering dilakukan orang dalam menghilangkan rindu itu. Namun, apalah daya bila rindu dan sosok orang yang kita sayangi itu selalu datang di waktu yang tidak tepat, dia datang di saat kita sedang berfokus pada apa yang kita hadapi. Hingga kefokusan ini terbagi.

Tuhan, boleh kah aku merindunya? Kau tau penawar rindu itu apa. Tuhan izinkan aku merasakan kehangatannya lagi, izinkan aku melihatnya lagi. Sungguh tiada daya ku lupakan dia. Sekeras apapun mencoba. Sekuat apapun mendirikan sebuah tembok penghalang rindu namun cahaya bayangnya selalu menembus kalbu.

Baca Juga: Jodoh Tanpa Pacaran, Mungkin Nggak sih?

Kasih… Bolehkah aku merindumu? Merindu sapa hangat darimu, merindu tawamu, merindu kala kita selalu bercanda bersama, saling berbagi waktu untuk saling mengisi, kau yang tak pernah lelah untuk selalu menghadapiku, menghadapi setiap tingkah yang menyebalkan dariku. Kau adalah seseorang yang sabar yang selalu menyayangiku disetiap saat.

Sepanjang jalan hidupku, kau selalu menghantuiku. Kau selalu menjadi bayang hidupku. Mungkin kalian pun merasakan bahwa sesaknya rindu membuat langkah kita menjadi kaku. Tak sedikit orang yang bisa pergi dengan mudah dari rasa ini. Tak sedikit orang yang berhasil lari dari kerinduan terhadap orang yang dicintai. Butuh ruang dan waktu sendiri. Itupun tak bisa berlangsung begitu cepat.

Tanpa kehadiranmu, Merindu adalah hal yang berat untuk dirasakan. Datanglah kasih,.. datanglah dengan senyuman itu. Ku yang selalu menunggu dalam penantian, ku yang selalu mengharapkan kedatangan. Jarak bisakah kita berteman? Waktu boleh kah kita bersahabat? Agar penantian ini terobati.

Penantian bukanlah hal yang mudah, butuh perjuangan dalam menjalankan prosesnya dan mengalahkan rintangan yang silih berganti menghampiri. Semoga kau merasakan hati yang dulu saling melengkapi. Dan kau merindukan apa yang aku rasakan.

Meski belum lama ku mengenalmu namun ntah mengapa hadirmu begitu dekat ku rasakan. Dan keyakinanku terhadapmu begitu kuat menyapa hatiku yang tak mudah untuk dimasuki orang lain. Sampai nanti Tuhan mempertemukan kita, aku akan selalu menunggumu.

What do you think?

Written by virgo

Donald Trump Beli 90 Pesawat Tempur F-35

Rasa Kasihan Bukan Alasan Tepat Untuk Terburu – buru Mencintainya