in

Butuh Dukungan Dana Pusat, Infrastruktur Transportasi di Sumbar Masih Minim

PADANG, METRO—Keterbatasan infrastruktur transportasi di Provinsi Sumbar masih menjadi kendala, dalam merajut keberagaman budaya dan pertumbuhan ekonomi di daerah ini.

Hal tersebut diungkapkan, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumbar, Heri Nofiardi pada kegiatan web seminar (Webinar) bertajuk Transportasi untuk Merajut Keberagaman, Rabu pagi (19/8).

“Anggaran kita (APBD) untuk membangun infrastruktur memang sangat terbatas. Namun, perlahan-lahan ada dana pusat (APBN) yang mengalir,” ungkap Heri, pada webinar seri ketiga dengan subtema Transportasi Darat ini.

Dana pusat yang mengalir tersebut contohnya, untuk pembangunan revitalisasi Pelabuhan Bungus Kota Padang, di Kepulauan Mentawai akan dibangun Pelabuhan Bajau, juga pelabuhan Teluk Tapang di Air Bangis Kabupaten Pasaman Barat.

“Di darat juga sedang dilakukan pembangunan Terminal Tipe A di Anak Aia Koto Tangah Kota Padang. Termasuk pembangunan jalan hotmix sepanjang tujuh kilometer ke pelabuhan Teluk Tapang. Jadi meski Covid-19, Alhamdulillah lah,’’ ujar Heri Nofiardi, melalui webinar yang diikuti Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) di provinsi ini

Selain pembangunan pelabuhan dan terminal tersebut, Kepala BPTD Wilayah III Sumbar, Deny Kusdyana menginformasikan, di Provinsi Sumbar juga bisa dilakukan skema buy the service (BTS) untuk mewujudkan transportasi darat massal. Tahun 2020 ini sedang dilakukan ujicoba di lima kota yakni; Medan, Palembang, Solo, Yogyakarta, dan Denpasar.

‘’Tahun 2021 kita ajukan juga skema buy the service ini ke pemerintah pusat. Tujuan akhirnya, mengurangi penggunaan angkutan pribadi,” ujar Deny.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI menyediakan dana Rp250 miliar untuk membiayai skema BTS pada transportasi umum di lima kota besar itu. “Jadi, BTS ini nanti, akan mengurangi tarif yang dibayar masyarakat. Mestinya Rp10 ribu, dengan ada subsidi ini jadi Rp5 ribu. Kita bisa bentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk mengelola hal ini. Sedangkan operator bisa bergabung dalam sebuah konsorsium,” ujar Deny.

Apakah skema BTS ini bisa diterapkan pada sektor pariwisata Sumbar? Deny Kusdyana mengatakan, justru sangat memungkinkan. “Sangat bagus malah. Sehingga wisatawan punya alternatif, malahan bisa jadi pilihan utama saat menentukan angkutan massal yang akan mereka pakai menuju lokasi wisata,” ujar Deny.

Menhub, Budi Karya Sumadi mengatakan, transportasi berperan merajut serta mempersatukan ragam aktivitas perekonomian, sosial, dan budaya di Indonesia. Terlebih pada masa pandemi Covid-19. Transportasi menjadi urat nadi pemulihan roda ekonomi dan sektor lainnya.

Untuk diketahui, Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau atau jika diukur panjangya setara dengan jarak dari London ke Bagdad. Indonesia terdapat 1.331 kelompok suku (hasil sensus penduduk 2010) dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI telah memverifikasi 652 bahasa daerah.

“Guna merajut simpul-simpul konektivitas, negara harus hadir memfasilitasi mobilitas rakyat, di manapun dan kapanpun melalui pembangunan infrastruktur transportasi,” kata Budi, pada webinar yang disiarkan langsung oleh BPTD Wilayah III Sumbar, di PCC Hotel Grand Inna Padang tersebut.(fan)

What do you think?

Written by virgo

Taiwan Berambisi sebagai Pusat Keuangan di Asia

Jubir Satgas Covid-19: Kesembuhan Covid-19 di Indonesia Tembus 100.000