in

CARA MENGEMBANGKAN AKUN INSTAGRAM

CARA MENGEMBANGKAN AKUN INSTAGRAM BY NIPUTU CHANDRA


Hai gengs. Assalamualaikum. Sosial media salah satunya instagram menjadi wadah bagi konten kreator berbagai niche, salah satunya adalah beauty. Kali ini Beautiesquad menggandeng Ni Putu Chandra atau yang kita kenal dengan Tutu untuk membahas bagaimana meningkatkan performa instagram kita.

Dan kali ini aku akan share hasil resume aku tentang Beautiesquad Ngopi Cantik bareng Tutu.

Instagram memiliki 1 Milyar pengguna aktif setiap bulannya dan sudah disebut-sebut sebagai “The Popular Social Network Worldwide”, sehingga menurut Tutu kita harus memanfaatkan crowd yang ada di instagram untuk mengunjungi dan membaca artikel kita di blog, memberikan awareness kepada audience tentang diri kita sendiri sebagai blogger atau content creator dan tentunya untuk menarik brand untuk project-project sebelumnya.
Untuk menunjang hal-hal tersebut, instagram sudah dilengkapi berbagai macam fitur, misalnya insta story, upload multiple post, video feed, business profile, peletakan link di bio, link swipe up di instastory (min 10k followers), promote post, IG TV, dan lain-lain.

Kenapa Harus Mengembangkan Akun Instagram Kita

Berikut adalah beberapa alasan menurut Tutu kenapa kita harus mengembangkan akun instagram kita:
1. Network
Instagram memiliki 1 Milyar pengguna aktif setiap bulannya, jadi menggunakan Instagram membuka peluang untuk reach  a lot of people dan tentunya untuk engage dengan audience kita
2. Keep Up to Date
Instagram menjadi tempat yang paling mudah untuk pay attention terkait trend atau berita terkini. Misalnya terkait makeup atau skincare baru bahkan drama-drama dunia beauty. lol.
3. Easy to Use
Mudah digunakan untuk on-the go dan share pengalaman secara real time

How to Grow Instagram Account

Berdasarkan informasi dari Tutu, ada dua macam definisi “growth” di Instagram, yaitu:
1. Peningkatan jumlah followers
Misalnya sebelumnya 5000 followers menjadi 8000 followers
2. Engagement rate dan metrics lain meninggkat
Metrics adalah measurement unit, suatu yang bisa dijadikan ukuran. Apabila kita sudah menggunakan business profile di instagram ada fitur insight yang digunakan untuk melihat data-data penting di akun instagram kita.
Metrics yang bisa kalian lihat dari fitur insights diantaranya:
•    Profile visits : dalam 7 hari terakhir, ada berapa akun yang mengunjungi akun kita
•    Website clicks: berapa orang yang klik link yang ada di bio
•    Reach: berapa jumlah Instagram user yang melihat postingan kita
•  Impressions: berapa kali postingan kita dilihat oleh Instagram user. Satu user bisa melihat postingan kalian lebih dari satu kali, makanya angka impressions lebih besar dari angka reach.
Angka-angka yang kita lihat dari setiap metrics tersebut adalah data instagram kita. Salah satu yang dihimbau oleh Tutu adalah kita tidak boleh share data tersebut secara sembarangan, kecuali diminta oleh pihak brand. Lagipun pihak brand biasanya meminta spesifik, jadi berikan apa yang diminta saja.
Contoh peningkatan metrics: Profile Visits dari 500 in the last 7 days menjadi 1500 in the last 7 days.
Tips mengembangkan akun instagram dari Tutu berdasarkan pengalaman Tutu:
 1.    Kuasai semua fitur dan metrics yang ada pada InstagramTak kenal maka tak sayang juga berlaku pada Instagram. Menurut Tutu Percuma apabila kita dalah pengguna Instagram, tapi tidak mengerti fitur apa saja yang bisa kita manfaatkan. Percuma juga kalo kita menggunakan bisnis profile di Instagram tapi tidak mengerti apa perbedaan business profile dengan personal account.

Kenali juga maksud dari metrics yang ada di insights masing-masing post atau insight dari akun Instagram kita sendiri. Bila perlu, catat angkanya, buat grafiknya (supaya kalian bisa melihat secara jelas, terjadi kenaikan atau penurunan) dan evaluasi masing-masing metrics, apakah mengalami peningkatan, penurunan atau malah stabil.

2.    Tentukan niche dan lakukan interaksi dengan akun yang memiliki niche yang sama
Niche sendiri itu maksudnya pengklasifikasian akun Instagram kalian berdasarkan jenis dan isi/kotennya. Misalnya, akun instagram Tutu @niputuchandra, memang fokusnya itu post tutorial makeup di Instagram, sharing review dan produk di Instagram. Semua ini masuk ke kategori beauty. Jadi niche dari akun tutu sendiri adalah beauty. Jangan lupa untuk berinteraksi dengan akun dengan niche yang sama untuk meningkatkan peluang foto/video kalian tetap berada di niche yang sudah kalian tentukan.
Apabila ada dari kita yang menggunakan Instagram untuk fangirling, kemudian dengan akun yang sama kita juga interaksi; like dan komen di postingan yang sebetulnya bukan niche kita, maka saran dari Tutu adalah membuat akun terpisah untuk melakukan fangirling tadi. Gunanya untuk menghindari akun kita pindah niche dan tentunya meningkatkan peluang postingan kalian dilihat oleh lebih banyak orang yang memiliki interest terhadap niche kita.
3. Kenali audience kita seperti apaKenali secara demografis: audience paling banyak laki-laki atau perempuan? Kemudian paling banyak di kelompok usia yang mana?
Kenali secara geografis: audience kalian kita banyak tinggal di kota mana? Negara mana?
Kenali secara psikografis: lifestyle, audience kitalebih banyak yang suka makeup koreakah? Makeup drugstore kah? Makeup highend kah?
Kenali secara behavioristis: perilaku seperti audience kita lebih banyak yang memang ingin tahu review produk atau sesama blogger/content creator?

Mengenali audience kita ini bisa membantu kita mengatur strategi ketika kalian akan post foto, video. Ini juga bisa membantu kalian memilah, kira-kira produk apa saja sih yang harus kalian share di Instagram.

4. Tentukan branding!

Berdasarkan analisa Tutu dari timeline di Instagramnya, masih banyak yang mengabaikan soal branding. Padahal branding ini sangat penting.

Branding disini maksudnya segala aktivitas yang bisa menguatkan dan menonjolkan diri kita sebagai blogger/content creator. Seperti apa sih akun kalian atau diri kita sendiri ingin dilihat oleh audience?


Contohnya:
a. @awkarin. Berdasarkan analisa Tutu, @awkarin ini cukup khas dengan 100 instagram story/hari dan foto-fotonya yang aesthetic. Contoh lain lagi, @21makeupaddictions, post video tutorial makeup hampir setiap hari dengan menggunakan background video berwarna pink. Jadi begitu melihat warna pink ingetnya ‘oh akun @21makeupaddictions loh dia serba pink’.
b.@aro_kopa, share makeup tutorial dengan backsound-backsound yang fun (kadang ada backsound dangdut atau lagu india) sehingga memberikan kesan kalo @aro_kopa ini adalah beauty conten creator yang fun. Atau akun @heidinatjahjadi, dengan branding yang terkesan elegan.
5. Berinteraksi dengan audience
Interaksi disini enggak cuma berupa kita share di insta story, audience kita lihat muka kita, lihat kita ngomong disana.

Interaksi di Instagram sendiri macam-macam, salah satu contohnya yang sering diabaikan adalah membalas komen audience. (A little hint: membalas komen audience juga dapat meningkatkan engagement rate akun kita loh!). Selain itu, interaksi juga bisa melalui direct message, melalukan poll, membuka question box dan live session.

6. Gunakan hashtag sesuai dengan niche kalian
Penggunaan hashtag sesuai dengan niche ini juga berfungsi untuk meletakkan akun kalian di niche yang tepat. Jadi hindari menggunakan hashtag yang bukan niche kita.
Contohnya: untuk niche beauty, gunakan #makeuptutorial #makeup… jangan malah menggunakan #foodporn #fashion
7. Konsisten
The first rule of social media itu adalah konsisten. Konsisten ini gak melulu soal rajin posting ya. Konsisten bisa berbagai hal. Misalnya, brandingnya yang konsisten, dari awal brandingnya elegan dan simpel… sampai akhirnya audience aware sendiri ciri khas/branding kalian seperti apa.

QnA Seputar Instagram dengan Tutu

1. Apabila ada instagram yang masih sedikit followersnya, namun pihak brand menanyakan rate, apa tips dari Tutu sehingga tidak mengecewakan brand?
Menurut Tutu, apabila brand atau client menanyakan ratecard berarti ia menghargai posisi kita sebagai konten kreator.
Agar tidak mengecewakan calon klien/brand tentu harus membalas email/direct message tersebut dengan sopan & professional, selanjutnya untuk masalah nominal dari ratecard sendiri bisa kamu sesuaikan sendiri dengan worth kamu sebagai blogger/content creator. Yang dilihat gak melulu soal followers loh, ada banyak akun instagram yang memang punya followers dibawah 5000 tapi memiliki engagement rate yang cukup tinggi.

Cara menentukan engagement rate rendah/tinggi:
1%: low
1%-3.5%: average
3.5%-6%: high
> 6%: really high

Jadi meskipun followers kamu, misalnya, belum mencapai 5000, kamu bisa nih meningkatkan engagement rate dan tunjukkin ke calon klien/brand melalui media kit… “ini loh dengan ER sekian, aku worth sekian”

2. Tips dari Tutu bagimana self branding agar tidak sama dengan konten kreator lain?
a. cari tahu nih, dari sekian banyak konten di instagram, yang mana sih yang banyak diminati oleh audience?
b. cari tahu kira-kira apa sih strength dari diri kalian sendiri? apakah jago blending eyeshadow? apakah paham betul soal ingredients? dst…
c. tentukan ciri khas tersendiri dari hal yang paling simpel. misalnya, kalian suka warna pink, kalian bisa gunakan warna pink ini sebagai branding kalian. misalnya background, desain dari lower thirds video, atau watermark berwarna pink.
3. Prime time yang kadang tidak sesuai dengan insight. Misal insight menunjukan prime time jam 13, namun post di jam 13 malah justru sepi.
Untuk ini memang harus trial dan error. Prime time memang misalnya menunjukan jam 13 nih, tapi ya gak semata-mata harus post jam 13. misalnya bisa 2-3 jam sebelumnya atau bisa aja post jam 13 tapi dengan menggunakan tambahan semacam teaser di insta story? efektif apa gaknya ya balik lagi ke akun kalian… strategi seperti ini bisa kalian temuin kalo kalian udah trial & error. 
intinya sih, instagram itu semakin sering diotak-atik, kalian bisa analisa patternnya seperti apa. begitu tau patternnya seperti apa, pasti tau strategi seperti apa yang harus diterapkan. Jangan cuma melihat instagram ini sebagai ‘ah cuma sosmed’. coba anggap akun instagram kalian ini sebagai ‘start up company kalian’. layaknya company, pasti mereka ada research dulu, trial & error dulu, ada investasi sana sini biar dia bisa survive dan bisa dilihat menonjol.
4.  Kalau kita ngedit caption kurang dari 24 jam itu bakal ngaruh ke berapa banyak like/viewers yang didapat dan itu biasanya kecil, Balas komen lebih dari 1 jam bisa ngurangin potensi kita untuk bisa masuk ke explore, Menggunakan hashtag terlalu banyak (walau sesuai niche) bakal ngga kedetect di explore (max 4).  Begitu apa benar ya?
a. edit caption kurang dari 24 jam bakal ngaruh ke berapa banyak like/viewers, berdasarkan trial & error aku sendiri gak ada ngaruh apa-apa ya. selain itu, berdasarkan berbagai research yang sudah aku baca, itu juga gak ada pengaruh ya, yang ngaruh itu kalo captionnya memang tidak memberikan cerita/pelajaran kepada audience. audience pasti males dong liat postingan yang captionnya kurang menarik.
b. balas komen lebih dari 1 jam bisa ngurangin potensi kita untuk bisa masuk ke explore
tidak benar ya… balas komen kapan saja boleh kok. semakin banyak interaksi di postingan, semakin besar potensi sebuah post masuk ke explore, tapi perlu diperhatikan kecepatan saat membalas ya, terlalu cepat balas komen juga bisa menyebabkan akun kalian diblok untuk komen, terlalu cepat ini aktivitasnya jadi menyerupai bot makanya diblok oleh pihak instagram.
c. penggunaan hashtag terlalu banyak bisa mengurangi potensi postingan muncul di explore memang kalau ini masih ada 2 pendapat, ada yang bilang terlalu banyak hashtag bisa dianggap seperti akun bot, makanya potensi postingan muncul di explore kecil, ada juga yang bilang semakin banyak semakin baik (asalkan tidak lebih dari batas hashtag yang ditentukan instagram, kalo gak salah 30 hashtags). Menurut aku pribadi yang lebih berpengaruh itu jenis hashtag yang kamu gunakan. Gunakan hashtag yang memang populer dan banyak orang gunakan, selain itu juga hashtag yang sering kamu cek atau interaksi.
untuk masalah banyak atau gaknya, aku masih netral, karena kalo berbicara dari pengalaman sendiri, aku kadang menggunakan 10 hashtags saja sudah masuk explore… kadang menggunakan 30 hashtags bisa masuk explore.
5. Cara menghitung Engagement Rate
Engagement rate = (jumlah likes + jumlah comments)/ followers x 100.
Tapi gak perlu ribet sih sekarang karena sudah cukup banyak ER calculator online, bisa cek dari socialblade.com atau https://phlanx.com/engagement-calculator.
6. Apakah ada kemungkinan kalau menggunakan hashtag berulang terkena Shadows Ban?
shadowban itu hoax ya, ini sudah ada konfirmasi dari pihak instagram bahwa tidak ada yang namanya shadowban. Untuk penggunaan hashtag memang sebaiknya tiap postingan bervariasi sih. 1 atau 2 hashtag yang sama boleh, tapi kan setiap postingan kalian pasti beda topik ya? beda cerita? gak mungkin dong ya misalnya post foto skincare dari brand A tapi hashtagnya dari brand Z.
Ada satu hal penting yang Tutu pesankan kepada semua peserta, yaitu : 
“lebih baik followers tidak banyak dengan engagement tinggi dan berintegritas daripada followers banyak tapi fake karena followers hanyalah angka dan bisa diotak-atik orang sedangkan integritas? balik lagi ke diri kita masing-masing seperti apa. Sesusah apapun di instagram, please jangan beli followers atau engagement… itu malah merusak branding kalian dan merusak data kalian :)”

Kira-kira segitu hasil Ngopi Cantik dengan Tutu kemarin. Aku terimakasih banyak untuk Beautiesquad yang sudah mengadakan Ngopi Cantik kali ini dan Tutu yang sudah membagi ilmunya.  

find me on:
instagram: @arianirosidi
youtube: Hai Ariani
FB Page: Hai Ariani
email:  ayarosidi@gmail.com

What do you think?

Written by Julliana Elora

Nishfu Sya’ban, Setelah Maghrib ini Baca Yasin 3 Kali

Putra Mahkota Saudi Puji Stabilitas Politik dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia