ACEHTREND.CO, Blangpidie – Kepala Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Arijal mengatakan, agama adalah sebagai pondasi awal untuk mencegah terjadinya kejahatan seksual.
“Salah satu cara untuk mencegah kejahatan seksual terhadap anak adalah dengan membentengi diri dengan memperkuat pendidikan terhadap agama,” ungkap Arijal,Kamis (15/2/2018). Hal itu disampaikan terkait maraknya aksi kejahatan seksual terhadap anak dibawah umur yang belakangan ini marak terjadi di Kabupaten Abdya.
Arijal menambahkan, jika sudah tertanam nilai-nilai agama dalam jiwa masyarakat tentu tindakan kejahatan apapun bisa diminimalisir dan dihindari, karena tatanan pondasi ke agamaan sudah melekat dalam jiwanya.
“Itu semua tergantung dari niat, semua bisa kita mulai dari kita pribadi, kemudian kita terapkan dalam keluarga dan kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, Insya Allah semua persoalan bisa diselesikan,” jelasnya.
Selain itu sambung Arijal, kejahatan seksual terhadap anak dan perempuan bukan hanya tanggung jawab sekelompok orang, akan tetapi persoalan tersebut merupakan musuh bersama.
“Selain dari apa yang saya sebutkan tadi, keseriusan juga menjadi modal dasar untuk mencegah agar tidak terjadi lagi perbuatan-perbuatan kejahatan seksual dan kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kabupaten kita ini,” sebutnya.
Menurut Arijal, banyak faktor keterkaitan sehingga seseorang bisa melakukan kejahatan seksual tersebut, diantaranya disebabkan oleh kemajuan teknologi, sebab ada pihak-pihak memanfaatkan teknologi secara kontsruktif sehingga berefek kearah negatif.
“Banyak faktor sehingga seseorang itu melakukan tindakan-tindakan kearah negatif, contohnya penggunaan teknologi kearah yang salah. Namun itu semja tergantung bagaimana kita mempergunakan teknologi tersebut,” ujar Arijal.
Untuk diinstitusi Kemenag Abdya lanjugnya, pihaknya telah melakukan uapaya-upaya pencegahan agar kekerasan seksual tidak merambah ke guru-guru madrasah dan peserta didik.
“Di lingkup Kemenag sendiri, Alhamdulillah kita telah melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah dan imbauan di setiap pertemuan, baik dengan guru maupun dengan peserta didik, dengan demikian kita harapkan kekerasan seksual yang terjadi bisa terantisipasi,” imbuh Arijal. [ ]
Komentar