in

Dahlan Benahi PT PWUmeski Sedang Sakit

Dukungan Terus Mengalir, Yakin Hakim Membebaskan

Perjuangan Dahlan Iskan dalam memperbaiki PT PWU Jatim bukan sekadar menolak gaji dan fasilitas sebagai direktur utama. Ketika tubuhnya digerogoti kanker hati, mantan menteri BUMN itu masih terus membenahi BUMD Pemprov Jatim tersebut agar terus menjadi lebih baik.

Kisah itu diceritakan Dahlan saat membacakan duplik dalam sidang di Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Surabaya kemarin (18/4). Dahlan sengaja membacakan duplik yang tidak terkait dengan materi hukum. Sebab, dalam repliknya, jaksa hampir sama sekali tidak menyanggah materi pembelaannya.

“Jalannya perkara ini mungkin seperti rujak cingur untuk Saudara Wisnu Wardhana, tapi seperti rujak sentul untuk saya: kami ngalor jaksa ngidul,” kata Dahlan yang disambut gerr… pengunjung sidang Dahlan memanfaatkan kesempatan repliknya untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT.

Sebab, selama menjalani sidang, dirinya bisa melewati masa kritis sehingga lolos dari serangan penyakit lupus yang nyaris saja menjangkitinya. “Saya berterima kasih (kepada hakim, red) atas izin berobat yang diberikan kepada saya,” ucapnya. 

Dalam dupliknya, Dahlan mengisahkan tetap harus menandatangani banyak dokumen terkait PT PWU ketika sedang sakit. Padahal, ketika itu dia harus sering pergi ke Singapura dan Tiongkok untuk menjalani pengobatan.

Sementara itu, dari Jakarta, dukungan terhadap Dahlan Iskan terus mengalir. Beberapa tokoh menggelar acara Tumpeng Cinta untuk Dahlan di Restoran Tjikinii Lima.

Hadir dalam acara tersebut Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Teguh Santoso, tokoh Tionghoa Jakarta Lius Sungkharisma, pengamat politik Hendri Satrio, mantan juru bicara KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Adhie Massardi, anggota Dewan Penasihat PWI pusat Djoko Saknoso, dan Koordinator Sahabat Dahlan Indonesia Don Suwandana.

Teguh Santoso mengatakan, tidak ada bukti-bukti yang mendukung dakwaan maupun tuntutan jaksa kepada Dahlan. “Tapi anehnya, jaksa menuntut Dahlan enam tahun,” ucap dia.

Menurut Teguh, Dahlan memimpin perusahaan daerah tanpa digaji dan tidak menerima fasilitas apa pun. Perusahaan yang dia pimpin menjadi besar dan meraih untung banyak. Tapi, Dahlan malah dijerat kasus yang tidak jelas. Dianggap melakukan korupsi, padahal tidak ada sepeser pun uang yang mengalir kepadanya.

Lius Sungkharisma mengatakan, di negeri ini banyak sesuatu yang aneh. Menurut dia, orang yang seharusnya dihukum karena melanggar aturan malah dibiarkan bebas.

Tapi, orang baik seperti Dahlan yang seharusnya tidak dihukum malah dijerat kasus yang tidak jelas dan mengada-ada. “Kami berkumpul di sini untuk melakukan perlawanan dan perjuangan,” tegasnya.

Lius masih menaruh harapan terhadap penegak hukum. Sebab, menurut dia, masih banyak penegak hukum yang punya hati nurani dan berjuang menegakkan keadilan.

Dia berharap hakim berani mengungkap kebenaran dalam kasus Dahlan. Menurut Lius, Dahlan merupakan orang sukses yang mau terjun untuk membangun bangsa ini. Jadi, prestasinya harus dihargai. Jangan jadikan orang yang sudah berjuang sebagai korban.

Sementara itu, Adhie Massardi yakin Dahlan akan dimudahkan dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Sebab, Dahlan sering membantu orang. Siapa yang senang membantu akan dimudahkan. “Maka, tidak ada persoalan yang rutin,” ucap dia.

Adhie melihat Dahlan sebagai seorang pemimpin. Dia punya kesamaan dengan Gus Dur. Keduanya sama-sama sederhana. Memberikan contoh dengan kesederhanaan. Saat menjadi presiden, Gus Dur memberikan kepercayaan kepada para menteri untuk memimpin. Mereka dibiarkan berkreasi.

“Gus Dur percaya kepada mereka sehingga ditinggal tidur sama Gus Dur,” kata dia. Jika ada yang tidak sesuai, Gus Dur baru memberikan saran dan masukan.

Gaya seperti itu juga dilakukan Dahlan. Mantan CEO PLN tersebut memberikan kepercayaan kepada anak-anak muda untuk memimpin perusahaan media yang tersebar di seluruh Indonesia. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Madrid Melenggang ke Semifinal Usai Hajar Bayern di Bernabeu

Boy Rafli Promosi jadi Kapolda Papua