in

Demi Berhemat, Petenis Aldila Sutjiadi Pernah 13 Jam Bermobil agar Dapat Ikut Turnamen

Agar grafik kariernya tetap naik pascapandemi, Aldila Sutjiadi berkeliling AS mengikuti rangkaian turnamen dengan menjadikan rumah sang kakak di Atlanta sebagai “basecamp”. Hadiah uang yang terkumpul diputar untuk ikut kejuaraan dan menyewa pelatih.

RIZKA P. PUTRA, Surabaya-DIMAS R. WICAKSANA, Jakarta

KETIKA lulus program beasiswa penuh dari University of Kentucky, Amerika Serikat (AS), pada 2017, Aldila Sutjiadi sempat dihadapkan pada dua opsi. Bekerja atau fokus berkarier sebagai petenis profesional.

Seandainya pilihan pertama yang diambil, perempuan kelahiran 2 Mei 1995 itu sangat mungkin tak akan sulit menambatkan pilihan. Sebab, anak bungsu dari pasangan Indriatno Sutjiadi dan Herawati Sutisna Jahja itu berprestasi secara akademik. Mengambil jurusan mathematical economics, Dila lulus secara summa cum laude dengan indeks prestasi kumulatif 3,92.

Tapi, tenis sudah menali hati dan hasrat Dila. Apalagi, selama 4 tahun menimba ilmu di AS, dia rutin mengikuti kompetisi antarmahasiswa. Dengan raihan yang juga gemilang.

Berpasangan dengan petenis Jepang Mami Adachi, Dila sempat berada di peringkat 1 ITA Division I Women’s Tennis Rankings.

’’Pelatih saat itu bilang Aldila potensial berhasil di kejuaraan internasional. Ya sudah, kami putuskan ke jenjang profesional,’’ kata sang ayah, Indriatno, saat dihubungi Jawa Pos Senin (17/7/2023) lalu.

Enam tahun berselang, jalan tenis yang dipilih Dila ternyata membawanya ke sederet kesuksesan. Anak bungsu dari tiga bersaudara itu, antara lain, meraih emas ganda campuran di Asian Games 2018 dan dua emas di SEA Games 2023. Juga sejarah besar: menjadi petenis Indonesia pertama yang dua kali menembus semifinal Grand Slam.

Berpasangan dengan petenis putra Belanda Matwe Middelkoop, Dila menggapai semifinal di Prancis Terbuka dan Wimbledon. Keduanya di tahun ini.

Petenis legendaris Indonesia Yayuk Basuki pernah sekali sukses melakukannya di nomor ganda putri, berpasangan dengan petenis Jepang Nana Miyagi di AS Terbuka 1993.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Lisda Hendrajoni : Kurikulum Merdeka Belajar Dapat digalangkan Hingga Penjuru Daerah

BKN Buka Pendaftaran Beasiswa Pendidikan Bagi ASN Seluruh Indonesia