Jakarta (ANTARA News) – Ketua Tim Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Detiknas), Ilham Akbar Habibie, menyarankan kepada pemerintah agar memberikan program pendampingan kepada para pengusaha rintisan alias start-up terutama dalam bidang digital.
“Ada beberapa hal yang perlu dipelajari dalam mengembangkan dan mempertahankan bisnis bagi usaha rintisan, utamanya digital, salah satunya adalah pendampingan dari orang yang sudah berpengalaman,” kata Ilham Habibie ketika menghadiri diskusi acara pembukaan program beasiswa Universitas Paramadina, Jakarta, Selasa.
Selain kebutuhan pendampingan, Ilham juga menyoroti masalah pendanaan yang kerap dihadapi start-up, misalnya yang bergerak di bidang digital harus memiliki perencanaan keuangan yang terperinci.
Sudah umum jika modal awal haruslah dimiliki oleh individu itu sendiri, sebab jika berhubungan dengan perbankan biasanya jika kondisi bisnis sudah berkembang.
“Susah jika langsung berharap pada bank, harusnya memang ada khusus untuk modal memulai digital start-up, sehingga hal lainnya bisa dilakukan untuk melengkapi riset serta pada tingkatan memulai awal,” katanya.
“Sulitnya berkomunikasi dengan pemerintah menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan bisnis UKM digital, padahal aplikasi ini juga dapat membantu pemerintah dalam mengembangkan perekonomian UKM,” katanya.
Anggara berharap dukungan pemerintah lebih terlibat dalam memajukan implementasi untuk para usaha rintisan aplikasi, agar teknologi Indonesia juga lebih maju.
Senada dengan Anggara, pengamat teknologi dan informasi dari Universitas Paramadina Ari Pratiwi menilai bahwa usaha rintisan berbasis digital di Indonesia belum terlalu banyak berkembang sebab banyak pihak yang belum saling terintegrasi. Utamanya antara pelaku bisnis dengan pemerintah.
“Ya bagaimana mau bicara soal pendanaan jika dari pelaku dan pemerintah sendiri belum memiliki visi dan misi yang sama. Sektor sebelah mana yang harusnya dikembangkan itu harus jelas, sehingga ide-ide yang berkembang pada para pelaku bisa mendukung program-progam dari pemerintah,” kata Ari.
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2017