Seorang pemuda dihadapkan ke pengadilan atas tuduhan mencuri laptop milik seorang mahasiswi.
“Saya sama sekali tidak mencurinya, Yang Mulia…” kata pemuda itu membela diri.
“Dia yang memberikan laptop itu kepada saya. Ketika itu dia pulang dari kampus, dia meminta saya untuk membantunya membawa laptopnya. Saya pun membantu membawanya. Lalu dalam perjalanan, dia mengajak saya ke kostnya. Dia membuka baju dan celananya. Lalu katanya, saya boleh mengambil miliknya yang paling berharga. Yang Mulia, lalu saya berpikir, bajunya memang berharga, tapi itu baju wanita dan tak ada gunanya bagi saya. Celananya juga terlalu kecil bagi saya. Karena itu, apa boleh buat, terpaksa saya mengambil laptopnya…”