Jakarta (ANTARA News) – Bayi yang kekurangan nutrisi atau bergizi buruk pada 1.000 hari pertama kehidupannya akan memiliki kemampuan intelektual atau IQ lebih rendah 10 poin dibanding anak normal yang gizinya terpenuhi, kata dokter spesialis anak Damayanti Rusli Sjarif.
Damayanti yang merupakan dokter anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengatakan di Jakarta, Senin, pemenuhan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan terbagi 270 hari pada masa kandungan dan 730 hari setelah melahirkan hingga usia dua tahun.
Damayanti juga menjelaskan penelitian yang menyebutkan bahwa seseorang pada usia 40 tahun yang pernah mengalami kurang gizi atau gizi buruk semasa anak-anak 65 persennya memiliki IQ hanya 90 atau setara anak SMP dan 20 persen memiliki IQ 70 yang termasuk gangguan mental ringan.
Tidak terpenuhinya gizi janin hingga bayi usia dua tahun juga bisa menyebabkan kekerdilan atau stunting pada anak.
Damayanti menjelaskan stunting berpengaruh pada kemampuan kognitif yang menghambat pertumbuhan tulang hingga otak anak. Anak yang stunting akan memiliki masalah pada memorinya, masalah dalam pelajaran dan juga sensor motoriknya.
Dia menuturkan anak yang mengalami kekurangan gizi kondisinya masih bisa diperbaiki dengan memberikan asupan yang cukup nutrisi.
Namun Damayanti menerangkan anak yang pernah kekurangan gizi kemampuannya tetap tidak bisa melebihi anak dengan gizi terpenuhi.
Anak yang mengalami kekerdilan juga berpotensi mengalami obesitas saat dewasa dan mudah terjangkit penyakit tidak menular.
Damayanti juga mengungkapkan masalah gizi di Indonesia ialah kekurangan gizi dan kelebihan gizi yang menyebabkan obesitas.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2017