in

dr Helgawati MM, Direktur RS Citra Bunda

Medical Center (BMC) Padang Menajer Rumah Sakit secara Humanis

Saat sekarang ini banyak kehadiran rumah sakit maupun klinik di Padang. Namun begitu RS Citra BMC Padang selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pasien.

Apalagi rumah sakit ini telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Berikut petikan wawancara Padang Ekspres, Mona Triana bersama Direktur Rumah Sakit Citra BMC Helgawati, kemarin.

Bagaimana Anda menyikapi menjamurnya rumah sakit dan klinik di Padang?

Yang namanya perubahan itu pasti tidak ada yang abadi. Semuanya berubah. Perubahan ini karena kebutuhan masyarakat yang berjalan secara alamiah. Kemudian ada perubahan karena regulasi pemerintah.

Karena itu kita harus siap untuk berubah. Kalau tidak mau berubah artinya itu sederhananya kita menutup. Kalau mau tetap dengan mengikuti siklus hidup harus berubah. Normalnya seperti itu, yang tidak normal yang tidak mau berubah. 

Tuntutan itu berubah-berubah, kita harus menyikapinya dengan berubah. Perubahan itu adalah tuntutan. Apalagi dunia kesehatan. Kalau pemerintah dengan sistem JKN-KIS sekarang mau tidak mau harus tetap ikut dengan regulasi pemerintah.

Apalagi, pemerintah untuk 2019 mendatang seluruh rakyat Indonesia harus di-kover dengan JKN-KIS. Artinya kita pihak rumah sakit harus melihat itu peluang. Bagaimana kita bisa menjadi mitra pemerintah dalam menyelenggarakan menjamin kesehatan masyarakat.

Apa tantangan yang dihadapi rumah sakit swasta ini?

Karena kita swasta regulasi pemerintah tidak diperuntukan untuk pemerintah tetapi sama semua. Bagaimana regulasi pemerintah begitu juga dengan kita, bayarnya berapa sama pemerintah sama juga dengan kita, sementara kita swasta.

Tapi, ya harus bisa menyikapinya seperti itu. Saya kira orang swasta sudah terlatih bagaimana untuk eksis. Kalau tidak biasa eksis akan susah, karena tidak ada subsidi dimana-mana, swasta ini kan mandiri.

Seperti klinik banyak tumbuh saat sekarang, karena pemerintah memang butuh rumah sakit banyak dan klinik. Tidak bisa terkover dengan puskesmas saja. Pemerintah harus kerja sama dengan rumah sakit dan klinik swasta. Kalau dulu pemerintah meng-kover yang Askes saja, kalau sekarang semuanya.

Tidak perlu jadi pegawai negeri untuk mendapatkan jaminan kesehatan. Karena sekarang semuanya sudah sama. Tinggal kita ikut saja pembayaran, kalau tidak mampu ada diberikan penerima bantuan. Kalau mampu ada jaminan kesehatan dari perusahaan.

Kalau ke BMC tinggal melihatkan kartunya saja, misalnya kalau kelas 3 ya sama, mau pegawai negeri mau tidak, semua sama. Jadi harus bisa mengikuti itu semua. Hampir seluruh rumah sakit di Padang semuanya mitra pemerintah.

Bagaimana kesiapan BMC menghadapi JKN-KIS?

Kesiapan tentu sumber daya, lalu kita pelajari regulasi pemerintah seperti apa dan kita siapkan sumber dayanya. Sumber daya harus terus di-upgrade. Seperti apa regulasi pemerintah, seperti itu juga di sini.

Bagaimana Anda  memanaje dokter dan karyawan?

Karena saya perempuan lebih humanis, namanya juga ibu-ibu. Rasanya memanajenya tentu dengan kultur organisasi khas kita. Kita kan ada di grup Bunda Indonesia kita punya budaya sendiri. Seperti perusahaan lain.

Kalau style saya tanggung jawab memimpin rumah sakit ini, tidak aneh-aneh lebih ke pendekatan sama karyawan. Saya harus lebih dekat dengan karyawan, saya tidak canggung-canggung dan merasa punya jarak dengan karyawan. 

Karena saya pikir seperti ini, ini bukan kerja pabrik, ini rumah sakit menyangkut jasa jadi lebih relatif, puas atau tidak puas orang. Misalnya kerja di pabrik selesai dikemas selesai, kalau rumah sakit tidak bisa seperti itu jadi lebih pendekatan.

Jadi saya kira memimpin punya seni sendiri-sendiri, karena memimpin itu ada bakat masing-masing. Saya seorang perempuan, biasanya perempuan melihat secara keseluruhan saya pendekatan seperti itu. 

Perempuan itu lebih mau tau semuanya, kenapa bisa begitu, kalau pria biasanya sederhana saja dan itu saya pikir alamiah saja. Pendekatan humanis ke karyawan itu seni yang ampuh.

Saya di sini sangat dekat dengan karyawan, ruangan saya kapan pun terbuka. Kadang saya lagi makan, saya tetap terima saja. Sambil makan saya tetap melayani, karena saya tidak terlalu jarak, karena saya butuh mereka, bagi saya karyawan adalah aset. Saya paling tidak suka menunda persoalan, harus segera diselesaikan. Karena ini rumah sakit, solusi harus segera diselesaikan tidak boleh berlarut-larut.

Bagaimana suka duka menjadi pemimpin?

Saya sudah 15 tahun di sini, menurut saya inilah dunia saya. Karena kerja di rumah sakit ketemu sama banyak orang. Saya nyaman saja, saya ketemu orang berbeda setiap hari dari dokter, pasien.

Saya kira kalau sesuatu itu yang paling penting, pertama kita harus menyenangi profesi kita baru profesi yang membuat kita senang. Bagi saya, kita yang harus membuat kita nyaman akan pekerjaan itu.

Akhirnya pekerjaan bisa membuat nyaman kita sendiri. Dalam bekerja harus serius, satu hal yang dikerjakan tetapi harus serius. Apapun profesi harus serius, bukti keseriusan dengan sungguh-sungguh.

Saya bekerja sambil membesarkan anak, menjalankan tugas sebagai ibu, sebagai istri. Saya kira memang susah mencari keseimbangan tapi keluarga menerima dan memahami. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Putra Wapres Kunjungi AKN Tanahdatar

Things You Need To Know about DIY Hair Coloring