in

Fajar/Yeremia Juara Home Tournament PBSI

Pelatih kepala Ganda Putra PP PBSI Herry Iman Pierngadi mengatakan bahwa banyak hal yang menjadi bahan evaluasi dari penampilan enam ganda putra yang berlaga di ajang Mola TV PBSI Home Tournament. Selama tiga hari turnamen, Herry IP melakukan penilaian terhadap performa anak-anak didiknya.

Herry memberikan apresiasi atas penampilan Fajar Alfian/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan yang menjadi pasangan terbaik di kompetisi ini. Menurut Herry, Fajar/Yeremia bisa tampil konsisten sejak pertandingan pertama sampai laga kelima atau yang terakhir.

“Di awal turnamen ini, saya masih belum bisa memprediksi siapa juaranya, karena kekuatan semua pasangan memang merata. Tapi setelah tiga hingga empat pertandingan, saya melihat Fajar/Yere (Yeremia, Red) bisa jadi juara, karena mereka mainnya konsisten sekali,” kata Herry IP dikutip dari siaran pers PP PBSI.

Menurut pelatih berjuluk Coach Naga Api itu, komunikasi antara Fajar dan Yeremia, menjadi salah satu kunci keberhasilan pasangan itu menjadi juara. “Sebelumnya kan Yere sering error, tapi kelihatan banget Fajar ngebimbing. Dia kasih masukan, kasih semangat dan bilang jangan kendor, harus fokus. Di pertandingan penentu tadi, mereka di game kedua sempat kejar-kejaran angka sama Kevin/Reza. Lalu Fajar kasih masukan ke Yere, dan Yere bisa ngejalanin itu,” jelas Herry.

Herry tak menduga Fajar/Yeremia bisa menang straight game atas Kevin/Reza yang berada di peringkat kedua klasemen. “Saya pikir akan berlangsung rubber game, ternyata Fajar/Yere menang dua game langsung. Saya tanya sama Kevin, memang kondisi fisiknya belum balik karena latihannya belum seratus persen selama masa pandemi ini dan langsung tanding, main sehari dua kali,” ujar Herry IP

Herry IP mengatakan bahwa banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran oleh para atlet dari turnamen ini. Contohnya oleh Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin. Pada dua laga awal, Rian/Daniel selalu kalah. Namun, mereka bangkit untuk meraih tiga kemenangan secara beruntun. Rian/Daniel yang sesama pemain belakang cukup kesulitan untuk mengolah permainan di depan net. Alhasil, mereka gagal mendapatkan kesempatan untuk menyerang.

“Saya memang kasih masukan ke mereka, harus ada yang main di depan, dipilih dong siapa yang bisa pancing bola, harus ada yang mengatur, jadi permainannya bisa hidup,” kata Herry. “Bagusnya mereka walaupun belum bisa menerapkan di dua pertandingan pertama, tapi bisa bangkit dan membuktikan di pertandingan-pertandingan selanjutnya,” tambahnya.

Sepanjang kompetisi ini, Herry IP berharap para pemain muda bisa mengambil pengalaman sebanyak-banyaknya dari para senior mereka. Herry mengatakan bahwa pemain muda beruntung bisa mencicipi rasanya berpasangan dengan senior-senior mereka yang merupakan pemain kelas dunia.

Pemain senior pun semestinya bisa belajar dari turnamen ini. Bahwa membimbing pemain muda itu tidak mudah. “Pemain senior sudah biasa pasangan sama yang selevel, selalu sesuai dengan pemikiran mereka, seperti harapan mereka, cara mainnya, dan sebagainya.

Sekarang harus bimbing yang junior, harus manage hatinya, nggak boleh kesel-kesel karena rata-rata kan yang sering ‘mati’ itu pemain junior,” kata Herry. “Sebagai senior, mereka harus bisa menerima kekurangan partner dan belajar bagaimana bisa membangkitkan semangat partnernya,” lanjut Herry.

Dari enam pasangan yang berlaga, Herry mengelompokkan penampilan mereka menjadi tiga bagian. Yang pertama yang dinilainya stabil dari awal sampai akhir yaitu Fajar/Yeremia.

Kemudian yang terus menanjak dari bawah ke atas yaitu Rian/Daniel. Di sisi lain, Herry menilai Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Shohibul Fikri dan Hendra Setiawan/Pramudya Kusumawardana Riyanto bermain baik di awal namun sayang menurun.

Herry menilai Leo/Ahsan sebetulnya punya peluang. Namun, Leo masih harus menambah kekuatan tangannya. Inilah yang ditekankan Herry dari performa Leo sepanjang kompetisi ini.(jpg)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Yuliandre: Kesulitan Menjadikan Diaspora Minang Kuat dan Bermental Baja

Di Sini Tempatnya…. Ponpes yang Membekali Santri dengan Adat Minang