in

Fajri Jumaiza, Pemilik Konco Coffeeshop

Nyaris Tutup, Kini Punya Enam Karyawan

Gagal bukan akhir dari segalanya. Masih ada jalan untuk bangkit dan meraih sukses jika punya keyakinan. Fajri Jumaiza,23, pemilik Konco Coffeeshop telah membuktikan itu. Bagaimana pria muda ini menjalankan bisnisnya?

Desain sederhana namun elegan, dengan kursi dan meja terkesan tak beraturan namun rapi. Itulah kesan yang dilihat Padang Ekspres saat berkunjung ke kedai kopi miliknya di kawasan Pasarbaru, Padang, (19/5).

Dinding warungnya berupa rak buku yang menempel tegas. Memberi warna tersendiri di dinding kedai yang polos. Tidak pernah terbayangkan oleh Fajri akan memiliki sebuah coffeeshop. 

Dari pengakuannya, dia justru tidak punya pengetahuan apa pun tentang kopi. Awalnya peluang itu datang saat ada program mahasiswa wirausaha Unand tahun 2015.

“Awalnya saya ingin membuka usaha barbershop dan coffeeshop. Namun setelah dihitung-hitung, modal yang ada ditambah hibah dari kampus hanya cukup untuk membeli peralatan kopi. Jadi saya putuskan membuka coffeeshop saja walaupun tanpa pengetahuan di bidang kopi,” ujar alumni Agroekoteknologi Unand ini.

Pada 23 Agustus 2015, diresmikanlah Konco Coffeeshop. Dua bulan pertama dia begitu kewalahan mengelola coffeeshop ini. Karena menurutnya susah mempertahankan apa yang ada tanpa peduli pada kualitas produk. 

Hal ini adalah imbas dari ketidakpahamannya terhadap kopi. “Awal-awal dulu, saya hanya berpikir kopi itu instan, namun setelah masuk ke dalamnya, kopi itu rumit,” katanya.

Sempat hampir putus asa dengan situasi ini dan berpikir untuk menutup usaha, tapi dia tidak ingin pengorbanannya sia-sia. Hingga dia kenal dengan pengelola Koperasi Solok Rajo, dan mempelajari segala hal tentang kopi, hingga keinginan untuk sukses itu kembali muncul.

Belajar dengan sepenuh hati, juga turut mendongkrak penghasilan dari usahanya ini. Karena lebih bisa mengontrol kualitas dari produk yang ditawarkan. Dia mulai meroasting (merendang kopi) dengan alat tradisional. Sekarang dia sudah punya mesin roasting sendiri.

“Saat ini konco sudah berkembang, tidak hanya sekadar coffeeshop, konco sudah menjadi distributor kopi untuk coffeeshop di Padang,” lanjut pria kelahiran 27 Mei 1994 tersebut.

Tidak heran, pria ini sudah mulai menuai hasil diusianya yang masih muda karena sebelumnya dia juga sudah sering membuka usaha. “Sebelumnya saya juga pernah jualan baju, bisnis onlineshop, dan lainnya, tapi gagal semua. Setelah gagal, cari peluang baru, gagal lagi, cari lagi peluang lain,” kata anak dari pasangan Arnis dan Erdawati ini.

Dia tidak ingin usahanya kali ini gagal. Karena pengorbanan terhadap usaha ini lebih besar dari usaha sebelumnya, baik modal maupun waktu. Capaian tersebut adalah hasil dari totalitas kepada yang diinginkan, tidak mudah menyerah pada jurang kegagalan. Karena pengorbanan besar yang telah dilakukan, tidak ada artinya jika masih berpikir untuk menyerah.

“Saat ini ia sudah punya 6 orang karyawan dan pendapatan bersih rata-rata Rp 500 ribu per hari. Untuk ke depannya, saya akan fokus menjadi supplier kopi tanpa mengenyampingkan coffeeshop,” katanya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Transmart Investasi Rp 500 Miliar, Tampung 1.200 Produk UMKM Sumbar

Ibu Rumah Tangga Diajarkan Bikin Kue