in

Festival Palai Bada, Sukses Kenalkan Kuliner dan Budaya Tradisional Pessel

Sekkab Pessel, Mawardi Roska, saat menyampaikan sambutan pada penutupan Festival Palai Bada, Selasa (27/12) di panggung utama pelataran parkir Pantai Carocok Painan.(IST)

Festival Palai Bada dengan tema “Harmoni Dalam Deburan Ombak” yang diselenggarakan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) selama sepekan ditutup secara resmi oleh sekretaris kabupaten (Sekkab) Pessel, Mawardi Roska, Selasa (27/12).

Penutupan yang digelar di panggung utama pelataran parkir Pantai Carocok Painan itu, berlangsung sukses dan meriah. Sebab penutupannya diisi dengan berbagai pertunjukan, diantaranya tari berbasis babiola dan kepesisiran, penampilan peserta workshop babiola, menjahit sulam bayangan, dan memasak palai bada utusan dari 15 kecamatan.

Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pessel, Mawardi Roska, saat penutupan festival tersebut menyampaikan bahwa ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi mensukseskan berbagai rangkaian kegiatan yang digelar melalui Festival Palai Bada tersebut.

Dia menjelaskan bahwa kegiatan itu bisa terselenggara di Pessel berkat dukungan pemanfaatan Dana Abadi Kebudayaan Dana Indonesia Kemendikbud Ristek RI, kategori Pendayagunaan Ruang Publik, melalui kerja sama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, camat, wali nagari, pelaku seni, kuliner.

“Ucapan terima kasih ini juga saya sampaikan kepada Penggiat Budaya Pessel, Aldeswitri Mutri. Karena dia memiliki terobosan dan inovasi mengangkat kegiatan ini sehingga kuliner tradisional seperti palai bada, kesenian babiola, serta berbagai kerajinan lokal lainnya bisa terangkat kembali,” katanya.

Hal itu dia sampaikan, sebab selama kegiatan berlangsung peserta juga melakukan prosesi maelo pukek (menarik pukat) di Pantai Salido, workshop sulaman bayangan, workshop babiola, pertunjukan tari berbasis babiola dan kepesisiran, serta festival palai bada yang diikuti oleh utusan dari 15 kecamatan yang ada di Pessel.

Dia menambahkan bahwa Festival Budaya Palai Bada sebagaimana digelar selama sepekan itu, ternyata memiliki daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Pessel.

“Saya berharap festival ini bisa terus digelar dan bisa menjadi agenda tahunan di daerah ini kedepannya. Tentunya melalui kolaborasi, dan juga dukungan dari stakeholders terkait,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu dia juga menjelaskan bahwa Festival Palai Bada merupakan even budaya pertama yang digelar daerah itu pasca pandemi Covid-19.

“Kegiatan ini tidak saja meriah, tapi juga khas dan menarik karena menampilkan karya budaya dan kreativitas masyarakat Pessel, serta juga inovasi para pecinta seni dan budaya,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu dia juga menyampaikan selamat kepada pemenang event, dan dia juga berharap jangan hanya puas dan berhenti sampai di sini. “Teruslah berupaya menggapai prestasi puncak untuk kemajuan objek pemajuan kebudayaan daerah dan lestarikan budaya yang ada di Pesisir Selatan.

Penggiat Budaya Pessel, Aldeswitri Mutri, mengatakan kepada Padang Ekspres Kamis (29/12) bahwa kegiatan yang memberikan dampak positif bagi Pessel dalam meningkatkan kunjungan wisata ke daerah itu, juga tercapai berkat kerja sama komunitas budaya limau gadang, pemerintahan Nagari Salido dan Nagari Painan Selatan, Sanggar Nan Gombang, dan Sanggar Langkisau.

“Melalui kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi mensukseskan kegiatan ini,” katanya.

Karena berbagai kegiatan yang kita gelar melalui Festival Palai Bada ini diangkat dari kearifan lokal masyarakat di Pessel, sehingga dia berharap ke depannya potensi dan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Pessel itu dapat disandingkan dengan agenda pariwisata.

“Melalui upaya itu, sehingga Pessel tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya saja, tapi juga melalui budaya, kerajinan lokal, serta juga kuliner tradisionalnya,” timpal Mutri. (yon)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Evaluasi Kegiatan 2022, Songsong Tahun 2023

Yayasan Jamiatul Hujjaj IPHI Payakumbuh: Sukseskan IKM, Bersama Kurikulum BSKAP