Oleh
Tomi Apra Santosa, M.Pd
Arista Ratih, M.Pd
Mahasiswa Doktor Pendidikan IPA, Universitas Negeri Padang
Era digital telah memberikan dampak luar biasa terhadap kehidupan manusia. Dalam kurun waktu yang relatif singkat, kita telah menyaksikan perubahan mendalam dalam cara kita berinteraksi dengan dunia, informasi, dan satu sama lain. Revolusi teknologi informasi, internet, dan kecerdasan buatan telah memicu transformasi yang mengubah paradigma dasar dalam masyarakat modern. Namun, di tengah kemajuan teknologi yang pesat ini, pertanyaan-pertanyaan filosofis tetap relevan dan bahkan semakin penting. Dalam konteks ini, Filsafat sebagai Navigasi dalam Era Digital: Relevansi Pemikiran Filosofis di Abad ke-21 muncul sebagai upaya untuk menjelajahi bagaimana pemikiran filosofis dapat memberikan panduan dalam menghadapi kompleksitas dan tantangan etika yang dihadapi dalam era digital ini. Penting untuk mengakui bahwa perubahan teknologi digital telah menghadirkan beragam permasalahan etika.
Privasi online yang terancam, manipulasi data, dan pertanyaan tentang batasan penggunaan kecerdasan buatan menjadi titik fokus dalam perdebatan etika modern. Dalam hal ini, pemikiran filosofis tradisional tentang hak asasi manusia, kebebasan, dan tanggung jawab sosial menjadi sangat relevan dalam mengeksplorasi solusi etis dalam era digital
Era digital telah memberikan perubahan terhadap cara kita berinteraksi dengan informasi, teknologi, dan satu sama lain.
Revolusi ini mencakup perkembangan pesat dalam teknologi informasi, internet, kecerdasan buatan, dan teknologi terkait lainnya. Hal ini menghadirkan tantangan baru dalam pemahaman etika, identitas, dan nilai-nilai manusia. Pemikiran filosofis telah menghasilkan teori-teori etika, metafisika, epistemologi, dan filsafat politik yang dapat diaplikasikan dalam konteks digital. Konsep-konsep seperti hak asasi manusia, kebebasan, keadilan, dan tanggung jawab sosial menjadi relevan dalam mengeksplorasi dampak teknologi digital pada masyarakat.
Selanjutnya, era digital juga membawa perubahan sosial dan budaya yang signifikan, termasuk dalam cara kita berkomunikasi, bekerja, dan berinteraksi. Pemikiran filosofis dapat membantu kita memahami implikasi filosofis dari perubahan-perubahan ini, seperti perubahan dalam konsep identitas diri, komunitas, dan realitas. Digitalisasi telah menciptakan dunia yang lebih terhubung secara global. Hal ini meningkatkan pertukaran ide dan pandangan yang berbeda dari berbagai budaya dan filosofi. Pemikiran filosofis dapat memainkan peran penting dalam menjembatani perbedaan budaya dan menjawab pertanyaan universal tentang makna hidup, kebenaran, dan moralitas dalam konteks global yang semakin terintegrasi.
Selanjutnya, perubahan sosial dan budaya yang diinduksi oleh teknologi digital juga menjadi topik penting dalam pemikiran filosofis. Konsep-konsep seperti identitas diri, komunitas, dan realitas sosial mengalami transformasi signifikan dalam konteks digital ini. Bagaimana manusia beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini dan bagaimana pemikiran filosofis dapat membantu dalam mengatasi konsekuensi filosofis dari perubahan ini menjadi pertanyaan yang penting. Kemudian, kita tidak dapat mengabaikan aspek globalisasi dalam era digital. Digitalisasi telah menciptakan dunia yang semakin terhubung secara global, memungkinkan pertukaran ide dan pandangan yang berbeda dari berbagai budaya dan filosofi.
Pemikiran filosofis dapat berperan penting dalam membantu kita memahami perbedaan budaya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan universal tentang makna hidup, kebenaran, dan moralitas dalam konteks global yang semakin terintegrasi. Selanjutnya terdapat tiga poin penting filsafat sebagai navigasi era digital yaitu pertama, Tantangan etika teknologi: era digital telah membawa beragam tantangan etika, seperti privasi online, pengawasan elektronik, dan penggunaan kecerdasan buatan dalam pengambilan keputusan. Pemikiran filosofis memainkan peran penting dalam membantu kita merumuskan kerangka kerja etis untuk mengevaluasi dan mengatasi dilema-dilema etika yang muncul dalam penggunaan teknologi digital. Konsep-konsep filosofis seperti hak asasi manusia, keadilan, dan tanggung jawab sosial menjadi relevan dalam menghadapi permasalahan ini.
Kedua, Perubahan Sosial dan Identitas: Digitalisasi juga mempengaruhi perubahan sosial dan identitas manusia. Cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan membentuk identitas diri kita telah berubah secara signifikan. Pemikiran filosofis dapat membantu kita memahami dampak filosofis dari perubahan ini, termasuk pertanyaan tentang identitas digital, konsep diri dalam dunia maya, dan perubahan dalam dinamika sosial yang digerakkan oleh media sosial dan internet. Ketiga, pandangan filosofis dalam perspektif global: Era digital juga menciptakan keterhubungan global yang kuat. Dunia semakin terintegrasi melalui internet, memungkinkan pertukaran ide dan pandangan dari berbagai budaya dan filosofi. Pemikiran filosofis, baik yang berasal dari tradisi Barat maupun Timur, dapat membantu kita menjembatani perbedaan budaya dan mencari nilai-nilai universal dalam menghadapi masalah global seperti perubahan iklim, keadilan sosial, dan perdamaian dunia.
Dapat kita lihat bahwa pemikiran filosofis memainkan peran yang sangat penting dalam menavigasi kompleksitas dan tantangan yang muncul dalam era digital abad ke-21. Etika teknologi, perubahan sosial dan budaya, serta perspektif global menjadi wilayah-wilayah kunci di mana filsafat memberikan panduan berharga. Dalam menghadapi dilema etika yang berkaitan dengan teknologi digital, pemikiran filosofis memberikan kerangka kerja untuk mengevaluasi implikasi moral dan merumuskan solusi etis. Selain itu, dalam menghadapi perubahan sosial yang dipicu oleh teknologi, filsafat membantu kita memahami perubahan dalam identitas individu dan dinamika sosial, dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya secara positif. Selain itu, dalam perspektif global, pemikiran filosofis membantu kita menjembatani perbedaan budaya dan mencari nilai-nilai universal yang dapat membimbing tindakan kita dalam menghadapi tantangan global. (*)