Hasil visum tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh, ada lima titik luka tembakan di leher dan punggung bangkai gajah jantan berusia sekitar 30 tahun dengan gading terpotong, Sabtu (14/1/2017). Muncul dugaan, gajah itu korban sindikat perburuan liar.
“Meski tak ditemukan proyektil atau selongsong, itu mengindikasikan ada unsur kesengajaan,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Aji Prabowo dalam konferensi pers di Banda Aceh, Senin (16/1/2017).
Seperti diberitakan, petugas BKSDA menemukan bangkai gajah jantan di perkebunan sawit afdeling 6 milik PT Dwi Kencana Semesta, Gampong Jambo Reuhat, Kabupaten Aceh Timur.
Kepada wartawan, Sapto menyatakan, pihaknya sudah membuat laporan dan akan melanjutkannya ke polisi. Ia berharap polisi mengusut tuntas kasus itu, termasuk meminta keterangan pihak perkebunan. Data BKSDA Aceh, setidaknya ada lima kasus gajah liar ditemukan mati di perkebunan sawit itu.
Ada sejumlah motif, antara lain diracun dan ditembak. “Siapa pun yang terlibat harus ditindak tegas. Kalau tidak ada penegakan hukum tegas dan adil, sulit kasus serupa dicegah agar tak terulang,” ucapnya.
Data BKSDA Aceh, 26 gajah liar ditemukan mati di Aceh sepanjang 2014-2016 dan 41 gajah sepanjang 2012-2016. Sebagian besar mati diracun, dijebak, dan ditembak. Tak sedikit gajah jantan mati dengan gading hilang.
Hal itu mengindikasikan unsur kesengajaan mengambil bagian tubuh gajah dan dijual. “Di sisi lain, selama saya kerja di Sumatera Utara lima setengah tahun, banyak perburuan terungkap, pelaku dan hasil buruannya berasal dari Aceh,” tutur Sapto.
Menurut Kepala Seksi Wilayah I Lhokseumawe BKSDA Aceh Dedi Irvansyah, peristiwa kematian gajah dipicu berkurangnya habitat satwa liar. Akibatnya, satwa memasuki perkebunan dan permukiman warga untuk mencari makan. Hal itu memicu konflik satwa liar dan manusia.
Hari Minggu lalu, pihak BKSDA Aceh mengevakuasi gajah liar jantan usia satu tahun yang terpisah dari rombongan di lokasi tidak jauh dari bangkai gajah liar jantan yang mati. Anak gajah itu ditemukan bergizi buruk.
Guna perawatan lebih intensif, anak gajah dibawa ke Pusat Pelatihan Gajah Saree, Aceh Besar. “Kalau dibiarkan di hutan bisa mati. Jika sudah pulih, kami berupaya mengembalikan ke habitatnya,” kata Sapto.
KOMPAS
Redaksi: Please enable Javascript to see the email address
Informasi pemasangan iklan
Hubungi: Please enable Javascript to see the email address
Telp. (0651) 741 4556
Fax. (0651) 755 7304
SMS. 0819 739 00 730