PADEK.CO-Anggota DPR RI asal Sumatera Barat Nevi Zuairina konsisten mendorong pembangunan pertanian organik dan peningkatan produksi pangan lokal di daerah pemilihannya.
Setelah membagikan alat mesin pertanian, mengadvokasi pembangunan irigasi tersier, kini Nevi menggalakkan pertanian organik untuk peningkatan produksi sayuran yang ramah lingkungan.
“Salah satu contoh tanaman yang berhasil dipanen dengan kualitas bagus adalah kol ini,” tutur Nevi pada giat panen bersama petani komoditas kol yang ditanam secara organik.
Nevi mengatakan, pertanian organik di kecamatan Kubu Gulai Bancah ini sudah menggunakan pupuk organik dan pestisidanya dari bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sedikitpun.
Selain membuat lingkungan semakin baik kualitasnya karena penggunaan bahan kimia berkurang drastis, juga jadi alternatif pupuk yang selama ini sulit didapat terutama pupuk subsidi.
Anggota Komisi VI di DPR ini menyampaikan, bahwa selama ini memang pupuk subsidi alokasi dari pemerintah selalu kurang dari kebutuhan. Sehingga di lapangan ditemukan banyak petani menghadapi kelangkaan pupuk.
“Saya sangat bangga pada petani di Sumbar terutama di Bukittinggi ini karena sangat kreatif menemukan solusi pengganti pupuk kimia ke pupuk organik. Penggunaan pupuk organik ini memang akan sangat dipengaruhi bahan baku. Kelemahannya, volume kebutuhan berkali lipat dari kimia. Tapi dari sisi lingkungan akan sangat baik meningkatkan kualitas tanah untuk jangka panjang,” ungkap Nevi.
Politisi PKS ini menjelaskan, bahwa dirinya akan selalu konsisten meningkatkan pembangunan pertanian di daerah pemilihannya yang merupakan bagian dari perjuangannya di parlemen.
Potensi pertanian di Sumbar dapat terus ditingkatkan. Hal itu tantangan tersendiri baginya untuk terus meningkatkan baik secara kualitas maupun secara kuantitas.
“Semoga pertanian di Sumbar ini dapat terus berbenah, berkontribusi mewujudkan misi negara kita menghasilkan pangan yang mencukupi kebutuhan masyarakat. Bila semua daerah memiliki misi sama, mudah-mudahan dapat menekan angka importasi pangan sebesar-besarnya,” tutup Nevi Zuairina.(rel)