in

Ganti Tahun di Puncak Gunung Kerinci

Izin Pendakian lewat Solsel Terbit Desember

Balai Besar Taman Nasional Kerinci Sebelat (BB TNKS) menyatakan izin pendakian Gunung Kerinci melalui Bangunrejo, Solok Selatan (Solsel) bakal keluar pada Desember 2017. 

Artinya, momen pergantian tahun 2017 ke 2018 para pendaki sudah bisa melewati jalur pendakian baru melalui Solsel yang dinilai lebih menantang.  Kepala Balai Besar TNKS Arief Toengkagie menyebutkan, proses revisi penurunan zonasi dari zona rimba kepada zona pemanfaatan saat ini tengah dalam proses penyelesaian tahap finalisasi. 

“Jelang proses revisi zonasi selesai, kami sudah programkan pada November nanti konsultasi publik melibatkan Pemprov Sumbar, termasuk Pemkab Solsel dan Pesisir Selatan,” jelas Arief.

Sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, kata Arief, aturan pengelolaan zonasi adalah kuncinya. 

“Tadinya di wilayah jalur pendakian tersebut zona rimba yang bakal jadi zona pemanfaatan pada jalur pendakian. Namun, bukan pemanfaatan hutan secara harfiah. Tapi, pemanfaatan hutan untuk kegiatan jasa lingkungan termasuk aktivitas wisata,” jelasnya.

Terkait luas zona rimba hutan TNKS yang bakal dimanfaatkan sebagai jasa lingkungan atau aktivitas wisata, pihaknya belum memperoleh data. Sebab masih dalam proses revisi zonasi. “Kami belum bisa jawab luas areal yang akan dimanfaatkan, sebab belum final. Tunggu selesai dulu,” jawabnya.

Menurutnya, apabila jalur pendakian Gunung Kerinci lewat Solsel resmi dibuka, maka akan jadi pilihan bagi pendaki atau wisatawan. Sebelumnya, pendaki Gunung Kerinci hanya bisa melewati jalur pendakian Kresik Tuo, Kayo Aro, Provinsi Jambi.

Sementara itu Bupati Solsel, Muzni Zakaria menyebutkan pihaknya bakal berusaha mempersiapkan segala sesuatu berkaitan kenyamanan pendaki. Mulai dari pembangunan posko, toilet hingga pintu gerbang serta rambu-rambu pendakian. “Jalur pendakian lewat Solsel, kami yakini memberikan sensasi berbeda dengan view kebun teh dan hutan yang masih alami. Tentunya, hal ini akan berdampak terhadap ekonomi masyarakat,” katanya.

Di sisi lain, kata dia, dengan disetujuinya oleh berbagai pihak berwenang pembukaan jalur pendakian tersebut, maka Solsel juga akan bisa mendorong pencapaian target 2 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia yang dipatok Kementerian Pariwisata hingga tahun 2019.  

“Target itu oleh Pemkab Solsel selaras dengan RPJMD yang fokus membangun daerah melalui pengembangan sektor parwisata. Pada prinsipnya, kami mendukung mulai dari promosi hingga pengembangan sarana dan prasarana jalur pendakian, salah satunya dari segi anggaran,” tutur Bupati.

Pegiat Pariwisata Sumbar, Yulnofrins Napilus mengatakan salah satu dari empat pilar utama pembangunan yang menjadi prioritas pemerintah untuk dikembangkan saat ini adalah sektor pariwisata. 

“Solsel memiliki potensi itu. Selain Seribu Rumah Gadang (SRG) dan Gua Batu Kapal (GBK), Solsel juga punya potensi pendakian Gunung Kerinci. Bu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya sudah bilang bahwa untuk mendukung pariwisata, asal persyaratan teknis dan prosedur dipenuhi bakal didukungnya,” jelas Nofrins.

Terkait informasi jalur lama pendakian Gunung Kerinci lewat Kresik Tuo dinilai bisa tertinggal oleh wisatawan minat khusus, menurutnya, itu sesuatu yang belum pasti. Menurutnya, jalur lama tersebut tidak akan mengurangi jumlah dan minat para pendaki jika jalur via Solsel benar dibuka dan disetujui. 

“Harusnya, menurut kami hal itu lebih menambah daya tarik wisatawan. Apabila jalur lama memperoleh kunjungan yang membeludak, maka bisa dialihkan ke Solsel. Kemudian yang harus dipahami, setiap wisatawan sedikit sekali yang akan mendaki berulang-ulang dari lokasi atau jalur yang sama,” ucapnya. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Tottenham Hotspur vs Real Madrid: Wembley yang Penuh Misteri

Satu Daerah Belum Tetapkan APBD-P