in

Gardu Induk Pulau Ngenang Batam-Bintan

Salah satu perwujudtan pembangunan infrastruktur kelistrikan di daerah 3 T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) bisa dilihat di daerah Kepulauan Riau dalam empat tahun terakhir ini. Salah satunya taitu Gardu Induk Pulau Ngenang. Gardu Induk Pulau Ngenang merupakan salah satu Gardu Induk yang menghubungkan aliran listrik melalui Jaringan Transmisi 150 kV ke sistem Kelistrikan Batam-Bintan.

Jaringan terdiri dari Kabel Laut dengan panjang 8,4 KMR, Transmisi dengan panjang 80,73 KMR, dan 5 Gardu Induk dengan total daya 160 MVA. Gardu Induk Ngenang 10 MVA beroperasi dengan kabel laut Batam-Bintan pada Oktober 2015.

Dengan beroperasinya jalur transmisi dan gardu induk 150 kilovolt interkoneksi Batam-Bintan, PLN dapat melakukan efisiensi biaya yang cukup signifikan dengan menghemat sekitar Rp 11,46 miliar per bulan dengan beban yang saat ini 34 MW.

Kapasitas interkoneksi Batam-Bintan yang cukup besar hingga mencapai 160 MW, PLN dapat menambah sekitar 2.422 pelanggan yang telah masuk waiting list penyambungan baru.

General Manager Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Irwansyah Putra mengharapkan sistem interkoneksi Batam-Bintan ini bisa memenuhi pasokan listrik, melayani pelanggan, dan menambah pelanggan baru.

Saat ini, sistem kelistrikan Pulau Bintan sudah menggunakan sistem interkoneksi Batam-Bintan saluran udara tegangan tinggi 150 KV selain saluran udara tegangan menengah 20 KV mulai dari Tanjunguban hingga Tanjungpinang.

Daya terpasang di Pulau Bintan saat ini sebesar 115,3 MW yang berasal dari sistem Tanjung Uban, PLTD Suka Berenang dan PLTD Air Raja Tanjungpinang, PLTU Galang Batang, PLTMG CNG Tokojo, PLTMG Dompak dengan total daya mampu sebesar 75,2 MW.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pengumuman Resmi Formasi CPNS 2019 Semua Provinsi Di Indonesia

Terkunci di Jurang Degradasi