LIMAPULUH KOTA, METRO–Untuk pertama kalinya, Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) menggelar peringatan Hari Bela Negara di Monumen dan Museum Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) diNagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu (19/12).
Upacara dipimpin oleh Dirjend Potensi Pertahanan (Pothan) Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Mayjend TNI Dadang Hendrayudha. Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah yang hadir pada kesempatan itu, membacakan ikrar Bela Negara yang diikuti peserta dan undangan upacara.
Juga hadir, forkopimda, bupati dan wali kota, OPD Pemprov Sumbar, OPD Pemkab Limapuluh Kota, komunitas sepeda, tim napak tilas dan tokoh masyarakat, organisasi masyaraat, veteran PDRI, siswa-siswi sekolah, pramuka dan undangan lainnya.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, melalui peringatan Hari Bela Negara ini, mengingatkan tentang peristiwa yang terjadi di Indonesia, yakni PDRI. “Inilah yang perlu disosialisasikan. Kecintaan dan kesiapan setiap individu dalam membela negara ini perlu disosialisasikan, perlu kesadaran dan pemahaman kepada seluruh generasi,” ucapnya.
“Apa yang dilakukan hari ini juga harus dapat ditulis dengan dengan baik, sehingga akan membuka pengetahuan dan pemahaman, agar setiap kita memberikan yang terbaik untuk bangsa,” harapnya.
Mahyeldi mengajak masyarakat, untuk menjadikan peringatan Hari Bela Negara ini sebagai satu ikon bagi pariwisata untuk Sumbar. Di mana, akan dibangun akses jalan yang akan menghubungkan jalan dari Koto Tinggi ini, menuju Suliki Kabupaten Limapuluh hingga ke Bonjol Kabupaten Pasaman hingga ke Riau serta Payakumbuh dan daerah lainnya.
“Aksesnya perlu ditingkatkan. Karena di sini juga ada daerah wisata, dengan Seribu Rumah Gonjong yang dikenal dengan Rumah Godang. Juga ada Gua Imam Bonjol serta perjalanan napak tilas dari Pasaman hingga ke Solsel. Apalagi di Koto Tinggi ini juga pernah jadi tempat pemberitaan eksistensi NKRI melalui PDRI,” ujarnya.
Dengan peringatan Hari Bela Negara ini, Mahyeldi menginginkan agar generasi muda serius dan sungguh-sungguh meningkatkan kompetensi diri, memberikan yang terbaik untuk bangsa ini dan jadi wujud cinta tanah air dan rasa memiliki bangsa dan negara ini. Bela negara jadi cerminan bagi bangsa dan negara ini.
“Bayangkan tahun1948, Syafruddin Prawiranegara yang diberi mandat memimpin PDRI bersama rombongan berjalan napak tilas memperjuangkan bangsa dan negara ini. Sekarang saja kita susah ke sini. Luar biasa perjuangan dan PDRI ini. Dengan memperingati Hari Bela Negara kita bisa mengambil hikmah dan diwarisi dan pelajarinya, dan jadi semangat untuk memperbaiki bangsa dan negara ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Dirjend Pothan Kemenhan, Mayjend TNI Dadang Hendrayudha menyampaikan amanat Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi). Dadang mengatakan, saat ini Indonesia masih berada di masa pandemi Covid-19. Kondisi ini harus diatasi dengan cepat. Seluruh sendi kehidupan mau tidak mau, harus siap menghadapi pandemi ini.
“Kita diuji sekaligus diasah untuk menghadapi tantangan ini. Tidak mudah. Situasi ini butuh daya juang dan kerja keras bersama. Semua negara berlomba jadi pemenang untuk melawan Covid-19. Berjuang untuk mengendalikan virus dan pemulihan,” terangnya.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia harus tampil dan optimis menjadi pemenang dalam setiap peluang. “Buktikan ketangguhan kita, menangkan masa depan kita. Wujudkan cita-cita luhur pendiri bangsa,” tegasnya.
Bela negara, tambah Dadang, merupakan tekad, sikap, prilaku dan tindakan warga negara, baik perorangan maupun kelompok dalam menjaga kedaulatan negara, yang dijiwai kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Nilai dasar bela negara adalah cinta tanah air, memiliki kesadaran hidup berbangsa bernegara dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara dan rela berkorban untuk bangsa dan negara.
“Ini harus dikembangkan dalam setiap kesempatan. Saya ajak warga negara Indonesia menjaga kedaulatan bangsa dan negara ini dengan semangat bela negara,”tambahnya.
Pembentukan NKRI ini butuh pengorbanan seluruh komponen bangsa dan negara. Bela negara tidak hanya angkat senjata dan berperang tapi juga melalui politik dan diplomasi. “Bela negara tugas kewajiban kita semua warga negara Republik Indonesia. Mari berbuat yang yang untuk bangsa dan negara sesuai dengan profesi kita masing-masing,” ucapnya.
“Di mana pun kita berada, apapun pendidikan kita profesi dan pekerjaan kita. Semua hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama untuk bela negara. Jadikan Hari Bela Negara untuk meningkatkan semangat bela negara dan membangun bangsa. Perkokoh tali persatuan dan persaudaraan, saling bantu membantu tolong-menolong,” ajaknya.
Tanamkan terus semangat bela negara dalam diri untuk memperkokoh NKRI. Tidak hanya mampu berperang melawan Covid-19, tetapi memanfaatkan kesulitan jadi lompatan kemajuan.
Sebelum dilaksanakannya upacara, telah dilaksanakan Tour de PDRI yang merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Bela Negara. Tour yang diikuti komunitas pesepeda, unsur TNI dan Polri ini telah berlangsung selama enam hari yang dimulai dari Gedung Joeang 45 Kota Padang, Kabupaten Solsel, Dharmasraya, Sijunjung, Tanah Datar, Bukittinggi dan berakhir di Koto Tinggi Kabupaten Limapuluh Kota.
Selain Tour de PDRI, juga ada kegiatan napak tilas dari Bonjol Kabupaten Pasaman menuju Koto Tinggi Kabupaten Limapuluh Kota yang menempuh perjalanan sekitar 20 kilometer. Pada Sabtu malam juga dilaksanakan pertunjukan budaya dan kesenian Kabupaten Limapuluh Kota. Seperti, permainan anak nagari, pertunjukan seni dan malam bagurau.
Juga ada kegiatan Sosialisasi Kesadaran Bela Negara, yang dihadiri oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, Dirjend Pothan Kemenhan, Mayjend TNI Dadang Hendrayudha, di GOR M Yamin, Kota Payakumbuh. (ADP)