Untuk memenangkan persaingan dewasa ini di dunia internasional, generasi muda dituntut memiliki berbagai kemampuan. Generasi muda Indonesia harus berintegritas tinggi, memiliki keahlian dan intelektual yang mumpuni, serta karakter kepemimpinan yang profesional.
“Generasi muda dituntut memiliki integritas tinggi, keahlian dan intelektual yang mumpuni, serta karakter kepemimpinan yang profesional,” kata Dubes RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Wahid Supriyadi, pada sarasehan bertema “Melalui Sumpah Pemuda Kita Wujudkan Pemuda Yang Maju, Mandiri, dan Profesional”, di Wisma Duta, Moskow, Russia, kemarin.
KBRI Moskow dan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) menggelar sarasehan yang diadakan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda ke-88 ini melibatkan seratusan mahasiswa diawali dengan lagu Indonesia Raya dan pembacaan Ikrar Sumpah Pemuda oleh wakil mahasiswa dari kawasan Indonesia bagian barat, tengah, dan timur, demikian keterangan KBRI Moskow, Minggu (30/10).
Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ini juga diluncurkan kamus Bahasa Rusia-Indonesia bertempat di kampus Institut Negara Asia-Afrika (ISAA) Moscow State University. Kamus disusun empat pakar lingustik Rusia, Dr Lyudmila Demidyuk, Prof Aleksander Ogloblin, Igor Kashmadze, dan Vladimir Losyagin dengan penyunting penyelia Prof Dr Jenny Hardjatno, guru besar UI bidang linguistik bahasa Russia.
Kamus tersebut memuat 80 ribu entri dan tebal hampir 2.000 halaman. Peluncuran kamus Rusia-Indonesia dihadiri sekitar 50 dosen dan Indonesianis warga Rusia, mahasiswaI SAA, dosen Universitas Padjadjaran Bandung dan Universitas Pendidikan Indonesia, dan beberapa mahasiswa Indonesia.
Gelorakan Persatuan
Ketua DPD Taruna Merah Putih DKI Jakarta, Rolas Budiman, mengatakan Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober harus menjadi momentum untuk menyatukan sekat-sekat perbedaan. Persatuanlah yang memerdekakan bangsa ini. Pemuda saat ini harus terus menggelorakan rasa persatuan.
Pada malam Keakraban Refleksi 88 Tahun Sumpah Pemuda dengan Tema “Aktualisasi dan Peran Pemuda Untuk Persatuan Bangsa” yang digelar di Kantor DPP Taruna Merah Putih Menteng Jakarta, Sabtu (29/10) malam, Rolas mengatakan bangsa ini membutuhkan pemuda yang berpikir visioner, pemuda pelopor.
“Taruna Merah Putih hadir ingin melahirkan pemuda pelopor bukan pelapor. Ini merupakan nilai yang selalu ketua umum tanamkan pada kita semua,” kata Rolas.
Sejarawan muda Bonni Triyana, yang hadir sebagai narasumber diskusi mengatakan Bahasa Indonesia merupakan alat perekat persatuan Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia pun dibentuk oleh peran semua elemen anak bangsa. Jadi apabila ada anggapan merasa paling berjasa dalam mendirikan bangsa, merupakan pemikiran yang salah.
Bonnie menyayangkan jika saat ini politik identitas semakin menguat. Baginya politik identitas yang sengaja dimainkan untuk kepentingan elektoral. Yakni untuk menjaring suara atau menjatuhkan lawan dengan isu-isu SARA. “Sikap seperti ini sangat mengkhianati nasionalisme yang dibangun oleh pendiri bangsa,” jelasnya.
Sementara itu, ahli psikologi A Kasandra Putranto mengingatkan generasi muda di Tanah Air saat ini rentan terhadap dampak negatif dari ketidaksesuaian struktur sosial yang berkembang di masyarakat. Kondisi tersebut, membuat mereka tidak dapat mengembangkan nilai-nilai kognitif yang sebangun dengan masa sebagai generasi yang cemerlang.