in

Gubernur Perintahkan Tertibkan Galian C Ilegal

Pemprov Sumbar bergerak cepat menuntaskan persoalan banjir dan longsor yang melanda beberapa kabupaten/kota, khususnya di Limapuluh Kota.

Penanganan hingga pencegahan agar bencana itu tidak menjadi bencana tahunan, dibahas dalam rapat koordinasi (rakor) evaluasi dan penanganan bencana banjir longsor di Limapuluh Kota, Sijunjung dan Dharmasraya, di ruang rapat Istana Gubernur, Minggu (5/3). 

Dalam rakor tersebut, Pemprov Sumbar menetapkan masa tanggap darurat untuk daerah terkena banjir selama satu minggu terhitung dari tanggal 4 Maret.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan bahwa saat ini banjir sudah mulai surut. Sedangkan penanganan longsor sudah dilakukan tim di sejumlah lokasi. Setidaknya, saat ini penanganan dapat membuka akses jalan yang tertutup material.

Khusus ruas jalan amblas dibuatkan jalan darurat sampai menunggu jalan diperbaiki pusat. “Iya, kita akan koordinasikan dengan pusat guna memperbaiki ruas jalan amblas. Untuk sementara, tim akan membuatkan jalan darurat yang dapat dilalui kendaraan,” ujar Irwan.

Kendati sejumlah titik yang sudah bisa dilewati, namun Irwan meminta masyarakat tetap waspada sewaktu melewati jalur tersebut.

Dalam rapat tersebut, Gubernur juga mengarahkan agar bantuan berupa pakaian, kasur, selimut dan makanan harus bisa sampai di lokasi. Selain itu, jalan tertutup longsor harus bisa dibersihkan secepat mungkin.

Gubernur mengatakan, sejauh ini terdata  64 titik longsor yang semuanya berada di areal galian C ilegal. Kuat dugaan, longsor dipicu aktivitas galian C ilegal. “Saya perintahkan penertiban seluruh tambang galian C ilegal agar tidak lagi mengganggu ekosistem,” katanya.

Tidak hanya itu, menurut Gubernur, penyebab lain banjir dan longsor adalah pengelolaan PLTA Kotopanjang di wilayah Riau. “Untuk masalah ini, kami tembuskan agar pihak pengelola dapat mengatasi hal ini. Sehingga, kejadian serupa tidak berulang dan merugikan masyarakat,” tuturnya.

Untuk lahan pertanian, Irwan menginstruksikan Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan melakukan pendataan kerugian masyarakat pada ladang, sawah dan ternaknya. “Kita upayakan segera mengirim bantuan untuk memulihkan kehidupan masyarakat di sana,” tukasnya.

Dia menambahkan, bantuan makanan dan logistik sudah masuk dari Pemprov Sumbar, Baznas dan BNI. Selain itu, makanan instan termasuk rendang 200 kilogram juga disalurkan.

“Ini belum termasuk kiriman dari relawan yang belum masuk pendataan. Bantuan para donatur dan relawan tetap dibutuhkan untuk melakukan pemulihan pascabencana terutama memperbaiki rumah-rumah rusak akibat terjangan banjir dan longsor. Bantuan bisa melalui BPBD, PMI, atau lembaga-lembaga amal sosial yang sudah turun di lapangan,” jelasnya.

Gubernur juga menekankan agar dilakukan pendataan serinci mungkin terhadap pertanian rakyat yang gagal panen. Sehingga, bisa diupayakan bantuan terutama sawah-sawah masyarakat yang rusak.

“Sementara tim medis agar tidak hanya menunggu di posko, langsung ke lapangan melihat kondisi masyarakat dan berokan pengobatan,” ujarnya. 

Lima Rumah Tergenang Banjir

Sementara itu, hujan deras berlangsung dua jam di Kota Sawahlunto kemarin (5/3), mengakibatkan lima unit rumah warga tergenang banjir di Kelurahan Saringan, kecamatan Barangin. Satu unit rumah rusak parah, satu unit rusak sedang dan tiga unit lainnya rusak ringan. 

“Banjir terjadi akibat longsornya Bantingan tempat pembuangan limbah batu bara. Material longsor masuk drainase dan terjadilah penyumbatan polongan,” kata Sudiono, ketua RT 2, Kelurahan Saringan kepada Padang Ekspres.

Hal senada dikemukakan Kholid, 67, warga RW 2 Kelurahan Saringan, Kecamatan Barangin. Banjir terjadi akibat tanah timbunan pembuangan limbah batu bara lengsor dan masuk drainase pembuangan air. 

Sementara itu, Meldi Hidayah Marta, Sekretaris Kesbangpol PBD Sawahlunto menyebutkan bahwa pihaknya sudah melakukan pengerukan drainase untuk memperlancar arus air menggunakan peralatan seadanya.

“Kita menurunkan lima tim PBD dan Sosial, serta satu unit mobil pemadam kebakaran untuk membersihkan lumpur” ujarnya. 

Di Dharmasraya, empat kecamatan dari 11 kecamatan di Kabupaten Dharmasraya dilaporkan terendam banjir. Keempat kecamatan itu yakni, Timpeh, Padanglaweh, Pulaupunjung dan Kotobesar. 

Kepala Dinas Penanggulangan Bencana Daerah (DPBD) Soewandi menyebutkan bahwa banjir sudah terjadi sejak Rabu (1/3). Namun, tak lama surut lagi. Nah ketika hujan turun lagi, banjir berulang sampai kemarin (5/3).

“Kita tidak bisa memprediksikan apakah banjir kembali datang atau surut, semua itu tergantung kepada faktor cuaca,” katanya. Berdasarkan data yang dimilikinya, sedikitnya 300 unit rumah sudah terendam banjir.

Di mana, sebanyak 200 unit rumah berada di Bonjol Abai Siat dengan ketinggian air bervariasi. Lokasi terparah terkena banjir adalah Nagari Tarataktinggi, Kecamatan Timpeh. Di sini, ketinggian air mencapai dua meter. Banjir melanda Timpeh ini merupakan kiriman dari Nagari Kamangbaru Kabupaten Sijunjung. 

“Sedangkan banjir yang terjadi di Kenagarian Abai merupakan luapan Batang Abai. Kita imbau warga selalu waspada, terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi,” ucapnya. Untuk mengatasi ini, dia menilai perlunya normalisasi sungai dan pembuatan embung di titik pertemuan sungai, seperti di Nagari Sopan Jaya.

Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Karajaan dan Wakil Bupati H Amrizal Dt Rajo Medan dilaporkan sudah turun ke lokasi banjir.

“Banjir melanda beberapa titik, seperti Sopanjaya, Abai Siat, Bonjol, dan beberapa daerah lainnya. Warga yang menjadi korban, tolong informasikan ke pejabat jorong atau nagari untuk didata. Insya Allah Pemkab akan memberikan bantuan termasuk santunan,” kata dia. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Ribuan Warga masih Terisolasi

Review: Purbasari Daily Series Eyeliner Pencil Black