Jika Anda cermati, media seperti televisi dan internet cukup sering menampilkan hal-hal yang mengandung unsur kekerasan dan pelecehan seksual. Hal ini tentu mengkhawatirkan para orang tua.
Di tengah kekhawatiran akan fenomena ini, banyak sekali terdengar mitos pelecehan seksual yang beredar dan dipercaya luas. Orang tua sebaiknya memahami hal ini agar tidak termakan dengan kabar yang belum pasti kebenarannya. Beberapa mitos pelecehan seksual terhadap anak, di antaranya seperti:
Mitos No 1 : Pelaku Pelecehan Biasanya Orang Asing
Faktanya: Tidak jarang pelaku kejahatan seksual adalah orang yang sudah dikenal. Misalnya, guru sekolah, tetangga, hingga kerabat sendiri. Untuk itu, sebaiknya orang tua lebih mengedukasi anak untuk berkomunikasi dengan baik, tahu batasan dalam bergaul, dan memahami tindakan yang pantas dan tidak pantas.
.
Mitos No 2 : Wanita Tidak Akan Melakukan Pelecehan
Faktanya: Anggapan ini salah kaprah dan hanya mitos pelecehan seksual belaka. Tidak sedikit wanita yang kehilangan akal sehatnya dan melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Jadi, ingatkan anak Anda untuk menjaga diri, baik terhadap pria maupun wanita yang perilakunya mencurigakan.
.
Mitos No 3 : Anak-Anak Tidak Akan Melecehkan Anak Lain
Faktanya: Anak juga dapat menjadi pelaku kejahatan seksual. Penyebabnya bisa karena kurang pengetahuan mengenai apa yang pantas dan tidak dalam pergaulan. Bahkan, belakangan ini aksi bullying anak-anak berkembang menjadi bentuk pelecehan seksual yang serius.
.
Mitos No 4 : Adalah Hal Wajar Jika Orang Dewasa Memeluk dan Mencium Anak, Meski Si Anak Tidak Suka
Faktanya: Orang tua perlu memahami bahwa memaksa anak melakukan kontak fisik dengan orang dewasa merupakan bentuk pelecehan. Alasan pemaksaan mungkin untuk kesopanan, tetapi ketika anak tidak mau memeluk dan mencium itu adalah hak mereka.
.
Mitos No 5 : Sebaiknya Anak Tidak Mengetahui Nama Alat Reproduksi sampai Mereka Dewasa
Faktanya: Mitos pelecehan seksual ini masih banyak dipercaya dan jelas keliru. Anak-anak sebaiknya diedukasi secara bertahap tentang alat reproduksi dan pentingnya menjaga alat kelaminnya sendiri. Pendidikan seksual bisa mencegah orang lain seenaknya melecehkan buah hati Anda.
.
Mitos No 6 : Anak Berbohong Mengenai Pelecehan untuk Mendapatkan Perhatian
Faktanya: Mengadukan tindak pelecehan bukanlah hal yang mudah, utamanya bagi korban. Anak-anak umumnya dihantui rasa takut dihakimi dan tidak dipercaya oleh orang sekitar. Jadi, ajari agar anak berani membuka diri jika menjadi korban pelecehan seksual. Dan bila anak bercerita tentang hal ini, segeralah bertindak.
.
Mitos No 7 : Orang Tua Tidak Perlu Mengawasi Gadget Anak karena Sudah Percaya
Faktanya: Pelaku kejahatan seksual memanfaatkan berbagai media dan menggunakan segala cara untuk bisa melancarkan aksinya, mulai dari obrolan di jejaring sosial, foto, teks, dan sebagainya. Orang tua sebaiknya memahami bahwa mengawasi gawai (gadget) anak perlu dilakukan untuk memastikan bahwa anak tidak menjadi incaran pelaku pelecehan seksual.
.
Mitos No 8 : Anak Tidak Perlu Diajarkan tentang Pelecehan Seksual
Faktanya: Korban pelecehan seksual biasanya lebih mudah bercerita pada teman dekat atau anak lainnya. Jadi, Anda perlu memberikan pendidikan seksual agar mereka bisa mengenali apa itu pelecehan jika mengalami ataupun mendengar dari anak lain.
.
Mitos No 9 : Hukum Pemerintahan Bisa Membuat Anak Lebih Trauma dari Pelecehan Seksual
Faktanya: Ada program khusus yang berlaku di semua negara dalam kasus pelecehan seksual. Prosedur pemeriksaan diterapkan dengan hati-hati untuk membuat anak merasa aman dan nyaman. Jadi, jangan ragu melapor bila pelecehan terjadi.
.
Mitos No 10 : Pelaku Pelecehan adalah Bapak-Bapak Tua Kotor yang Pemabuk
Faktanya: Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pelaku umumnya adalah anak muda atau pria heteroseksual dari segala macam latar belakang sosial ekonomi. Sebagian dari pelaku justru tampak biasa dan tidak berbeda dengan masyarakat kebanyakan.
Agar pelecehan seksual tidak terjadi pada buah hati, lindungilah anak dari kejahatan ini dengan cara yang tepat dan benar. Jangan terlalu percaya pada mitos pelecehan seksual yang masih bias kebenarannya. Namun, berikan pendidikan yang memadai tentang pentingnya menghargai dan menjaga tubuhnya sendiri.
(Visited 3 times, 1 visits today)