in

Idul Fitri dan Makna Mendalam Silaturahim

Oleh H. Abdul Jalil Muhammad

Idul Fitri tahun ini kemung­kinan memiliki peran dan rasa yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ka­rena Idul Fitri datang setelah momen Pilpres 2019 yang bisa jadi karena beda pilihan mengakibatkan ketidak har­monisan antar beberapa sau­dara sebangsa, dengan ibadah silaturahim di hari raya bisa kembali mengikat dan mem­perkuat tali persaudaraan.

Idul Fitri terdiri dari dua kata yaitu ‘id dan al-fithr. ‘Id berarti mengulang atau kem­bali, dengan kata lain “kembali kepada sesuatu setelah kita pergi/menjauhi darinya”. Ibnu Faris (w. 395 H) menjelaskan bahwa di antara makna al-’id adalah hari untuk berkumpul atau bertemu, hari seperti ini disebut ‘id karena ia terulang atau kembali pada tiap tahun. Selain itu, Ar-Raghib al-Ashfa­hani ( 503 H) menambahkan bahwa al-‘id adalah hari yang mengandung makna atau suasana kebahagiaan.

Kata fithrah adalah asal ke­jadian, kehadiran seorang ma­nusia ditandai sejak dia lahir dari rahim seorang ibu, dan dari kata rahim kita juga kenal istilah silaturahim, mengikat tali persaudaraan. Dengan de­mikian, berkumpul di hari Idul Fitri serta berbahagia bersama keluarga dan sahabat sebagai bentuk silaturahim merupa­kan hal yang penting dan perlu diperhatikan.

Ibadah silaturahim seyogyanya mengingatkan kita kepada beberapa hal yang memiliki akar kata yang sama, seperti Nama Allah Ar- Rahman dan Ar-Rahim (yang Maha Pengasih dan Maha Pe­nyayang), rahmat (sifat belas kasih), dan rahim seorang ibu.

Dalam sebuah hadis Qudsi disebutkan bahwa Allah berfirman ketika menciptakan rahim: (Aku adalah Ar-Rah­man dan kamu adalah rahim, namamu Aku ambil dari Na­ma-Ku). Di dalam banyak ayat Alquran, Allah memrintahkan kita untuk selalu menjaga, menyambung dan mengikat tali persaudaraan, lebih-lebih orang-orang yang mempunyai hubungan darah.

Idul Fitri menjadi mo­mentum penting dan sangat berharga untuk silaturahim, karena kembali kepada fitrah yang berarti kembali kepada asal kejadian itu bisa dipahami sebagai kembali tanpa dosa seperti ketika baru dilahirkan. Kesalahan atau dosa antar sesama manusia harus dis­elesaikan dengan pihak-pihak yang terkait, karena Allah SWT belum mengampuni jika pihak-pihak yang terkait belum memaafkan, maka silaturahim menjadi kesem­patan untuk saling memaaf­kan, menguatkan hubungan dengan saudara seiman dan setanah air.

Di dalam Alquran terdapat beberapa ayat yang mengajak manusia agar saling memaaf­kan, di antaranya Qs. An-Nur [24]: 22 yang artinya: “dan hendaklah mereka memaaf­kan dan berlapang dada, apakah kamu tidak suka Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang”.

Semoga kita semua di hari Idul Fitri termasuk golon­gan yang telah diampuni dosa-dosanya, diterima amal ibadahnya, semakin kuat ikatan persaudaraan, dan se­lalu menjaga hubungan kasih sayang antarmanusia. Amin.

Penulis dosen UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan Pondok Pesantren

Al Munawwir, Yogyakarta

What do you think?

Written by Julliana Elora

Masih Banyak Parpol Tak Patuh Laporkan LPPDK

Suaminya Ditemukan Meninggal Dunia, Saat Buku Diary Dibuka, Fakta mengerikan terungkap