in

Idul Fitri Momen Cairkan Ketegangan Elite Politik

Langkah keluarga Susilo Bambang Yudhoyono menyambangi sejumlah tokoh penting di negeri ini menjadi sangat penting karena menepis berbagai perbedaan.

JAKARTA- Selama hampir delapan bulan lamanya, kete­gangan di panggung politik be­gitu terasa. Kini, di momen suci Hari Raya Idul Fitri, ketegangan antar elit harusnya diakhiri. Si­lahturahmi harus kembali dijal­in. Sehingga spirit silahturahmi bisa menjalar ke akar rumput.

Demikian diungkapkan pengamat politik dari Uni­versitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Andi Syafrani di Jakarta, Jumat (7/6). Menurut Andi, Idul Fitri adalah momen permaafan. Seperti yang diper­lihatkan keluarga besar SBY saat bersilahturahmi dengan keluarga Presiden Jokowi dan keluarga Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

“Maka momen pertemuan orang, apalagi yang langsung bisa diartikan sebagai upaya silaturahmi dan permaafan. Jika ini menyangkut tokoh po­litik, berarti ini ajang untuk saling menghapus perbedaan dan situasi yang tidak enak se­belumnya,” kata Andi.

Pertemuan keluarga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jokowi dan Megawati di momen Lebaran membawa pesan yang sangat positif bagi publik. Pu­blik pun membaca telasi per­sonal antar tokoh telah cair dan karenanya tak ada lagi per­bedaan, terlebih menyangkut pemilu lalu, kata Andi.

“Ya karena ini menyangkut dua orang ketua umum partai politik yang dalam pemilu ke­marin berbeda dukungan da­lam pemilihan presiden, maka bisa saja dimaknai sebagai bentuk konkrit langkah politik Partai Demokrat yang kema­rin telah menyatakan keluar dari koalisi Prabowo. Ini ada­lah deklarasi politik bergabung dengan koalisi yang dipimpin partai Bu Mega, PDIP, yang ke­marin mencalonkan Jokowi- KH Ma’ruf,” katanya.

Namun memang lanjut Andi, momen pertemuan ke­luarga SBY dengan keluarga Megawati menjadi unik karena selama ini ada kesan relasi SBY dan Megawati sejak lama ku­rang baik. Tapi terlepas dari itu semua, ini harusnya juga bisa diikuti oleh tokoh-tokoh lain.

Silaturahmi Politik

Pengamat politik dari Uni­versitas Al Azhar Jakarta, Ujang Komarudin juga sependa­pat. Menurut Ujang yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, silaturrah­mi di Idul Fitri sangat dalam maknanya. Karena yang me­lakukan itu adalah elite politik, maka pertemuan keluarga SBY dan Megawati bisa juga dibaca sebagai silaturahmi politik.

“Dan itu sah-sah saja dan wajar. Silaturahmi tersebut bisa membuka lembaran baru hubungan antara keluarga SBY dengan Megawati yang sudah lama renggang,” katanya.

Sedangkan Dekan Fisipol Universitas Gadjah Mada Er­wan Agus Purwanto mengata­kan, pertemuan keluarga SBY dengan Megawati adalah sin­yal baik baik masyarakat yang sangat ingin melihat suasana politik Indonesia kembali se­juk pasca perhelatan pemilu serentak. Silaturahmi Agus Ha­rimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono sebagai wakil Keluarga SBY yang men­gunjungi Jokowi dan Megawati tentu merupakan angin sejuk bagi perpolitikan di Indonesia.

“Artinya elit politik yang se­lama ini bersaing dan diper­sepsikan saling bermusuhan selama ini ternyata tidak be­nar,” ujarnya.

Setidaknya kata dia, dengan pertemuan itu, publik akan membawa bahwa para elit po­litik ternyata bisa memberi teladan. Khalayak ramai akan melihat mereka, para elit boleh bersaing secara politik namun tetap bisa bertemu dan bersi­laturahmi sebagai sesama anak bangsa,” katanya. ags/AR-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

Dodi Reza Alex Bersama Forkopimda, OPD Muba Silaturahmi ke Forkopimda Sumsel

Pengalaman Guru Honorer Mesti Dihargai