in

Pengalaman Guru Honorer Mesti Dihargai

JAKARTA – Peningkatan Kes­ejahteraan Guru Honorer masih menjadi pekerjaan rumah pe­merintah. Salah satu program yang telah dilakukan pemerintah adalah menjadikan guru honor­er sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Peme­rintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Program tersebut masih akan terus dilakukan meski me­nemui kendala salah satunya ka­rena banyak guru honorer yang sulit bersaing dalam tes.

Menanggapi hal tersebut, peneliti Pendidikan P2 Ke­pendudukan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Anggi Afriansyah menilai perlu ada­nya penyesuaian dalam pro­ses rekrutmennya. Proses ke­lulusan, lanjutnya, tidak hanya berdasar pada nilai pengerjaan soal, tapi juga pada rekam jejak guru honorer tersebut.

“Selama ini pengalaman kerja seperti tidak dihargai. Untuk menjaga kualitas ujian, nilai tetap jadi syarat. Namun, pertimbangan pengalaman kerja harus juga mendapatkan bobot yang besar. Jadi guru bukan hanya kecakapan aka­demik, tapi ada kecakapan lain yang didapat melalui pengala­man mengajar yang cukup,” ujar Anggi kepada Koran Ja­karta, di Jakarta, Jumat (7/6).

Anggi menyebut, banyak guru honorer memiliki kuali­fikasi dan minat yang baik. Tapi, pada akhirnya mereka gugur di tengah jalan karena merasa menjadi guru honorer tidak rasional bagi pemenuhan hidup mereka.

Terkait ada program peningkatan kesejahteraan guru honorer menjadi PNS mau­pun PPPK, ia menilai program tersebut bagus jika direalisasi­kan dengan baik. Hanya saja, lanjutnya, penting juga bagi pemerintah untuk membuat skema yang berkelanjutan dan transparan.

“Pertama yang harus dilaku­kan adalah pemetaan. Ini me­nentukan berapa jumlah yang dibutuhkan untuk PNS mau­pun PPPK. Penting juga meli­hat kebutuhan tiap daerah. Ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Jika tidak kualitas guru akan sulit meningkat ka­rena nasib gurunya tidak me­nentu,” tuturnya.

Sementara itu, mengenai guru honorer yang tidak bisa bersaing dalam tes terbuka, Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji mengatakan hal tersebut tidak secara langsung menunjukan para guru honorer tidak berkualitas. Justru hal yang penting dilihat dari para guru honorer ini keberadaan mereka harus diakui dan diapresiasi pe­merintah. ruf/AR-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

Idul Fitri Momen Cairkan Ketegangan Elite Politik

Eden Hazard Sudah ‘Mencetak Gol’ Sebelum Dia Lahir