ACEHTREND.CO, Lhokseumawe–Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, (23-24/9/2017), mengadakan workshop menulis buku untuk guru-guru SD, SMP, dan SMA dari Aceh Utara dan Lhokseumawe di Aula PPMG Wilayah III Lhokseumawe.
Demikian disampaikan Ketua IGI Kota Lhokseumawe Jon Darmawan, S.Pd, M.Pd melalui siaran pers yang diterima AceHTrend, Selasa (26/9).
Jon Darmawan memaparkan, pelatihan menulis buku yang bertajuk “Melalui Kegiatan Sagusabura Kita Wujudkan Aceh Utara Sebagai Kabupaten Literasi”, merupakan salah satu program kerja IGI Aceh Utara dan Lhokseumawe.
Kegiatan ini, tambahnya, menyahuti program literasi nasional, dimana setiap daerah diwajibkan untuk meningkatkan minat baca dan melatih pendidik untuk menyukseskan literasi produktif.
Workshop Sagusabura secara resmi dibuka oleh Kepala PPMG Wilayah III Dinas Pendidikan Aceh Drs. Azhari.
Dalam sambutannya beliau sangat mengapresiasikan kegiatan yang dilaksanakan oleh IGI Aceh Utara dan Lhokseumawe.
“Kegiatan pelatihan menulis ini merupakan swadaya dari guru, oleh guru dan untuk guru. Semoga kegiatan ini menjadi awal kebangkitan kembali pendidikan di wilayah Pasee,’ tutur Drs Azhari.
Dalam kesempatan itu, Azhari berharap agar kegiatan seperti ini terus dilaksanakan secara rutin guna mendongkrak profesionalitas guru.
Karena dengan workshop, tambah Azhari, akan bisa mengubah pola pikir guru dan selalu meng-upgrade kemampuannya.
Selain itu, sebagai pondasi untuk melatih karakter guru menjadi lebih positif terutama dalam berkarya dan berinovasi.
“Guru harus berkarya. Guru mulia karena karya,” pungkas Azhari.
Rangkaian workshop yang pelaksanaannya didukung LPPM Unimal dan PPMG Wilayah III Dinas Pendidikan Aceh ini, dimulai dari motivasi Capacity Building yang disampaikan Zulfikar, salah seorang jurnalis dari Aceh Utara.
Dilanjutkan materi membuat buku digital dipaprkan Ketua IGI Kota Lhokseumawe Jon Darmawan, S Pd M Pd.
Hari kedua, Ahad (25/9), para guru diberikan ilmu menulis buku, opini, dan cerpen oleh Masriadi, S Sos M.Kom I, Dosen Ilmu Komunikasi Unimal, Lhokseumawe.
Sementara itu, Panitia Pelaksana Kegiatan, Khaidir, SE yang juga guru SMPN 5 Langkahan berharap, pelatihan menulis buku bagi kalangan guru, hendaknya ditindak-lanjuti dengan melahirkankarya-karya berupa buku.
Sebab dari pelatihan ini, tambah Khaidir, guru-guru diharapkan mampu menulis buku. Satu guru satu buku. Minimal buku bahan ajar di sekolah masing-masing.
“Jika tidak bisa menulis satu buku, guru harus bisa menulis satu buku beramai-ramai,” ujar Khaidir.[]