JAKARTA – Walau banyak riak-riak yang mengganggu, nilai toleransi warga negara Indonesia dapat dikatakan baik dan terjaga. Sejak dulu, masyarakat Indonesia sudah membangun persaudaraan antar sesama dan mengimplementasikan Pancasila.
“Kita sudah final dalam mengimplementasikan Pancasila. Hal itu ditandai dengan umat beragama di Indonesia yang terus menumbuhkan nilai-nilai Pancasila. Ketika ada yang melakukan tindakan intoleransi, itu merupakan oknum- oknum yang harus bertanggung jawab secara pribadi. Agama apapun tidak pernah meminta umatnya melakukan hal-hal intoleran,” ungkap pengamat politik Universitas Al-Azhar, Jakarta, Ujang Komarudin kepada Koran Jakarta, di Jakarta, Minggu (15/12).
Ujang menjelaskan, beberapa masalah intoleransi muncul akibat pemahaman agama yang salah dan tidak matang. Hal ini membuat segelintir orang merasa jadi yang paling benar. Walau begitu, menurut Ujang, kasus intoleran yang meruak akhir-akhir ini tidak perlu digeneralisasi. Sebab, dalam dinamika kehidupan, wajar bila muncul bentrok dan konflik antar agama. “Indonesia memiliki beragam suku dan agama. Kita dalam interaksi sosial pasti akan mengalami konflik,” katanya.
Minimalisir Konflik
Untuk itu, Ujang menuturkan masyarakat perlu memperbaiki hal ini dengan cara meminimalisasi tindakan intoleransi dari hal yang terkecil. Masyarakat perlu mengoreksi hal-hal yang salah dan tidak membesar-besarkan konflik. “Kita ingin membangun sebuah konstruksi berpikir yang objektif, kalau ada yang intoleran, mari kita bina,” imbuhnya.
Hal senada dikemukakan oleh Ketua Umum Pagar Nusa, salah satu badan otonom Nahdlatul Ulama (NU), Nabil Haroen bahwa pemerintah memiliki banyak instrumen sebagai cara mengimplementasikan nilai toleransi kepada masyarakat. Contohnya, pemberdayaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). “BPIP harus dimaksimalkan. Kalau saya dengar anggarannya masih kecil, maka harus dibesarkan anggarannya. Di BPIP ada tokoh nasional dan tokoh penting. Lembaga ini instrumennya harus disiapkan dengan baik,” ungkap Gus Nabil.
Ia mengatakan, NU selalu menanamkan nilai pancasila kepada seluruh warga negara Indonesia. Contohnya, NU mengajarkan nilai Pancasila di pesantren agar dapat menyelaraskan kehidupan beragaman antar suku, agama, keyakinan, dan budaya. dis/AR-3