Dinas Kesehatan Pessel berkomitmen melakukan penurunan angka stunting. Persoalan gizi kronis anak yang ditandai tinggi badan yang lebih pendek dan mengganggu perkembangan otak. Jika terus dibiarkan, dapat mengancam perkembangannya generasi masa datang.
Agar penurunan angka stunting sebesar 14 persen dari prevalensi stunting 25,2 persen di daerah itu benar-benar tercapai di tahun 2024 nanti, maka penanganannya harus dilakukan melalui kerja sama terintegrasi.
“Komitmen itu kita aplikasikan melalui jargon inovasi ‘Pasan Mandeh’ yang peluncurannya dilakukan 3 Agustus 2022 oleh Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar. Peluncuran ini dilakukan bersamaan peresmian gedung baru Puskesmas Inderapura di Kecamatan Pancung Soal,” kata Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni, di Painan.
Menurutnya, sanitasi lingkungan, dan akses air bersih mempengaruhi stunting. Melalui 10 langkah Pasan Mande, dia berharap akan terjadi penurunan angka kasus stunting.
Sepuluh langkah Pasan Mandeh itu adalah: Pastikan remaja putri bebas anemia dan berperilaku hidup bersih dan sehat, ajak pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan, setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan yang berkualitas, amankan bayi yang baru lahir dengan layanan kesehatan sesuai standar, dan naikkan status gizi serta kesehatan bayi dan balita.
Selanjutnya, mengkonsumsi pangan yang beragam bergizi dan berimbang, akses air minum yang berkualitas, nagari stop buang air besar sembarangan (ODF), dorong keluarga untuk mengikuti program jaminan kesehatan, serta yang terakhir edukasi dan promosi kesehatan kunci keberhasilan.
Melalui inovasi itu, setiap pihak yang berkepentingan dalam penurunan angka stunting akan mengetahui tentang siapa dan harus berbuat apa.
Ditambahkan lagi bahwa saat ini juga telah dibentuk Tim Inovasi Pasan Mande melalui SK bupati dengan yang melibatkan Dinkes lintas program, serta juga semua kepala puskesmas.
Untuk menjalankan dan memantau perjalanan inovasi, juga dibuat form laporan monev Pasan Mande. Bentuk kegiatannya adalah meningkatkan cakupan-cakupan program yang mendukung inovasi Pasan Mande seperti pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil, serta ibu pascabersalin.
“Kita juga telah melakukan MoU Kanwil Kemenag Pessel tentang pemeriksaan kesehatan dan edukasi konseling catin pranikah. Mengaktifkan posyandu yakni mengaktifkan 6 meja pelayanan lengkap mulai dari penimbangan, imunisasi, edukasi gizi dan edukasi sanitasi atau kesling,” ujarnya.
Bupati Rusma Yul Anwar memberi apresiasi jajaran Dinas Kesehatan Pessel, terkait inovasi Pasan Mande.
Dia berharap inovasi itu dilakukan secara berkelanjutan oleh lintas sektoral dan lintas program terkait, serta juga dukungan dari berbagai organisasi profesi. “Agar target yang sudah dipasang benar-benar tercapai,” ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa rembuk stunting yang dilakukan nagari bersama jajaran puskesmas pada semua kecamatan, merupakan langkah penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan dan intervensi pencegahan.
Tahun 2021 lalu Pessel termasuk salah satu daerah perluasan lokus stunting bersama 9 kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumbar.
“Upaya penurunan stunting ditetapkan sebagai program prioritas nasional yang telah masuk Rencana Kerja Pemerintah (RKP),” ungkap bupati.
Bupati menegaskan, tahun 2022 ini harus ada komitmen dalam upaya percepatan penurunan stunting bersama Forkopimda dan stakeholder terkait di Pesisir Selatan.
“Saya berharap, mudah-mudahan upaya percepatan penurunan angka stunting sebesar 14 persen dari prevalensi stunting 25,2 persen saat ini benar-benar tercapai pada 2024 nanti,” ujar Rusms berharap. (yon)