SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melakukan kajian khusus dari sisi akademisi untuk menyikapi isu rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke kota lain. Rektor bersama para pakar ITS yang terlibat dalam tim kajian menyampaikan, dari segi penunjukan Kota Jakarta sebagai ibu kota di masa awal kemerdekaan, tidak melihat kondisi keamanan Jakarta sebagai ibu kota negara.
Alasan selanjutnya, pembangunan di Jakarta menyebabkan daerah sekitar bergantung ke Jakarta dan tereksploitasi. “Kemudian, dalam perspektif negara kepulauan, ketimpangan pembangunan sangatlah terlihat. Tercatat 81 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Indonesia 2015 dikuasai oleh Pulau Jawa dan Sumatera.
Pembangunan di wilayah Indonesia bagian barat tersebut mengarah pada pembangunan berbasis ke daerah, bukan maritim. Padahal, pemerintah Indonesia sekarang ingin mengembangkan pembangunan ekonomi berdasarkan kemaritiman sebagai sokogurunya,” kata Rektor ITS, Joni Hermana, di Surabaya, Kamis (17/8). Joni menambahkan, ITS mengusulkan kriteria pemilihan ibu kota Indonesia baru yang juga mencirikan Indonesia sebagai ibu kota marina. Pertama, lokasi ibu kota mencirikan Archipelago Capital City yang memanfaatkan potensi marina, bukan pedalaman. SB/E-3