Sebagai wanita kita memang harus realistis juga, menginggat sekarang ini apa-apa serba uang. Matre itu tidak sama dengan matrealistis. Kenapa wanita harus matre? Karena semua kebutuhan hidup itu semakin mahal, dan berumahtangga juga membutuhkan apa yang namanya uang. Jika kita sebagai wanita matre, secara tidak langsung juga itu menjadi sebuah penyemangat untuk bisa lebih giat lagi bekerja. Bukan berarti sebagai wanita yang matre terus tidak mau saat dilamar oleh pria yang berpenghasilan kecil. Bukan seperti itu.
Matre disini, hanya menginggatkan bahwa berumahtangga itu tidak hanya cukup bermodalkan cinta, tetapi juga harus ada pendapatan yang mencukupi. Persoalan dalam rumah tangga yang berkaitan dengan uang tidak akan selesai begitu saja hanya dengan kita mengucapkan kata cinta. Siapa sih jika ditanya, apa ada wanita yang mau hidup susah? Tentunya tidak ada bukan! Menjadi wanita matre itu perlu karena saat menikah nanti kita akan mempunyai keturunan yaitu anak-anak. Untuk membesarkan anak-anak juga mendidiknya kita membutuhkan uang, karena kehidupan ini hampir semuanya berjalan mengunakan uang sebagai transaksi utamanya.
Coba kita renungkan; mau makan membutuhklan uang untuk membeli bahan-bahannya. Agar bisa memasak makanan kita juga membutuhkan peralatan memasak. Belum kebutuhan yang lainnya, seperti transpotasi, pendidikan, juga bermasyarakat nantinya. Wajarkan jika sebagai wanita kita harus matre, karena secara tidak langsung keharmonisan dalam berumah tanggapun akan bisa tercipta jika semua kebutuhan pokok dalam rumah itu tercukupi. Apa jadinya jika untuk makan saja, kita harus puasa senin kemis, alat transpotasi tidak punya, otomatis kemana-mana harus berjalan kaki. Keadaan seperti itu bisa memicu adanya pertengkaran karena kehidupan yang serba susah.
Apa salah sebagai wanita jika menginginkan saat berumahtangga nanti semua serba tercukupi. Tidak berlebihan, tetapi kebutuhan hidup sehari-hari tidaklah kekurangan. Keinginan seperti itu wajar saja, dan matre itu memang perlu, tetapi bukan matrealistis. Kita hanya inginkan sewajarnya saja, hidup berkecukupan. Memang semua itu bisa diperjuangkan bersama-sama, dengan adanya sifat matre kita sebagai wanita, justru akan mengerakkan pasangan kita untuk bisa lebih giat lagi bekerja, tentunya kita juga membantu dengan doa dan kesetiaan.
Tuhan itu Maha Kaya, dengan doa kita maka akan di buka pintu rejeki lebar-lebar, dan sudah seharusnya sebagai pasangan hidup kita nanti tekun bekerja agar bisa membahagiakan kita yang akan menjadi pasangan hidupnya. Jadi ada keseimbangan antara kita yang matre, dan calon pasangan hidup kita yang giat bekerja.
Biarpun matre kita bukan matrealistis yang menginginkan rumah mewah, mobil, dan barang-barang mahal lainnya, tidak seperti itu. Setidaknya dengan matrenya kita ada perjuangan dari calon pasangan hidup kita agar mau mempersiapkan masadepan buat dijalani nanti bersama-sama dengan sebaik-baiknya.
Biarpun rumah belum punya, setidaknya ada rumah kontrakan yang bisa kita tempati, juga kebutuhan hidup lainnya, termasuk alat transpotasi biarpun hanya sepeda motor bekas, tetapi bukan kridit. Selanjutnya bisa kita perjuangkan bersama-sama, karena semua itu membutuhkan perjuangan. Apa lagi jika kita sama-sama bukan dari keluarga berada yang tidak mempunyai harta warisan, jadi semua memang harus diperjuangan bersama-sama dari nol.
Matrenya kita karena keinginan agar bisa mempunyai kehidupan yang lebih baik, yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh keluarga nantinya. Dengan keadaan ekonomi yang mencukupi kita juga bisa melakukan banyak hal, termasuk menolong saudara kita yang kekurangan, bukan untuk sebuah kesombongan. Bagaimanapun juga kalau ekonomi kita cukup saat nanti berumahtangga itu akan menjadi lebih baik, termasuk terciptanya kebahagiaan.
Jadi, wanita memang harus matre, karena nanti saat kita menikah keuangan keluarga kita yang mengelolanya, termasuk menyajikan menu keseharian yang kesemuanya itu membutuhkan uang. Semoga dengan matrenya kita sebagai wanita, calon-calon suami kita nantinya mau semakin giat bekerja agar saat menikah bisa mencukupi dan membahagiakan kita sebagai pasangan hidupnya.