in

Jadi Narsum Webinar Internasional, Genius Diapresiasi Soal Pengelolaan Pangan selama Pandemi

Walikota Pariaman Genius Umar menegaskan, Kota Pariaman telah mencapai swasembada beras bahkan surplus. Produksi tersebut mampu dicukupi oleh lahan pertanian yang ada di Kota Pariaman.

“Untuk jumlah konsumsi beras dari petani mencapai 8.921 ton per kapita per tahun. Untuk saat ini total stok beras kita dari Januari sampai Juni mencapai 6.740 ton, sehingga surplus sebanyak 2.313 ton,” ungkap Genius Umar saat menjadi narasumber (narsum) webinar internasional “Food Systems Lesson From the Pandemic”, yang diselenggarakan UCLG (United Cities and Local Government) bekerjasama dengan UN HABITAT (United Nations Human Settlements Programme) dan METROPOLIS (World Association of the Major Metropolises), Kamis (02/07/2020) malam.

Genius yang menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia, menegaskan, selama pandemi Covid-19, hasil pangan baik dari perkebunan, pertanian dan perikanan yang dimiliki daerah ini mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Pariaman. “Jadi kalau untuk pangan tidak menjadi kendala bagi kita, karena ketersediaan pangan kita mencukupi,” tutur Genius.

Bahkan kata Genius, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) telah mengingatkan negara di seluruh dunia tentang adanya potensi krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19.

Genius menyebut, UU No 18/2012 tentang Pangan, menjelaskan, ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tecermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

“Setidaknya, ada tiga pilar dalam ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas. Sebagai pilar pertama, ketersediaan pangan menggambarkan bagaimana suatu sistem pertanian dapat menyediakan kebutuhan pangan masyarakat,” tutur Genius.

Lulusan S3 IPB ini mengatakan dari aspek ketersediaan bahan pangan di konsumen, terjadi banyak perubahan pola karena kebijakan physical distancing. Pola jalur pasokan lebih banyak menuju pasar-pasar modern dan pasar yang berbasis daring. Dari sisi transaksi yang dilakukan konsumen, pandemi membuat perubahan pola transaksi ke arah ke platform digital atau online.

“Dengan berubahnya paradigma kebutuhan konsumen, seharusnya kita dapat memanfaatkan situasi ini untuk selalu berperilaku dengan menerapkan protokol kesehatan, sehingga kita selalu dapat beraktifitas selama new normal ini dengan baik, dan hasil pangan kita juga dapat laku di pasaran,” jelasnya.

Diakhir Webinar Sekretary General of UCLG, Emilia Saiz memberikan apresiasi kepada Genius Umar yang telah berbagi pengalaman tentang pengelolaan pangan selama masa pandemi Covid-19. (*)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Lehar Meninggal, Kuasa Hukum Kritik Lambannya Proses Pembantaran

Jika tak Tuntas, Anggaran Revitalisasi Kawasan SRG bakal Ditarik Pusat