Dengan sabar dan telaten Bripka Puguh mengajari anak anak difabel untuk belajar membuat tas dan kerudung ecoprint. Bripka Puguh menjelaskan bahwa kegiatan kerajinan teknik ecoprint sudah diajarkan kepada anak anak difabel binaanya selama 2 tahun. Dan pada tahun pertama dulu sudah pernah launching kerajinan batik ecoprint anak difabel Insan Mandiri Blora Selatan dan selanjutnya kali ini di launching kerajinan tas dan kerudung ecoprint. Ditanya tentang mengapa kerajinan ecoprint tersebut yang dipilih untuk anak anak difabel, Bripka Puguh menjelaskan berawal dari ide kakaknya yang juga seorang guru di SMP Kunduran bahwa metode ecoprint cocok untuk anak anak difabel. “Berawal dari ide dan diskusi ringan dengan kakak dan pengasuh yayasan, akhirnya kita pilih ecoprint. Kita kembangkan untuk kegiatan ketrampilan anak anak, harapannya setelah anak anak lulus sekolah dia bisa membuat karya yang bisa dijual untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup,” beber Bripka Puguh. Lebih lanjut Bripka Puguh menyampaikan bahwa dirinya sudah 6 tahun mendampingi anak anak difabel Yayasan Insan Mandiri Blora Selatan dan dalam 6 tahun tersebut banyak pengalaman yang didapatkan salah satunya adalah kendala komunikasi dengan anak anak difabel. “Karena setiap anak menyandang disabilitas masing masing ada yang tuna rungu, tuna netra dan tuna grahita jadi dibutuhkan kesabaran dalam momong mereka,” tandas Bripka Puguh.
Masih kata Bripka Puguh, ia berharap di kawasan Blora selatan segera dibangun sekolah luar biasa karena di kawasan kecamatan Randublatung dan sekitarnya belum ada sekolah tersebut.