WASHINGTON DC – Senator negara bagian California, Kamala Harris, mengaku dirinya merasa terhormat dipilih Joe Biden sebagai pasangannya dalam pemilihan presiden November 2020. Mantan jaksa agung negara bagian California ini menegaskan dia akan melakukan apa saja yang diperlukan untuk menjadikan Joe Biden sebagai Panglima Tertinggi Amerika Serikat.
“@JoeBiden dapat menyatukan orang Amerika karena dia menghabiskan hidupnya berjuang untuk kita. Dan sebagai presiden, dia akan membangun Amerika sesuai cita-cita kita,” cuit Kamala Harris menanggapi Biden yang telah memilihnya sebagai calon wakil presiden dalam pemilihan presiden November mendatang, Rabu (12/8).
Biden membuat sejarah dengan pertama kali memilih perempuan keturunan Afrika- India sebagai cawapres AS. Jika terpilih, politisi berusia 55 tahun itu akan mencetak sejarah lain, yaitu sebagai politisi wanita pertama yang terpilih sebagai wakil presiden.
Selain itu, Harris juga menjadi wanita ketiga yang menjadi cawapres dalam sejarah Pilpres AS, menyusul langkah anggota DPR dari New York, Geraldine Ferraro, pada Pilpres 1984 dan mantan Gubernur Alaska Sarah Palin pada Pilpres 2008.
Berlatar Belakang Hukum
Harris memulai kariernya pada 1990 sebagai jaksa di daerah Alameda, California. Dia kemudian terpilih sebagai jaksa distrik San Francisco pada 2002. Kariernya terus menanjak dan namanya mulai diperhitungkan sebagai rising star Partai Demokrat setelah meraih kemenangan tipis pada pemilihan Jaksa Agung negara bagian California pada pemilihan tahun 2010.
Menjabat dua periode, Harris melesat ke kancah politik nasional dengan terpilih sebagai senator, jabatan yang diembannya sejak Januari 2017. Sempat diperhitungkan sebagai capres unggulan untuk menantang Trump, Harris mundur dari pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat pada Desember tahun lalu setelah hasil survei yang mengecewakan.
Nama Harris sempat menjadi perbincangan publik AS saat dia tampil mengesankan menginterogasi sejumlah saksi kunci ketika sidang pemakzulan Trump di Senat AS.
Tidak mengejutkan bila Biden memilihnya sebagai cawapres. Tetapi sempat juga muncul keraguan apakah mantan Wapres Barack Obama itu akan memilih Harris setelah muncul komentar dari salah satu tim seleksi bahwa Kamala adalah sosok yang sangat ambisius dan berpotensi menganggu keharmonisan pemerintahan jika Biden terpilih.
Bukanlah rahasia bahwa Harris akan menjadi unggulan utama Demokrat untuk pilpres berikutnya pada 2024 jika Biden memilih hanya menjabat satu periode.
Di tengah krisis rasial yang melanda AS, terutama setelah tewasnya George Floyd, Biden dilobi banyak pihak untuk memilih cawapres wanita berkulit hitam. Apalagi, suara pemilih kulit hitam di Carolina Selatan adalah kunci kesuksesan kampanyenya yang terpuruk di negara bagian awal Iowa dan New Hampshire. n AFP/SB/P-4