in

Kanker Anak, Bagaimana Mengetahuinya secara Dini?

Amirah Zatil Izzah
Dokter Ahli Hematologi
Onkologi Anak FK Unand

SETIAP 15 Februari, dunia memperingati hari kanker anak internasional. Tema yang diangkat adalah better survival is achievable #throughtheirhands, yang mengandung arti bahwa kesintasan (harapan hidup) yang baik dari anak pengidap kanker dapat dicapai dengan tidak lupa memberikan penghargaan atas segala usaha dan kerja keras yang diberikan oleh orangtua dan pengasuh yang telah memberikan dampak positif pada kehidupan anak dan remaja pengidap kanker.

Kanker sejatinya jarang terjadi pada anak dibanding dewasa, namun demikian merupakan penyebab kematian tertinggi pada anak di dunia. Secara global terdapat lebih dari 400.000 anak didiagnosis kanker setiap tahunnya. Diperkirakan 70% anak dengan kanker tersebut berada di negara berpendapatan menengah-rendah (lower-middle income country) dan di negara berpendapatan rendah (low income country).

Sangat menyedihkan mengetahui bahwa angka kesintasan lima tahun anak penderita kanker di negara-negara tersebut kurang dari 30% dibanding negara maju yang mencapai lebih dari 80%. Demikian juga bahwa 50% lebih anak dengan kanker di negara-negara tersebut meninggal sebelum terdiagnosis.

Beberapa faktor yang menentukan angka kesintasan anak pengidap kanker antara lain adalah stadium penyakit saat ditemukan, jenis kanker yang diderita, ketersediaan sarana, prasarana dan sumber daya manusia untuk penegakan diagnosis dan pengobatannya.

Stadium penyakit pada dasarnya sangat bergantung kepada penemuan dini penyakit. Semakin dini penyakit ditemukan atau semakin rendah stadiumnya, maka semakin tinggi harapan hidup pengidap kanker.

Jenis Kanker Terbanyak pada Anak

Data rekam medis RSUP Dr. M. Djamil menunjukkan bahwa terdapat 91 kasus baru kanker anak pada tahun 2021, dan 100 kasus baru pada tahun 2022. Berdasarkan data tersebut, leukemia (kanker darah) adalah kanker terbanyak yaitu mencapai 57% kasus dari semua kasus kanker anak, diikuti oleh kanker tulang (osteosarkoma) mencapai 11% kasus.

Kanker mata (retinoblastoma) mencapai 6-9% kasus, dan kanker kelenjar getah bening (limfoma malignum) sebesar 4% kasus. Usia terbanyak yang ditemukan adalah kelompok usia kurang dari 5 tahun yaitu mencapai 42% kasus diikuti kelompok usia 10-17 tahun mencapai 34-39% kasus.

Kanker darah (leukemia) adalah pertumbuhan yang berlebihan dari sel darah abnormal yang menekan pembentukan sel darah normal. Insidennya di Indonesia sekitar 4 per 100.000 anak per tahun dengan perkiraan jumlah kasus baru sekitar 2000-3200 anak per tahun.

Gejala dan tandanya antara lain adalah anak terlihat pucat, mudah lelah, demam berulang ataupun demam lama, muncul perdarahan di kulit ataupun tempat lainnya, serta perut yang tampak membesar akibat pembesaran hati dan limpa. Sedangkan kanker tulang (osteosarkoma) adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel pembentuk tulang.

Angka kejadiannya adalah 8-11 per 1.000.000 penduduk per tahun. Kanker itu banyak ditemukan pada anak remaja usia di atas 10 tahun dan lebih sering pada anak laki-laki. Lokasi yang tersering adalah tulang paha bagian bawah, tulang kering bagian atas, dan tulang lengan atas.

Keluhan dan tanda yang paling sering ditemukan adalah nyeri dan pembengkakan pada tungkai yang dikenai. Pembengkakan tersebut teraba lebih hangat dari daerah sekitarnya.
Kanker mata (retinoblastoma) adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel retina salah satu bola mata atau keduanya.

Prevalensinya berkisar 1 per 15.000 kelahiran hidup di negara berkembang. Penyakit terutama mengenai anak usia kurang dari 5 tahun, dengan insiden tertinggi pada usia 2-3 tahun.

Gejala utamanya adalah adanya bercak putih pada bagian hitam mata, mata juling, mata merah dan nyeri. Bila telah lanjut maka tumor dapat menyebar ke jaringan sekitar mata sehingga mata tampak menonjol.

Sementara itu kanker kelenjar getah bening (limfoma malignum) adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari kelenjar getah bening yang terdapat di leher, rongga dada, rongga perut dan ketiak. Kejadian tertinggi pada anak usia 7-10 tahun dan lebih banyak pada anak laki-laki.

Gejala utamanya selain pembengkakan di tempat tumbuhnya bisa juga disertai dengan keluhan demam, nafsu makan berkurang, berat badan yang turun minimal 10% dalam 3 bulan, keringat malam. Bila mengenai kelenjar getah bening rongga dada bisa disertai keluhan sesak nafas dan wajah sembab.

Penemuan Dini Kanker pada Anak

Keterlibatan berbagai pihak baik dari unsur masyarakat maupun tenaga kesehatan berperan penting dalam penemuan dini kanker pada anak. Kewaspadaan yang tinggi terhadap berbagai keluhan maupun kelainan yang ditemukan pada anak patut dilakukan oleh berbagai pihak baik orangtua, masyarakat sekitar, kader posyandu, bidan maupun dokter.

Keluhan ataupun kelainan pada anak yang perlu diwaspadai tersebut adalah demam lama yang menetap ataupun berulang tanpa penyebab yang jelas, penurunan nafsu makan disertai dengan penurunan berat dalam tiga bulan terakhir, sakit kepala yang dapat disertai dengan muntah pada pagi hari, pembengkakan atau nyeri pada tulang, sendi, punggung atau tungkai; dan pembengkakan atau terabanya masa di perut, leher, dada, panggul, atau ketiak.

Lalu, munculnya ruam, lebam atau perdarahan; warna putih pada bagian hitam mata, mual yang menetap atau muntah tanpa adanya mual, kelemahan yang menetap; serta gangguan penglihatan yang menetap, penglihatan ganda, atau kebutaan mendadak.

Bila pada seorang anak ditemukan salah satu gejala di atas, maka hendaknya anak segera dibawa ke tenaga medis untuk memastikan atau menyingkirkan penyakit lain yang memiliki gejala yang hampir sama dengan kanker. Bila memang tetap dicurigai, maka anak kemudian segera dirujuk ke dokter onkologi anak di rumah sakit rujukan.

Sebagai penutup, penulis mengimbau semua komponen masyarakat untuk dapat saling mengingatkan apabila menemukan anak dengan gejala dan tanda di atas. Kewaspadaan yang tinggi terhadap kanker anak dari semua pihak akan berdampak peningkatan kesintasan anak-anak kita pengidap kanker. (*)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Kalau Sudah Sembuh, David Diminta Main ke Tebuireng

Strategi PAN Memenangkan Pemilu