in

Kebakaran Diduga Sabotase

1.691 Kios Ludes Terbakar, 90 Persen Korban Kebakaran Urang Awak

Kepulan asap tebal masih membumbung tinggi di Pasar Senen, Jakarta Pusat (Jakpus) hingga kemarin (20/1). Puluhan unit mobil pemadam kebakaran, serta ratusan personel secara bergantian telah diterjunkan. Penyemprotan  dari segala penjuru terus dilakukan.

Perlahan kobaran api yang berada di Blok I berhasil dipadamkan. Dan agar tidak kembali menimbulkan titik api, pendinginan kerap dilakukan petugas. “Seluruh ruangan yang terdiri dari empat lantai di Blok I telah padam. Api berhasil dipadamkan pukul 04.00, kemarin,” kata Kasi Oprasional Damkar DKI Jakarta Mulyanto.

Kebakaran masih terjadi di Blok II, lantai 3. Lokasi tersebut merupakan pusat penjualan pakaian bekas. Banyaknya bahan meterial mudah terbakar membuat kobaran api sulit dipadamkan. 

Kemudian tidak sedikit kios atau toko dalam kondisi terkunci. Akibatnya,  penyemprotan air yang dilakukan petugas tidak mengenai ruangan secara menyeluruh.
Jalan satu-satunya adalah melakukan penjebolan. Namun, lagi-lagi kendala menghapiri petugas pemadam.

Kurangnya jarak pandang karena asap, minimnya pasokan air, serta kondisi bangunan yang rapuh membuat petugas sulit untuk masuk ke dalam. Apabila dipaksakan, dia khawatir menimbulkan korban jiwa.  “Di lantai 3, bagunannya gampang runtuh, sehingga masih sangat berbahaya bagi petugas,” ujarnya di lokasi kejadian kemarin. 

Akibatnya, penyeprotan air hanya bisa dilakukan dari luar area. Sehingga, air yang dikeluarkan dari mobil pemadam kebakaran tidak mengenai seluruh ruangan. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat para petugas. Penyeprotan terus dilakukan. Petugas mulai memberanikan diri untuk masuk ke dalam lokasi untuk memadakan titik api yang tersisa. 

Penyebab terjadi kebakaran belum dapat dipastikan. Sebab, pemeriksaan belum dilakukan. Hal itu dikarenakan seluruh titik api belum sepenuhnya padam. Dia menjelaskan, untuk hasil sementara kebakaran itu diduga akibat korsleting listrik yang terjadi di Blok II lantai 3.  “Dan sebayak 1.691 kios berada di lantai 1 sampai 4 di Blok I dan II, ludes terbakar,” tambah dia.

Sebanyak 67 unit kendaraan pemadam serta 285 personel secara bergantian diterjunkan. Mereka tak pernah letih berusaha menaklukan ganasnya si jago merah.
Setelah kobaran api berhasil dipadamkan, menurut dia, dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh Puslabfor Forensik Mabes Polri.

Dia juga telah menghitung bahwa Senin mendatang (23/1), lokasi kebaran seharusnya telah kembali normal. Sehingga, seluruh pedagang dapat mengecek tokonya masing-masing.

Sabotase

Namun, isu yang mencuat penyebab Pasar Senen terbakar yakni adanya sabotase. Seperti dugaan Rudi Sasmita, pemilik toko CV Sentosa yang menjual berbagai atribut partai. Pria 39 tahun tersebut merasa curiga terkait kronologis kebakaran.

Dia mengatakan bahwa titik api secara bersama timbul di berbagai lokasi yang berbeda. Titik api tersebut, sambungnya, muncul dari Blok II lantai 3 sisi barat dan Blok I sisi utara Pasar Senen.

“Masa ada dua titik api yang bersama. Jadi kan api cepat menyamber ke lokasi lainnya. Dan, saya menduga kalau Pasar Senen memang sengaja dibakar,” cetusnya.

Dugaan lain, lanjut Rudi, yaitu terkait waktu habis kontrak sewa toko. Dia menyebut bahwa bulan Juli tahun ini, kontrak lima tahunan sewa toko telah berakhir.
Seluruh pedagang harus kembali membayar uang sewa. Menurut pengalaman yang dialaminya, tidak sedikit para pedagang yang enggan membayar uang sewa. Dan, semua itu menjadi polemik yang harus ditanggung pengelola gedung.

Merujuk dugaan itulah, kebakaran sengaja dilakukan. Tujuannya, untuk mengusir para pedagang. “Kejadian ini sama hal seperti kebakaran tahun 2014 lalu. Waktu itu, kontrak sewa di blok III, berakhir. Lalu, banyak pedagang yang sulit membayar sewa, dan enggan angkat kaki. Tidak lama kemudian blok itu pun terbakar,” kenang dia. Sama halnya yang terjadi saat ini. Hanya saja, jumlah toko yang terbakar jauh lebih banyak. 

Rudi yakin sudah terjadi sabotase, karena sejak tahun 2009 korsleting listrik atau gangguan lainnya tidak pernah terjadi pada tokonya dan toko-toko lainnya. Semua sarana prasarana berfungsi dengan baik. Hanya saja sarana prasana tersebut tidak berfungsi maksimal. Seperti AC yang tidak lagi terasa dingin. Namun, hal itu tidak menjadi masalah yang mengganggu aktivitas jual-beli.

Dia juga mengeluhkan tidak ada satupun barang dangangan terselamatkan. Api yang cepat menyambar membuat dirinya tak mempunyai waktu untuk menyelamatkan barang dagangannya itu. Akibatnya, kerugian besar pun dialaminya.

 “Kerugian ditaksir sampai Rp 500 juta,” tambah dia. Dia mengatakan bahwa usahanya akan dipindah ke Blok V atau mencari toko di dekat Pasar Senen. 
Di lain pihak, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tahan Marpaung menjelaskan, sembilan saksi telah diperiksa. Saksi-Saksi tersebut merupakan orang pertama kali melihat titik api membakar Pasar Senen. Mereka di antaranya adalah security dan pedagang.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui kronologis kebakaran. Sayangnya, pihaknya belum menuai titik terang. Sebab, tidak ada satupun saksi yang mengetahui secara spesifik terjadinya kebakaran.

 “Untuk mengetahui penyebabnya, kami harus memeriksa langsung di lokasi kejadian. Dan, karena api belum sepenuhnya padam, pemeriksaan itu belum bisa berjalan,” ujar pria berpangkat dua melati di pundaknya itu. 

Sementara itu, Kapolsek Senen Kompol Indra S Tarigan mengatakan pihaknya tidak dapat menduga-duga penyebab kebakaran tersebut. Dia mengatakan bahwa perlu bukti kuat untuk memecahkan sebuah masalah.

“Kami belum bisa memastikan apakah kebakaran adanya unsur kesengajaan, atau adanya unsur lain. Itu dapat diketahui setelah pemeriksaan di lokasi kejadian dilakukan. Dan sembilan saksi itu tetap kami pantau dan diperiksa,” tegas Indra. 

90 Persen “Urang Awak”

Kemarin (21/1), Wali Kota Bukittinggi, M Ramlan Nurmatias meninjau lokasi kebakaran. Didampingi Kabag Humas, Yulman, Wali Kota mendatangi lokasi dan sempat berkomunikasi dengan sejumlah pedagang yang notabene asal Bukittinggi.

 “Dari sekitar 1.600 pedagang korban kebakaran, hampir 90 persen di antaranya urang awak,”ujar Ramlan dalam keterangannya melalui Kabag Humas Yulman, Jumat (20/1). 

Dari informasi yang didapat pihaknya melalui beberapa pedagang, sekitar sepuluh persen dari pedagang “urang awak” asal Sumbar itu berawal dari Bukittinggi. Ramlan pun berupaya menyemangati pedagang agar bersabar dan tawakal.

Salah seorang pedagang dari Bukittinggi, Oyon, dia mengaku tak sempat mengeluarkan barang dagangan dari tokonya. Biar begitu, menurut dia, kedatangan Wali Kota Bukittinggi ke lokasi kebakaran bisa menjadi peubek luka korban kebakaran. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by virgo

Emoji si rambut merah akan hadir?

Tiga Nama Terseret Suap Emirsyah Berstatus Saksi, Dicegah ke Luar Negeri