SEMARANG – PT Sido Muncul mengajak akademisi untuk bekerja sama membantu industri kesehatan Indonesia, dengan membuat penelitian tanaman herbal yang bermanfaat dan mengembangkan obat-obatan herbal. Sido Muncul ingin kalangan milenial seperti mahasiswa bisa mengenal dan mengerti obat-obatan herbal beserta khasiatnya.
“Saya sudah ketemu sekitar 45 perguruan tinggi, khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran. Saya ingin mahasiswa juga tahu tentang obat-obatan herbal,” kata Direktur PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat saat menerima kunjungan kerja Rektor Universitas Mataram, Lalu Husni dan penandatanganan MoU dengan Universitas Mataram, di Pabrik Sido Muncul Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (6/12).
Hingga saat ini, tambah Irwan, Sido Muncul telah bekerja sama dengan 45 perguruan tinggi di Indonesia. Rencananya kerja sama dalam pengembangan obat-obatan herbal, apalagi Universitas Mataram baru mendirikan program studi farmasi. Bentuk kerja sama lebih mengarah pada penelitian tanaman obat alam untuk pengembangan obat herbal di Sido Muncul.
Sido Muncul selalu terbuka untuk kalangan akademisi, baik untuk melakukan kunjungan pabrik, melihat langsung proses produksi, hingga melakukan kerja sama riset. Dari kunjungan ke pabrik, kalangan akademisi bisa tahu langsung visi misi dan roh Sido Muncul dalam menjalankan roda bisnisnya.
“Kedatangan akademisi bagi saya sangat penting. Saya punya kesempatan untuk menunjukkan cara kerja Sido Muncul seperti apa, karena ada yang berpendapat melihat sekali lebih penting daripada mendengar 100 kali. Hasil kunjungan ini nantinya diceritakan pada 32.000 mahasiswanya di Universitas Mataram,” kata Irwan.
Proses Produksi
Rektor Universitas Mataram, Lalu Husni mengatakan dalam kunjungan ini melihat secara langsung proses produksi dan melakukan kerja sama. Dengan kunjungan ini akan semakin meyakinkan dalam mengonsumsi aneka produk Sido Muncul.
“Produksinya sudah berstandar internasional, makin meyakinkan kami dalam konsumsi produk Sido Muncul. Apalagi kami juga tahu, produk Sido Muncul banyak menggunakan bahan kekayaan alam Indonesia,” terang Husni. SM/N-3