Lamongan — Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia setelah sempat tak sadarkan diri karena mengalami benturan atau tabrakan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues, dan penyerang Semen Padang, Marcel Sacramento.
Peristiwa itu terjadi pada menit ke -45, saat Huda membawa Persela menang 2-0 ketika melawan Semen Padang. Huda kemudian diberikan alat bantu pernapasan dari tabung oksigen. Setelah itu, pemain yang membela Persela Lamongan sejak 1999 ini diangkut dengan mobil ambulans untuk dibawa ke rumah sakit.
Setelah mendapat penanganan pihak RS, kiper berusia 38 tahun itu kemudian dinyatakan meninggal dunia pada pukul 16.45 WIB.
Terkait peristiwa tersebut, pihak dari RSUD dr Soegiri Lamongan, yakni dokter Yudistiro Andri Nugroho, Spesialis Anastesi (Kepala unit Instalasi Gawat Darurat), mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, Huda mengalami trauma benturan sehingga menyebabkan henti napas dan henti jantung.
“Choirul Huda mengalami trauma benturan dengan sesama pemain sehingga terjadi apa yang kita sebut henti napas dan henti jantung. Oleh teman-teman medis di stadion sudah dilakukan penanganan pembebasan jalan napas dengan bantuan napas.
Kemudian, Huda dirujuk ke UGD RSUD dr Soegiri. Di ambulans, Huda juga ditangani secara medis untuk bantuan napas maupun untuk penanganan henti jantung,” ujar Yudistrio Andri.
Dia menjelaskan, pihak RS kemudian melakukan pemasangan alat bantu pernapasan terhadap Choirul Huda.”Sesampainya di UGD, Huda segera ditangani.
Kami melakukan pemasangan alat bantu napas yang sifatnya permanen. Kami lakukan inkubasi dengan memasang alat semacam pipa napas. Itu yang menjamin oksigen bisa 100 persen masuk ke paru-paru. Dengan itu, kami harapkan kami melakukan pompa otak sama jantung,” tuturnya.
Dokter Yudistrio mengatakan, setelah diberi penanganan, sempat ada respons dari Choirul Huda, tetapi kemudian kondisinya menurun.
“Pompa jantung dan otak itu dilakukan selama satu jam tidak ada respons. Tidak ada refleks tanda-tanda kehidupan normal. Kemudian, kami menyatakan Huda meninggal pada pukul 16.45 WIB. Kami sudah mati-matian untuk mengembalikan fungsi vital tubuh Choirul Huda,” ujarnya.
Kepergian Choirul Huda menyisakan perasaan tersendiri bagi para pemain Persela Lamongan. Lebih-lebih bagi para pemain muda tim Laskar Joko Tingkir. Menurut salah satu pemain muda Persela, Ahmad Birrul Walidain, Huda cukup akrab dengan para pemain lain tanpa memandang status junior maupun senior.
Di tempat terpisah, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku terkejut atas meninggalnya pemain Persela Lamongan, Choirul Huda.
Dia menyampaikan ucapan belasungkawa atas kepergian kapten sekaligus kiper Persela Lamongan itu. “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun,” kata Imam dengan raut wajah kaget saat diberi tahu kabar meninggalnya Choirul. S-1