Oleh: Leak Kustiyo
CEO Jawa Pos Media
INILAH kabar terkini tentang persuratkabaran. Bukan kabar gembira. Banyak media cetak tutup. Dalam catatan Kata Data: 7 brand media telah berpamitan untuk menutup platform print-nya di tahun 2022. Republika, Nova, Bobo Junior, dan lainnya.
Bahkan, dari jumlah itu, belum termasuk Harian Disway. Harian yang kini full digital itu, cetakan pertamanya begitu atraktif dan menyentak. Ide-ide print yang dihadirkan sungguh sangat brilian dan orisinal khas Dahlan Iskan. Harian bukan koran yang banyak diharap bisa menjadi warna baru untuk menggairahkan kembali industri media cetak yang kini kian sedikit jumlahnya. Pun, di pengujung 2022 juga stop cetak.
Republika adalah satu di antara nama-nama besar surat kabar nasional yang turut berpamitan. (Tanggal) 31 Desember menjadi koran edisi koleksi. Betapa panjang dinamika telah dilalui Republika sebagai institusi media. Kehidupan sebagai perusahaan, pergulatan jurnalistik, raihan prestasi, dan sumbangsih yang telah dilakukan selama 30 tahun buat bangsa.
Republika, kita semua mengakrabi sebagai koran dengan spirit keislaman, modern, dan intens pada kedalaman, tak luput dari benturan media digital. Edisi kertasnya diakhiri dua hari lalu, setelah terbit perdana pada 4 Januari 1993. Ya, Republika kini total digital. Pindah ke jagat baru, tempat berteduh dan berharap hidup untuk beribu media. Juga tempat membangun mimpi baru.
Cetak tak sendirian menghadapi disrupsi media. Dunia radio juga harus punya daya tahan lebih untuk menghadapi situasi yang makin keras tantangannya.
Betapa haru melihat potongan video berisi siaran terakhir BBC Indonesia yang berisi adegan penyiar Heyder Affan dan editor BBC Indonesia Jerome Wirawan menyampaikan kalimat perpisahan.
Dunia Pagi Ini BBC Indonesia dalam siaran terakhir bersama saya Heyder Affan, Jumat 30 Desember 2022.
Ini hari bersejarah, momen bersejarah bagi kami, dan.. sangat berat, pungkas Jerome dengan tenggorokan seolah tercekat, mengakhiri perjalanan panjang siaran BBC Indonesia selama 73 tahun.
Data Nielsen dan lembaga survei lainnya menunjukkan, minat masyarakat pada radio dibanding platform media lain pun kian menyusut. Digerus medsos. Sepanjang punya smartphone, sekarang siapa pun bisa ngecipris siaran. Tapi, bukankah hidup selalu membawa kekecualian?
Radio Suara Surabaya (SS) adalah contoh terbaiknya. Bintang, Fabian, Wismanti, Aini, Restu Indah, atau Widya adalah sederet nama penyiar Radio SS yang suaranya justru semakin sulit dipisahkan dari telinga masyarakat Surabaya. BBC siaran Indonesia boleh menyudahi siarannya. Tapi tidak untuk Suara Surabaya.
Ada kabar baik?
Ada. Temprina Media Grafika, percetakan grup Jawa Pos yang setiap hari mencetak koran Jawa Pos, berencana membeli mesin cetak koran generasi terbaru di semester pertama 2023. Jawa Pos harus meningkat di berbagai sisi. Tak terkecuali kualitas cetak.
Koran mati tak perlu disesali, koran yang masih hidup tak elok membanggakan diri. Selain hidup dan mati adalah rutinitas, hidup juga berisi keharusan-keharusan yang harus dijalani.
Jawa Pos, koran lain, radio-radio, yang tetap terbit dan tetap bersiaran, harus terus membangun nilai dan diri. Harus terus menebar nilai baik buat masyarakat pembaca dan pendengarnya.
Bergantinya jenis media hanyalah cerita pendek dari sejarah panjang peradaban media. Kalau koran dan radio kali ini dalam keharusan menghadapi episode seru, itu tidak perlu ditolak. Itu peran penting! Terus semangat. Teruslah berjuang teman-teman sesama koran dan radio.
Alamiahnya alam adalah berputar. Datang, pergi, datang lagi. Orang koran harus terus berpikir kreatif. Jurnalisme yang baik, yang beretika, yang berimbang, yang akurat, yang khas koran, siapa tahu akan kembali memesona masyarakat kita. Ketika momentumnya tiba. Seperti lato-lato yang ujug-ujug digemari lagi: ethek.. ethek.. ethek.. ethek.. etheek!!
Jawa Pos, selalu ada yang baru. Tunggu! (*)