Pelaksana Tugas (PLT) Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, tentang Sinergi “Busway”
Meski masih banyak hal yang belum dituntaskan, pengoperasian busway koridor 13 ini digadang-gadang bakal menjadi solusi transportasi masyarakat Tangerang. Terlebih, jalur busway ini akan diperpanjang hingga ke Terminal Pori, Tangerang, dan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Untuk mengetahui lebih jelas akan kesiapan jalur busway koridor 13, Koran Jakarta mewawancarai Pelaksana Tugas (PLT) Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat saat meninjau jalur itu, Senin (15/5). Berikut petikannya:
Bagaimana hasil peninjauan jalur busway koridor 13 ini?
Jadi, ada beberapa yang sudah kita putuskan. Pertama, bersama dengan Wali Kota Tangerang, Pak Arif, tentang interkoneksi untuk kita ini, koridor 13 sampai dengan perumahan di Puri Beta.
Termasuk tadi sudah ada rekayasa arus lalu lintas di sekitar Puri Beta, sehingga ini terkoneksivitas betul dengan Kota Tangerang.
Maunya, itu diteruskan sampai dengan Puri Beta tadi. Karena pembangunannya cukup mahal, melibatkan dua provinsi, maka kita akan duduk bareng antara wali kota Jakarta Selatan dengan wali kota Tangerang, gubernur Jawa Barat, Banten, dan DKI, bersama dengan Kementerian Perhubungan, dalam pembiayaan pembangunan rute 13 sampai dengan Puri Beta.
Lalu, bagaimana dengan kesiapan infrastruktur pendukung?
Kita mengecek kesiapan-kesiapan, termasuk pembenahan-pembenahan. Misalnya, mana daerah-daerah yang masuk bottleneck, sumbatan, apa yang perlu kita lakukan? apa yang perlu diamankan. Ini (halte) kan tinggi banget, perlu pengamanan. Saya minta, yang tinggi-tinggi ada batas penjagaannya. Jika perlu, pasang lift dan eskalator.
Kemudian, apalagi yang menjadi perhatian Anda?
Secara terus-menerus kita perhatikan bahwa di sini bersama supirnya harus paham betul jalannya, kuasai medan, pengusaaan medan, ini yang kita lakukan.
Menurut Anda, apa kekurangan koridor 13 ini?
Ini sengaja kita berhenti di halte CSW, yang nanti ke depan sangat sibuk. Karena ini merupakan pertemuan antara tiga moda transportasi. Satu, koridor 1 nanti akan di sini, koridor 13 kemudian terintegrasi dengan MRT. Jadi, ini salah satu nanti halte yang paling sibuk.
Laporannya seperti apa untuk integrasi dengan MRT?
Sekarang ini sudah dirancang, dan terhubung dengan MRT yang sedang dibangun yang ada di bawah. Sengaja untuk mengantisipasi MRT ketika berjalan dan beroperasi. Ini halte yang paling sibuk.
Bagaimana dengan jalur yang dicoba tadi?
Sebelum dioperasikan, tentunya semuanya dipastikan berfungsi dengan baik. Jalurnya penguasaan medannya harus bagus, ketersediaan bus harus bagus, terintegrasi sama kita Tangerang harus jalan.
Makanya, saya sudah diskusi dengan Pak Arief, wali kota Tangerang, untuk mengintegrasikan bus ini untuk warga Tangerang. Hitungan Pak Arief, dari data yang ada itu lebih dari 46 ribu kendaraan tiap hari melewati Jalan Cokroaminoto di Ciledug.
Maka dengan adanya moda transportasi koridor 13 tersebut ke sini Pemkot Tangerang dan warga Tangerang terbantu. Jakarta juga akan terbantu karena kemacetan juga akan berkurang.
Hal apa saja yang perlu disempurnakan lagi?
Kita melihat ada beberapa hal yang perlu disempurnakan dan diperbaiki. Atau dipersiapkan karena belum selesai jadi. Utamanya pengamanan di beberapa halte salah satunya pengamanan di Halte Cipulir. Karena itu tinggi banget, termasuk mengintegrasikan pasar grosir Cipulir dengan pasar jaya. Karena di sana nanti juga halte yang sibuk.
Kemudian, ada juga bottleneck di depan universitas Budi luhur. Ini harus berjalan dengan baik. Tadi juga diinventarisir oleh Dinas Bina Marga, kemudian oleh Transjakarta dan wali kota untuk semua kita kerjakan. peri irawan/AR-3