Indonesia dan Niger membuka era baru dalam hubungan kerja sama kedua negara. Untuk pertama kalinya, semenjak memulai hubungan diplomatik pada tahun 2011, Presiden Niger melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia.
Presiden Niger, Mahamadou Issoufou, tiba sekira pukul 10.30 WIB di halaman Istana Merdeka. Presiden Joko Widodo langsung menyambut hangat kedatangannya saat tiba di sisi barat gedung Istana Merdeka.
Setelahnya, upacara penyambutan dilangsungkan untuk kemudian keduanya masuk menuju Istana Merdeka dan melakukan perbincangan di halaman belakang Istana Merdeka.
Rangkaian acara kemudian berlanjut ke pertemuan bilateral. Mengawali pertemuan ini, Presiden Joko Widodo menyatakan sukacitanya menerima kunjungan resmi Presiden Niger.
“Kita baru saja memulai hubungan diplomatik kedua negara, enam tahun lalu, namun Presiden Mahamadou Issoufou sudah datang dan berkunjung ke Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen besar untuk memajukan hubungan bilateral kedua negara,” ucapnya.
Bagi Presiden Joko Widodo, Indonesia dan Niger memiliki setidaknya tiga ikatan yang kuat: persaudaraan Islam, demokrasi dan kebebasan beragama, dan sama-sama negara yang sedang berkembang. Melalui tiga kesamaan tersebut, ia berharap hubungan kedua negara dapat terjalin semakin baik.
“Saya berharap dengan bermodalkan ikatan itu, kedua negara dapat terus meningkatkan hubungan persaudaraan dan kerja sama konkret di berbagai bidang,” ujarnya.
Niger merupakan negara republik di Afrika Barat. Negara ini memiliki luas area sebesar 1.267.000 kilometer persegi. Penduduknya berkisar 20,6 juta jiwa dengan mayoritas beragama Islam. Perekonomian Niger utamanya berpusat pada pertanian dan peternakan di mana 14 persen produk domestik brutonya dihasilkan melalui produksi ternak.
Pencapaian Kesepakatan dan Kerja Sama Kedua Negara
Kunjungan kenegaraan Presiden Niger merupakan kunjungan yang bersejarah. Presiden Joko Widodo sendiri berpandangan bahwa sebagai dua negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, hubungan kedua negara yang lebih jauh dapat mendorong kemajuan umat Islam dan menyampaikan nilai-nilai Islam yang toleran.
“Sebagai dua negara dengan penduduk mayoritas Islam, kunjungan Yang Mulia Presiden Mahamadou Issoufou terasa penting dalam mendorong Islam yang rahmatan lil alamin, Islam dengan nilai modernisasi dan toleransi, dan kerja sama memajukan umat Islam baik dalam Organisasi Kerja Sama Islam, maupun kerja sama bilateral,” ucapnya saat memberikan pernyataan pers bersama usai pertemuan bilateral.
Presiden juga berujar bahwa hubungan kerja sama dengan Niger merupakan hal yang sangat penting diupayakan mengingat Afrika merupakan salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia saat ini. Kedua negara pun telah mencapai kata sepakat untuk meningkatkan sejumlah kerja sama.
“Presiden Mahamadou Issoufou dan saya telah membahas upaya peningkatan kerja sama berbasis ekonomi, yaitu kerja sama di bidang infrastruktur, industri strategis, energi, teknis, dan SDM,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Dalam bidang teknis, Indonesia dipandang memiliki sejumlah pengalaman dalam mengembangkan sejumlah sektor seperti pertanian dan perikanan. Untuk itu, pihaknya menawarkan bantuan teknis bagi pengembangan sejumlah sektor tersebut kepada Niger.
“Indonesia memiliki pengalaman yang dapat dibagi kepada Niger. Untuk itu Indonesia akan dengan senang hati menawarkan kerja sama teknis antara lain untuk pertanian, perikanan, pendidikan, usaha kecil menengah, di bidang kesehatan, dan keluarga berencana,” ucapnya.
Sementara di bidang perdagangan, kedua negara sepakat untuk mengambil langkah penurunan hambatan tarif dan nontarif. Selain itu, sebagai negara anggota The Economic Community of West African States (ECOWAS), Niger juga dimintai dukungannya dalam pembahasan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dengan ECOWAS.
“Saya mengundang para pengusaha Niger yang akan membuat kesepakatan bisnis dengan Indonesia untuk hadir pada acara Indonesia-Africa Forum di Bali pada April 2018,” ia menambahkan.
Presiden Mahamadou Issoufou, saat memberikan pernyataannya, mengungkap bahwa dirinya mendukung pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Baginya, Indonesia dapat menunjukkan peran pentingnya bagi perdamaian dunia, khususnya dalam hal penanggulangan terorisme.
“Saya sudah menyampaikan dukungan saya untuk pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB,” ujar Presiden Niger.